Sial.
Satu rumah dengan penyihir yang lebih berpengalaman itu sangat susah. Entah bagaimana aku menyembunyikan sesuatu, dia bisa mengetahuinya.
Aku menyimpan laki-laki di kamar sudah ketahuan. Kini tinggal menunggu kepalaku terpisah dari leher.
Mana yang lebih baik, dipasung atau ditebas?
Berhenti menghadap pintu sangat aneh, terlebih dengan posisi membelakangi penyihir agung. Aku tidak bisa menebak ekspresi apa yang sedang ia keluarkan sekarang.
"Sepertinya memang benar,"
Suara penyihir agung membuat ludah di leher tercekat.
"Anda tidak menghukum saya?" dengan keberanian yang terkumpul aku kembali melihat wajahnya.
Yang ku dapatkan hanya wajah penuh seringaian. Dia menopang kepalanya dengan dua tangan dan menatapku aneh.
"Kau serius minta dihukum?"
"Tidak," aku jadi ragu ingin melawan perkataannya, "tingkah saya sudah keterlaluan, wajar jika anda menghukum saya,"
Sebodoh-bodohnya aku, tidak mungkin aku melawan penyihir agung yang sudah membiayai hidupku sampai hari ini. Meskipun berkat dia aku bisa lahir dan hidup enak-enakkan, aku tidak boleh keluar batas.
"Lakukan saja, terserah padamu," penyihir agung menyeringai, itu ekspresi senang miliknya.
Aku hampir mendelik jika tidak sadar.
Penyihir agung melanjutkan. "Ternyata buah jatuh tidak jauh dari pohonnya,"
Huh?
Apa yang sedang kudengar darinya sekarang."Dulu ayah melakukannya?"
ZZ mengangguk bangga.
Dengan ini aku yakin seratus persen otaknya sudah bergeser, atau mungkin saja kepalanya sudah ditukar dengan kepala bintang laut."Waktu ayah seumuran mu... ayah menyembunyikan ibu mu di loteng kamar ayah,"
Gila!
Fakta baru yang baru ku terima sangat mengejutkan. Aku tidak bisa menahan wajah konyol ini."Romantis sekali bukan?"
Tidak ayah!!
Itu horor.
Penyihir agung kemudian berdiri dari duduknya dan bersandar di jendela. Pandangannya tertuju ke taman belakang, tepatnya pada wanita elf disana.
Dia melihat ibuku dengan pandangan penuh cinta membuat bulu kudukku meremang. Dasar budak cinta!
"Kau punya pacar lain selain pangeran mahkota tidak masalah buat ku,"
Apa ayah sedang bersikap supportif pada putrinya sekarang? Positif sekali pemikirannya itu.
"Sebenarnya aku lebih suka kalau kalian putus, aku tidak suka keluarga kita dekat dengan kekaisaran,"
Pengakuan yang tidak disangkal keluar dari penyihir agung.
"Tapi anda berteman dengan kaisar,"
Penyihir agung berdecak dan menatapku jengkel. Bola matanya menyipit garang.
"Dia saja sudah sangat merepotkan, jika kau menikahi putranya, beban keluarga kita akan bertambah,"
Hubungan kaisar dan penyihir agung terlalu dekat hingga tidak heran mereka bisa saling menghina.
"Anda tidak ingin saya jadi ratu?"
"Kau pikir aku mau? Kau bisa bersama Caspian karena ibu mu pikir kau ingin menjadi ratu. Dia pikir begitu saat melihat mu saat masih kecil bermain ratu dan raja,"
KAMU SEDANG MEMBACA
How Great Evil Sorceress Live (End)
RandomRienraline Varasia Zoro, tunangan putra mahkota kekaisaran Abaru dan putri tunggal pemilik menara sihir. Rienra adalah aku. Status ku tidaklah main-main. Ayahku penyihir agung, tunanganku pangeran mahkota atau lebih tepatnya, aku calon Ratu kekaisar...