"Sampai detik ini setidaknya aku tau gimana rasanya mencintai dalam diam, memendam perasaan rindu sendirian."
*
*
*2 tahun yang lalu.
"Pengeboman terjadi bertubi-tubi di jalur Gaza Utara."
"Stok anestesi dan oksigen sudah menipis."
"Korban yang berjatuhan terus meningkat sebanyak 35% dari jumlah sebelumnya."
"Dokter Daffa ada korban yang butuh untuk di evakuasi segera di sebelah sini."
"Siapkan Antibiotik untuk sementara, kita tidak bisa menghabiskan anestesi dan oksigen kecuali dalam keadaan yang sangat krusial," pintah Daffa tegas.
"Baik dokter."
"Dokter Syafeed sedang memberikan CPR kepada pasien di halaman depan."
"Dokter Fazia anak ini mengalami gejala Pneumothorax."
"Siapkan jarum dan selang," pintah cepat Fazia.
"Dhaniya di sebeleh sini, seorang remaja berusia sekitar 20 tahun mengalami cedera di tulang rusuknya."
"Baik saya datang."
"Raifa dan Shafa membutuhkan betadine lebih untuk menangani luka luar dari korban yang ada di halaman."
"Haliza sedang memeriksa persediaan di gudang."
"Askara datang dengan membawa sekitar 48 orang untuk dievakuasi dengan jumlah total orang yang tewas ada 24 dan sisanya membutuhkan perawatan, dimana 8 diantaranya sudah berada di label hitam dan 5 orang berada di label hijau."
"Prioritaskan label hijau segera! Masukkan ke dalam ruang operasi!" teriak Daffa mendengar keributan itu.
"Hasil laboratorium ada pada Haidar."
"Masukkan label hijau segera!" balas Haidar cepat.
Situasi begitu kacau balau di mana segalanya mulai tak terarah dengan banyaknya korban yang mulai berdatangan untuk membutuhkan pertolongan. Untuk kali pertama Daffa berteriak sepanjang hidupnya demi banyaknya nyawa yang harus ia tolong.
"Bantuan Alkohol dan NaCl datang," ucap tegas Fariza yang membawa kardus berisi 2 cairan itu.
"Tolong letakkan di belakang, Zaidan."
"Yusuf bisa kemari dan bantu saya evakuasi!" suara Askara terdengar sama paniknya kala Yusuf berlari membantunya.
"Pukul 13.15 Waktu Standar Palestina, Saya dokter Daffa Ramdan Fauzi menyatakan bahwa saudara Ahmeed Al-Hassan telah meninggal dunia," suara Daffa bergetar kala keheningan tiba-tiba hadir saat ia mengatakan hal tersebut.
Laki-laki tampan itu lantas mengangguk sembari memejamkan matanya sebelum menutup indah wajah tentara muda itu dengan kain putih yang menyelimutinya. Matanya memanas pedih kala gus Syafeed menepuk bahunya menguatkan dan menatapnya yakin.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is not Cleopatra
Romansa"Ketahuilah, apapun yang menjadikanmu tergetar, itulah yang terbaik untukmu! Dan karena itulah, kalbu seorang pencinta-Nya lebih besar daripada Singgasana-Nya."-Rumi ----- "Tuhan sedang menarikmu menuju apa yang menjadi rencana-Nya," ucapan itu memb...