Sebagai nona keluarga bangsawan penyihir sekaligus tunangan putra mahkota, aku menerima pendidikan yang lebih dari pada orang-orang seusia ku.
Meski pembelajaran ku dilakukan privat oleh guru yang berbeda-beda, aku tidak tertinggal dan justru lebih cerdas dari pada murid academi.
Sejak usiaku 6 tahun aku sudah mulai dengan pembelajaran ekonomi dan akuntasi. Dasar, perkalian ku bahkan tidak begitu lancar saat itu.
Dari ku pelajari, ada tiga Duke di kekaisaran. Salah satunya Ayahku sekaligus sang pemilik menara sihir.
Dari segi pandang ekonomi, wilayah Duke adalah yang termakmur di kekaisaran Abaru. Penghasilan tekstil, ladang dan batu sihir adalah Cuan utama.
Kalau yang paling miskin ialah tempat ini, kota Bia yang dipimpin Baron Tunga.
Sarang penjahat, orang miskin dan terbelakang, penjudi, dan pengemis. Tidak ada lapangan kerja yang pasti. Ladang mereka tidak subur, aliran air macet, gersang.
Jika nanti aku diangkat menjadi putri mahkota, aku akan mengurusi tempat ini.
Jika nanti atau lebih tepatnya tidak akan terjadi.
Posisi putri mahkota adalah milik Sienna Floryn.
Ow... Aku jadi kasihan dengan semua pendidikan yang disiapkan untukku sebagai putri mahkota.
"Rienra, eratkan sarung tanganmu, semua yang ada disini akan membuatmu kotor," ujar Javier risih dengan tempat ini.
Aku berdecak begitu aroma tak sedap got bercampur alkohol yang diminum prajurit wilayah yang sedang mabuk. Koruptor wilayah, yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin. Pemandangan yang buruk untuk dilihat dengan mata telanjang.
"Kalau di jalan utama saja sudah sebau ini, bagaimana dengan kolong jembatan yang kita tuju?" tanya Javier lagi.
Aku mempercepat langkah disusul Javier.
Berdiri di tempat kumuh dengan penampilan paling bagus menjadi sangat mencolok. Padahal kami hanya memakai pakaian biasa hanya saja orang-orang disini memakai pakaian yang tidak layak pakai.
Kolong jembatan mengerikan seperti yang diperkirakan. Air kotor dan lumpur menggenang tanpa menanggani pasti. Tidak ada seorang pun di tempat ini. Tidak mungkin kan Yve berbohong?
"Javier, cari dia."
Dia, si Zack Mee harusnya tidak beranjak disini. Dimanakah dia? Apa dia sudah pergi?
Membayangkan dia pergi membuatku marah. Beraninya dia mempermainkanku setelah mengorbankan 11 kantung koin emas.
Lagipula tempat ini sangat kotor, bahkan ada bangkai dan tulang berulang manusia. Tikus-tikus berlarian. Suara balon pecah dari cairan sungai kotor hitam. Jaring laba-laba di setiap sisi.
Mungkin Zack tidak betah disini dan pergi.
"Rienra!"
Mataku berbinar ketika Javier memanggil dan langsung pergi ke arahnya.
Javier merengut jijik sementara aku tersenyum senang melihat manusia di depannya yang meringkuk dan gemetar.
Kurus kering, berantakan, pucat, dan tampak penyakitan.
"Apa ini dia?" tanya Javier merasa horor.
Aku tak menjawab dan menendang kaki laki-laki yang gemetar itu. "Heh! Bangun!"
Spring Love menyatakan kalau sifat Rienraline Varasia Zoro hanya beda tipis dengan iblis itu benar adanya.
Aku memang jahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Great Evil Sorceress Live (End)
RandomRienraline Varasia Zoro, tunangan putra mahkota kekaisaran Abaru dan putri tunggal pemilik menara sihir. Rienra adalah aku. Status ku tidaklah main-main. Ayahku penyihir agung, tunanganku pangeran mahkota atau lebih tepatnya, aku calon Ratu kekaisar...