Setelah Zein mendapat penanganan di IGD, akhirnya Zein pun dipindahkan ke ruang rawat. Namun, meski sudah mendapat penanganan dokter, saat itu Zein masih belum sadar. Dokter yang menangani Zein yakni dokter Tania menyarankan Zein supaya dirawat di rumah sakit selama beberapa hari karena kondisi paru-paru Zein masih belum cukup baik dan ia masih perlu mendapatkan penanganan medis di rumah sakit.
Dokter Tania yang saat itu masih berada di ruang rawat Zein tampak menatap wajah pucat Zein dengan tatapan khawatirnya. Ia lalu menaikkan selimut rumah sakit yang dipakai Zein hingga sebatas dada. Setelah itu, tiba-tiba kejadian tadi siang saat dirinya bertemu dengan Zein untuk pertama kalinya kembali melintas di memori kepalanya.
Flashback on :
Saat itu, dokter Tania tengah berusaha menolong Zein karena asma Zein kambuh saat di dalam bus. Karena bus saat itu sedang penuh sesak, dokter Tania pun segera membawa Zein keluar dari dalam bus dan turun ke halte. Begitu sampai di halte, dokter Tania langsung mencari inhaler yang Zein bawa di dalam tas sekolahnya. Setelah menemukan inhaler di dalam tas sekolah Zein, dokter Tania pun segera mengocoknya sebentar dan menyemprotkannya pada mulut Zein. Saat Zein sudah merasa lebih baik, barulah dokter Tania mulai berkenalan dengan Zein.
"Bawa minum air putih ngga kamu?" tanya dokter Tania pada Zein.
Zein menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan dokter Tania.
Mendengar jawaban Zein, dokter Tania akhirnya membuka tas miliknya dan mengeluarkan air mineral botol yang tutupnya masih tersegel.
"Tante bawa minum, nih! Kamu minum dulu, ya? Takutnya kamu dehidrasi," ucap dokter Tania.
"Ngga usah, tante. Aku nanti beli minum sendiri aja kalo udah nyampe sekolah. Aku mau beli minum di kantin," jawab Zein yang suaranya saat itu masih terdengar pelan karena sesak napasnya baru saja baikan.
"Ngga pa-pa. Minum punya tante aja. Tante masih punya 1 lagi, kok. Sebentar, tante bukain dulu tutupnya, ya!" ucap dokter Tania lalu membukakan tutup botol air mineral itu.
"Nih, udah tante bukain tutupnya! Diminum, ya? Pelan-pelan aja minumnya!" ucap dokter Tania memberikan air mineral yang sudah dibukakan tutup botolnya.
Zein pun akhirnya menerima air mineral pemberian dari dokter Tania dan meminumnya sedikit untuk sekedar membasahi tenggorokannya yang kering.
"Makasih, tante," ucap Zein setelah meminum air mineral itu.
"Sama-sama, sayang. Oh iya, nih tutupnya! Siapa tau nanti kamu mau minum lagi. Sekarang ditutup lagi dulu botolnya kalo udah ngga diminum," ucap dokter Tania sambil memberikan tutup botol air mineral tadi pada Zein.
Setelah Zein menerima tutup botolnya, Zein pun langsung menutup kembali botol air mineral itu.
"Kalo boleh tante tau, nama kamu siapa?" tanya dokter Tania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Si Perindu Papa ✓
Novela JuvenilDILARANG PLAGIAT !!! ❌ Dalam book "Aku, Si Perindu Papa", Zein merasakan jarak emosional yang mendalam dengan papanya, Zafran. Meskipun tinggal bersama, hubungan mereka kian memburuk, membuat Zein merasa terasing dan tidak diinginkan. Melalui serang...