Saat itu, Zafran baru saja sampai mengantar Zean ke sekolah. Namun, saat Zean baru turun dari dalam mobil, Zean berpapasan dengan dua sahabatnya, yaitu Ikal dan Raka. Mereka adalah sahabat Zean dan Zein saat masih SD dulu. Kini mereka bersekolah di sekolah yang sama lagi dengan Zean dan Zein.
"Ikal! Raka!" panggil Zean saat melihat Ikal dan Raka berjalan keluar dari gerbang sekolah.
"Eh, Zean!" sahut Ikal.
Ikal dan Raka pun berjalan menghampiri Zean yang saat itu baru saja turun dari dalam mobil.
"Pada mau kemana?" tanya Zean pada Ikal dan Raka.
"Biasa, Ze. Kita mau nongkrong dulu di warung mba cantik," ucap Ikal.
"Iya, Ze. Hehe.. tapi btw kok lo berangkatnya ngga barengan sama Zein, sih? Tumben banget! Biasa juga bareng terus berangkatnya sama Zein. Apa dia ngga masuk sekolah hari ini?" ucap Raka pada Zean.
"Bukannya dia udah berangkat duluan tadi?" balas Zean.
"Hah? Belum, kok! Dari tadi kita dudukan di kelas, kita belum liat Zein masuk ke kelas. Iya kan, Kal?" ucap Raka lalu melirik Ikal yang berdiri di sebelahnya.
"Iya, Ze. Dari tadi gue belum liat Zein di kelas," jawab Ikal.
"Apa dia langsung nemuin bu Nandang, yah?" ucap Zean.
"Bu Nandang? Ngapain dia ketemu sama bu Nandang?" tanya Reynaldi.
"Tapi bukannya bu Nandang lagi ada dinas ke luar kota, yah? Baru kemaren sore katanya beliau berangkat, kan? Ngga mungkin dong kalo Zein nemuin bu Nandang hari ini? Soalnya Bu Nandang kan baru pergi kemaren sore, terus katanya Bu Nandang dinasnya juga sampe 3 hari, kan?" ucap Ikal.
"Anjir, iya bener! Gue lupa! Berarti Zein bohongin gue, dong!" ucap Zean.
Karena Zafran saat itu masih berada di dalam mobil dan belum melajukan mobilnya meninggalkan sekolah, Zafran pun masih sempat mendengarkan obrolan Zean dengan kedua sahabatnya itu.
"Jadi kamu berani bohongin papa lagi, Zein?! Kamu pasti mau bolos sekolah, kan?! Ketahuan kamu, Zein! Kamu pake alesan mau ketemu sama guru kamu di sekolah, tapi ternyata kamu malah bohong! Kamu harus jelasin ini sama papa, Zein!" batin Zafran lalu ia mulai melajukan mobilnya meninggalkan Zean dan kedua sahabatnya itu yang masih berada di depan gerbang sekolah.
••••
Zein berlarian menyusuri koridor sekolahnya. Ia baru saja sampai di sekolahnya setelah kembali menaiki bus. Namun, bus yang ia tumpangi itu berbeda dengan bus yang pertama ia naiki. Ia menaiki bus lain bersama dengan dokter cantik bernama Tania yang sempat menolongnya begitu asmanya kambuh saat di dalam bus.
Setelah Zein sampai di kelasnya, ia langsung berjalan ke arah bangkunya yang ada di sebelah Zean. Beruntung saat itu kelasnya masih belum ada guru yang masuk untuk mengajar karena bel masuk belum lama berbunyi. Dengan napas masih ngos-ngosan, Zein langsung mendapat pertanyaan dari Zean.
"Lo habis darimana?!" tanya Zean pada Zein.
"Gue..," ucap Zean.
"Lo kenapa bohong, Zein?!" potong Zean.
"Ze, gue tadi..," ucap Zein.
"Lo bilang, katanya lo berangkat lebih pagi karena mau ketemu sama bu Nandang! Tapi bu Nandang hari ini ngga ada di sekolah! Bu Nandang masih dinas di luar kota dan lo juga pasti tau itu, kan?!" ucap Zean terus memotong ucapan Zein.
"Sorry, Ze..," jawab Zein.
"Kenapa lo baru nyampe sekolah?! Bukannya harusnya lo duluan yang nyampe?! Lo tuh habis kemana aja sih, Zein?! Kenapa lo harus bohong?! Lo sengaja tadi berangkat sekolah duluan karena marah sama gue?! Emang gue salah apa?! Kalo lo emang marah sama gue, harusnya lo bilang aja, Zein! Lo bilang salah gue apa! Jangan malah ninggalin gue gitu aja kayak tadi! Selesai-in dong masalah lo sama gue!" ucap Zean.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Si Perindu Papa ✓
Roman pour AdolescentsDILARANG PLAGIAT !!! ❌ Dalam book "Aku, Si Perindu Papa", Zein merasakan jarak emosional yang mendalam dengan papanya, Zafran. Meskipun tinggal bersama, hubungan mereka kian memburuk, membuat Zein merasa terasing dan tidak diinginkan. Melalui serang...