"Allah tidak akan pernah salah mempertemukanmu dengan seseorang. Hadirnya membawa salah satu di antara dua hadiah untukmu, yaitu kebahagiaan dan pengalaman."
-Imam Al Ghazali-
*
*
*Matahari masih belum juga nampak di ufuknya saat aku mulai membuka mata dan mengambil air wudhu. Kubentangkan sajadah di kamarku dan mulai kulaksanakan shalat 2 rakaat. Sesekali kutatap Abigail yang masih dengan nyenyaknya tertidur di tempat tidurnya hingga salam dan sujud menjadi akhir dari indahnya shalat nan mulia ini. Kuambil sebuah tasbih yang berada di atas mejaku sebelum kuputar bulir-bulir kemuliaannya bersamaan dengan indah dan tenangnya hatiku yang berdzikir. Ucapan Abigail terakhir kali membuat sekujur tubuhku bergetar hebat di setiap saat aku mengingatnya.
"Aku butuh sang pendekar untuk menuntunku menuju islam Zhafira," ucapnya terakhir kali, "aku butuh Yusuf untuk mengenalkanku tentang islam lebih dalam."
"Astagfirullahaladzim," gumamku kembali berdzikir sembali memutar buliran tasbihku.
Kupejamkan mataku sejenak berusaha menenangkan diriku di sepertiga malam ini. Masih teringat dengan jelas kala itu bagaimana ucapan Yusuf beberapa saat yang lalu yang berhasil membuat air mataku menetes dengan pedihnya.
***
3 tahun yang lalu.
"Aku minta maaf bah," ucap Yusuf pelan kepada sang ayah.
"Kenapa le?" tanya sang ayah.
"Bah, aku ga bisa melakukan ini."
"Berikan abah alasannya."
Yusuf terdiam. Kedua lelaki itu tengah berada di dalam mobil menuju rumah Zhafira. Yusuf tau ada perasaan berat dalam hatinya yang mengganjal. Ia tau siapa Zhafira dam bagaimana sulitnya mengait hatinya. Namun, bagaimana sang ayah dan kakeknya yang memaksanya pulang untuk menemui keluarga Zhafira merupakan hal yang lain.
"Abah," ucap Yusuf pelan. "Yusuf tuh berniat untuk mencari wanita Tareem, seperti bang Zaidan, tapi kenapa abah malah menjodohkan aku dengan Zhafira?"
"Memangnya semua wanita yang baik itu berasal dari Tareem?"
"Tidak bah tapi..."
"Haliza? Gadis Mesir itu toh?"
"Kenapa abah bicara seperti itu?" protes Yusuf, "bah, Yusuf cuman belum siap."
"Ya apa salahnya cuman bertemu keluarganya? Kita kan cuman Ta'aruf, kalau kamu suka ya lanjut tapi kalau kamu ndak suka ya sudah, anggap saja hanya menyambung tali silaturrahim."
"Tapi bagaimana dengan perasaan Yusuf bah?"
"Ada seseorang yang kamu suka?"
"Bah, itu perasaan hati, Yusuf ndak bisa nyeritain itu ke abah."
"Terus apa le? Kenapa kamu ndak mau sama Zhafira padahal abang kamu berusaha mengejarnya?"
"Aku sama abang beda toh bah, ndak usah disamakan."
"Apa yang membuat kamu ndak mau sama Zhafira? Memangnya kamu pernah melihatnya secara langsung?"
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is not Cleopatra
Roman d'amour"Ketahuilah, apapun yang menjadikanmu tergetar, itulah yang terbaik untukmu! Dan karena itulah, kalbu seorang pencinta-Nya lebih besar daripada Singgasana-Nya."-Rumi ----- "Tuhan sedang menarikmu menuju apa yang menjadi rencana-Nya," ucapan itu memb...