Perkembangan Zack cukup signifikan. Javier juga mengakui itu.
Walau dua monyet tanpa bulu yang ku pelihara dengan segenap hati lebih sering main-main dibandingkan berlatih.
Di hutan, ada air terjun dengan ketinggian 14 meter yang lebih baik dijadikan tempat semedi dibandingkan air terjun lain yang lebih tinggi menjulang.
Zack berulangkali terlempar akibat dorongan air. Lehernya hampir patah tapi segera ku beri pengobatan.
Javier sudah melakukan pelatihan dan semedi ini dulu. Dia sangat mengutuk pelatihan ini dulu, tapi sekarang justru bersenang-senang dan menertawai Zack dibawah arus sungai.
Ada dua tenda perkemahan.
Satu tenda untukku. Satu yang lain untuk Zack. Sementara Javier, ku suruh tidur di kantong tidur.
Api anggun malam dengan santapan sop kelinci. Saat pagi kami makan umbi-umbian. Siangnya makan ikan air tawar bakar.
Zack yang jarang mandi sekarang yang paling sering mandi. Dia ku paksa berdiri di bawah air terjun tiap hari.
Javier sendiri tanpa dipaksa sudah pergi main air terjun. Dia sangat senang dengan liburan ini.
Dalam tiga hari pelatihan, tubuh Zack tidak berubah sama sekali. Tubuhnya hanya terdiri dari tulang dan kulit. Ada daging sebenarnya, hanya saja... hanya sekian milimeter dari tulang.
Padahal kupikir, Zack akan berotot seperti Javier.
Mungkin tiga hari latihan tidak membuahkan hasil.
"LEBIH KERAS!"
Zack menjawab seraya berteriak dari bawah guyuran air.
Terkadang aku bingung karena laki-laki itu sangat menurut. Nyatanya dia hanya mengikuti perintah orang yang memberinya makan dan tempat tinggal. Apa Zack lupa gara-gara aku dia hidup menderita.
Javier di atas batuan sungai tertawa menonton latihan. Seperti menonton Opera dia mengunyah pisang dengan nikmat.
Dia benar-benar menjadi monyet sekarang.
Melihat Zack dengan pengendalian penuh terhadap air ku yakin dia menjelma menjadi water bender.
"aku pergi."
Javier yang tertawa sontak mengangkat kepala bingung. "Kemana kita?"
Aku menggeleng dlsambil merapihkan tampilan. Penampilan yang disihir menjadi pemuda biasa dengan pakaian sederhana. Rambut coklat, kasar berbau matahari, serta bintik jerawat diwajah.
Dengan oemanpilan seperti ini, aku yakin tidak ada yang akan mengenaliku.
"Hanya aku. Kau jagalah Zack, jangan sampai dia terluka,"
Javier menatapku dengan aneh. "Rasanya aku pengawal Zack bukan kau,"
Aku berdecak membuang muka. Meskipun Javier tampak kesal, sebenarnya dia merasa senang. Kapan-kapan lagi dia senang-senang seperti ini.
Meski aku kurang yakin meninggalkan Zack bersama Javier berdua saja, aku tetap meninggalkan mereka.
'alvotare Saviro'
Untuk pekerjaan berat, seperti membunuh atau mencuri berkas di markas lawan, aku lebih suka bekerja sendiri.
Javier juga kadang ikut, tapi tingkahnya terkadang menghawatirkan. Aku tidak suka dia mati muda karena mati konyol saat bermisi bersama.
Seperti yang sudah di sebutkan sebelumnya, ada pelelangan ilegal oleh count panzel.
Karena ia melakukan kejahatan, aku juga harus membalasnya dengan kejahatan. Anggap saja ini semacam penghakiman untuk pendosa seperti count panzal dengan mengutus pendosa lainnya seperti ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Great Evil Sorceress Live (End)
אקראיRienraline Varasia Zoro, tunangan putra mahkota kekaisaran Abaru dan putri tunggal pemilik menara sihir. Rienra adalah aku. Status ku tidaklah main-main. Ayahku penyihir agung, tunanganku pangeran mahkota atau lebih tepatnya, aku calon Ratu kekaisar...