(27) Kabar Baik

870 86 7
                                    

Karena notif yg part 26-nya agak delay, jadi pastiin kalian baca part-nya urut, ya.. cek lagi kalo belum kebaca yg part 26 guys, biar kalian ngga kelewat sama part-nya.. habis baca part yg itu, baru kalian baca yg ini 👇🏻💖

~~~

Beberapa hari telah berlalu sejak Zein terbaring di rumah sakit. Hari itu, tiba saat Zein akhirnya diperbolehkan pulang, meskipun sebelumnya masih harus menjalani pemeriksaan terakhir. Di ruang pemeriksaan, terlihat hanya ada eyang dan papa yang menunggu dengan harapan yang tinggi untuk mendengar kabar baik tentang kesehatan Zein. Opa dan oma tidak bisa ikut menjemput Zein pulang dari rumah sakit karena mereka masih ada kesibukan lain yang tidak bisa ditinggal.

Sementara itu, Zean juga tidak bisa bergabung dalam momen penting itu karena ia masih belum pulang dari sekolah. 

Meskipun kehadiran Zean tidak bisa dinikmati pada momen penting itu, semangat untuk Zein tetap tinggi. Pemeriksaan pun berlangsung lancar, meskipun Zean tidak ikut menemani.

Setelah pemeriksaan selesai, dokter Bagyo dan dokter Tania tampak membahas hasil pemeriksaan terakhir Zein sebelum pulang.

"Dokter Tania, hasil pemeriksaan terakhirnya cukup memuaskan. Zein sudah siap untuk pulang," ujar dokter Bagyo dengan senyum di wajahnya.

Dokter Tania mengangguk, rasa lega terpancar jelas dari ekspresinya. "Terima kasih, dokter Bagyo. Sungguh perjalanan yang panjang, tapi melihat Zein sembuh membuat segalanya terasa berarti."

Dokter Bagyo mengangguk setuju, "Dia adalah seorang pejuang sepertimu, dokter Tania."

Senyum tulus terukir di wajah dokter Tania, merasa bangga atas perjalanan kesembuhan Zein.

Dokter Bagyo dan dokter Tania tampak lega melihat Zein yang akhirnya berhasil melewati masa sulitnya di rumah sakit dengan baik. Mereka berdua saling bertatapan dengan senyuman di wajah mereka, merasa bangga dengan perjuangan Zein dan juga merasa bersyukur karena Zein kini telah sembuh.

Zein pun ikut tersenyum bahagia mendengar pujian dari dokter Bagyo dan dokter Tania. "Terima kasih, dokter. Zein juga mau ucapin terima kasih banyak buat dokter Bagyo dan dokter Tania karena udah banyak bantu Zein lewatin semuanya sampe Zein bisa sehat lagi kayak sekarang," ucap Zein dengan suara yang penuh rasa terima kasih.

Eyang dan papa juga ikut menyuarakan rasa terima kasih mereka kepada dokter Bagyo dan dokter Tania. Mereka mengucapkan banyak terima kasih atas segala upaya dan perhatian yang telah diberikan kepada Zein selama perawatan di rumah sakit.

"Kami tidak tahu bagaimana kami bisa membalas kebaikan Anda berdua. Terima kasih telah menjadi pemdamping dan pelindung bagi Zein selama Zein menjalani perawatan di rumah sakit ini," ujar Zafran dengan tulus.

Dokter Bagyo dan dokter Tania tersenyum lebar mendengar ucapan terima kasih dari keluarga Zein. Mereka merasa senang dan bangga bisa menjadi bagian dari proses penyembuhan Zein.

"Kami hanya melakukan tugas kami sebagai dokter dengan sepenuh hati. Semoga Zein bisa segera pulih sepenuhnya dan kembali menjalani kehidupannya yang normal," ucap dokter Bagyo dengan penuh harapan.

Semua orang di ruangan itu kemudian bertukar senyuman, penuh dengan rasa syukur atas kesembuhan Zein dan juga rasa terima kasih yang mendalam kepada dokter Bagyo dan dokter Tania. Mereka semua berdo'a agar Zein bisa segera kembali ke kehidupannya yang normal dengan sehat dan bahagia.

Di tengah kebahagiaan itu, dokter Tania dengan lembut menjangkau telinga Zein. Dengan senyum hangat, ia membisikkan sesuatu pada Zein, seolah-olah memberikan pesan penting yang hanya mereka berdua yang tahu. Suaranya lembut namun penuh dengan kehangatan dan kasih sayang, mengalir dalam ruangan yang hening.

Aku, Si Perindu Papa ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang