Dust, Blood and Slave (Black Angel, final part)

607 15 20
                                    

Mingi mati untuk yang kedua kalinya, dia mati ditangan Yunho sendiri, pria yang selama ini bersusah payah untuk membawanya kembali ke dunia bahkan dengan cara paling kotor sekalipun.

Semuanya sia-sia dan Yunho gagal. sekarang dia harus menanggung akibat perbuatannya seorang diri.

Mata kosong Yunho pun perlahan mulai basah oleh air mata, namun bukannya menangis Yunho justru tertawa histeris sambil memeluk tubuh dingin tanpa kepala milik Mingi.

Tidak peduli seberapa kotor tubuh itu oleh darah, Yunho tetap memeluknya dengan sangat erat hingga darah segar menciprat dari tunggul sisa kepala pasangannya.

"Sialan…kau lihat kan Mingi… aku masih mencintaimu, kalau kau ingin mati aku tetap akan mengabulkannya untukmu…meskipun aku harus menjadi gila saat melakukannya" bisik Yunho dengan senyum miris sambil menggenggam erat tangan pasangannya yang sudah mati.

Setelah meninggalkan ciuman kecil pada tangan dingin itu Yunho pun beralih ke kepala Mingi yang tergeletak di pangkuannya.

Tanpa rasa jijik sedikitpun, Yunho pun mengangkat kepala itu kemudian mencium mesra bibir pucat pasangannya.

"Maaf karena membuatmu kesakitan Mingi, tapi aku sama sekali tidak berniat untuk melepaskanmu dalam waktu dekat"

Tatapan kosong pun perlahan berubah menjadi seringai gelap penuh nafsu saat Yunho meletakkan kepala Mingi diatas meja menghadap dirinya sendiri yang tengah melepas pakaiannya.

Yunho tahu jika wajahnya mungkin terlihat hancur karena air mata dan darah, tapi apa pedulinya? Lagipula Mingi sudah mati jadi hal itu tak mengganggunya sama sekali.

Tanpa keraguan sama sekali Yunho pun merobek pakaian dari jasad dan langsung duduk diatas kemaluan mantan pasangannya.

Meskipun tahu jika yang ada dibawahnya adalah tubuh yang sudah mati tapi Yunho tetap menggerakkan pinggulnya dengan sangat sensual seakan ingin menggodanya hingga benda itu mengeras.

Tak hanya tubuh bawahnya yang bekerja, tangan Yunho yang kotor oleh darah pun ikut bergerak memompa kemaluannya sendiri sementara bibirnya sibuk mencumbu bibir lain yang ada diatas meja.

Tak puas dengan rangsangan yang dia lakukan, Yunho pun berhenti sejenak untuk mengubur kemaluan Mingi di dalam lubangnya sebelum memompa benda itu keras-keras ke dalam tubuhnya sendiri.

"A-aah… nhhh… Mingi…. Uhhh… ouhh.."

Meskipun Yunho tahu bahwa tindakannya itu cukup menjijikkan tapi dia tak peduli dan terus melemparkan pinggulnya ke atas dan kebawah hingga benda itu berhasil mengenai titik lemahnya.

Desahan nikmat pun terdengar semakin keras seiring dengan gerakan pinggulnya yang semakin liar, namun Yunho belum merasa puas sama sekali.

Tanpa rasa ragu, Yunho mengambil salah satu tangan dingin jasad dibawahnya kemudian memasukkannya ke dalam bersamaan dengan kemaluannya.

Meskipun Yunho merasa lubangnya seperti akan hancur tapi dia tak menurunkan kecepatannya sama sekali. Dengan hawa nafsunya yang sudah tak wajar itu Yunho justru semakin bersemangat mengejar pelepasan sendiri.

"Ahhh!! Ahhh sialan… uhhnh… uhh.. Mingi!!"

Setelah kemaluannya itu bocor Yunho pun perlahan bersandar pada bahu jasad Mingi, sambil menjilat sensual tangan yang penuh dengan benihnya sendiri.

Meskipun terasa sangat aneh namun Yunho tetap menyamankan diri diatas pangkuan jasad pasangan itu. Bau darah dari sisa kepala yang terpenggal sama sekali tidak mengganggunya dan justru  membuat Yunho semakin bernafsu terbukti dari tangannya yang tidak mau berhenti meraba tubuh dingin di bawahnya itu.

Ours YunhoeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang