"Hanya bisa menutup luka. Menahan api cemburu. Memendam rasa kecewa. Karena mau marahpun aku sadar, 'siapa aku?'."
*
*
*2 tahun kemudian.
Aku menatap indah langit siang kala itu sebelum kulempar topi wisudaku ke langit bersamaan dengan senyuman indahku yang terpancar. Sesekali ku peluk kedua orang tuaku yang hadir dengan senyuman bangga mereka bersama dengan adik.perempuanku satu-satunya yang kini baru menginjakkan program sarjana di Oxford University.
"Selamat ya nduk, ayah bangga sama kamu," ucap ayahku yang membuat air mata bahagia membasahi indah mataku sebelum memeluk beliau.
"Ibu juga bangga sama kamu, nduk."
Kupeluk kedua orang tuaku berserta adikku dengan bangganya.
"Zhafira!!" teriak seseorang yang membuatku menoleh dan menatapnya.
"Abigail!!" balasku yang memeluk sahabatku itu yang juga berbalut toga kemenangan kami.
"Congratulation."
"You too. Congratulation Abigail."
"Zhafira! Abigail!" suara salah satu sahabat kami yang membuat kami menatapnya dan memeluknya bersama.
"Dhaniya!!" teriak kami memeluk perempuan cantik itu.
"Selamat ya buat kalian berdua," ucap Dhaniya dengan mata menyipit yang menandakan bahwa sahabatku ini tengah tersenyum di balik cadar mulianya.
"Kapan kamu akan menyusul?" tanya Abigail.
"Aku akan menyusul di bulan depan."
"Dhaniya, selamat!!!" ucapku bersemangat.
"Alhamdulillah."
"Masyaallah, aku bangga dengan kalian," tutur Abigail dengan begitu indahnya.
"Makasih 2 tahun ini, kalian keren banget," tambahku.
"Kita semua hebat," balas Dhaniya yang disetujui oleh anggukan Abigail.
"Zhafira! Abigail! Congratulation!" teriak Raifa dan Shafa bersamaan sembari membaur dalam pelukan kami.
"Kalian datang?" tanyaku dengan semangatnya.
"Harus dong, demi bestie kita kenapa enggak, ya kan Shaf?"
"Iya dong. Kalian semua keren banget deh," balas Shafa dengan indah senyuman yang merekah di antara bibirnya.
"Thanks ya kalian semua," ujar Abigail yang memeluk kami semua sekali lagi.
"Foto yuk!" ajak Raifa dengan semangatnya.
"Ide bagus, sebentar aku minta tolong adikku ya?" ucapku sebelum meminta adikku, Zhalina, untuk memfoto kami semua.
Begitu indah kala indah persahabatan kami tersimpan dalam memori ponselku dengan indahnya. Senyuman merekah dengan begitu indahnya di antara bibir kami. Hari ini adalah musim semi di Benua Amerika yang membuat hasil foto kami terlihat begitu indah dengan pemandangan gedung putih Massachusetts Institute of Technology.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is not Cleopatra
Romansa"Ketahuilah, apapun yang menjadikanmu tergetar, itulah yang terbaik untukmu! Dan karena itulah, kalbu seorang pencinta-Nya lebih besar daripada Singgasana-Nya."-Rumi ----- "Tuhan sedang menarikmu menuju apa yang menjadi rencana-Nya," ucapan itu memb...