Chapter 41. Lamaran (end season 1)

203 23 0
                                    

"Saya ingin bekerja di sini."

Kalimat jahanam.

Sienna si cacing putih duduk manis dan menyelipkan anak rambutnya ke telinga.

Satu hal yang pasti. Aku tidak akan menerimanya.

"Permisi nona, yang saya tahu anda bekerja pada pangeran mahkota."

"Saya sudah berhenti, satu Minggu lalu saya mengajukan pemunduran diri."

Tepat. Tidak mungkin dia melamar pekerjaan saat terbelenggu dengan kerjaan lain.

Meskipun lumayan sering bertemu saat di istana dulu, aku tidak akrab dengan nya. Malah aku tidak ingin terlibat sesuatu dengan Sienna mengingat kasus selama ini.

Aku menolak amplop bahkan tanpa membaca lebih dahulu. "Nona, menara sihir hanya menerima penyihir."

Javier pengecualian.

Sienna mengerjab. Dan aku merasa tidak enak di sekitarnya. Sienna merogoh tas kecil bewarna kuning.

Dan aku masih tidak berminat padanya walau di beri sogokan sekalipun.

"Anu.... Saya penyihir putih."

Persetan dia penyihir put-.

Aku berhenti menyeduh teh. Apa dia bilang?

Sienna cukup gerogi menunjukan benda persegi panjang yang kuyakin adalah ponsel.

Shit!!!

Aku berdiri. Menatapnya sengit. Harap mengerti kalau aku tidak menyukai mu Sienna.

"Saya harus diskusikan ini dengan rekan-rekan saya. Silahkan tunggu."

.

"Dia penyihir putih!"

Aku tidak bisa menahan rasa aneh yang menyelubungi dadaku. Kaki ku keram, gigiku berteriak sakit, ulu hati ku tercabik-cabik. Ogah bekerja dengannya!

"Aku tidak suka padanya." Javier mengaku. Karena panggilan darurat dari ku, regu tiga langsung mengirim Javier tanpa ragu dari wilayah Esen ke menara.

"Dia melamar kerja disini. Dia meninggalkan Caspian untuk berkerja di tempat yang dia sendiri tida tahu akan kerja apa." Aku kepikiran bagaimana gadis cantik seperti Sienna ke Utara sendirian. Jadi khawatir sebelum nya dia diapa-apakan preman.

"Protagonis tidak akan melepaskan protagonis lainnya. Pacar macam apa dia." Javier menggebuh bersama aku.

Kami berdiskusi sendiri dalam ruangan di yang tempatnya di puncak.

Aku ingin mendiskusikan ini dengan penyihir lain dalam sini. Tapi mereka seratus persen menyerahkan segalanya padaku.

Ugh!

"Mereka belum pacaran." Zack mendengus.

Melihat tidak ada harapan dari tim kami, seperti betapa berotak belalang Zack dan Javier, aku berinisiatif menelpon ibunda ratu.

Bola komunikasi yang nganggur satu bulan diatas meja pun bekerja. Tidak butuh waktu lama sang ratu langsung menjawab.

"Rienraline."

"Salam yang mulia, saya menghubungi anda karena dua orang lelet yang bersama saya berotak kepompong." aku langsung mengeluh melihatnya.

"Mereka memang bodoh. Lalu, ada apa sampai menghubungiku?"

Aku menjatuhkan diri ke sofa sambil memegang bola komunikasi. "Lady Floryn melamar kerja di menara."

"HAH!?"

How Great Evil Sorceress Live (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang