Chapter 50. Sienna Floryn

72 17 2
                                    

"Baru pulang?"

Satu pertanyaan sambutan pertama kali dilayangkan oleh pemuda berkepala biru. Aku yakin tidak membuat masalah dengan laki-laki itu. Hanya sedikit jahil menjodohkan Yve dengan Javier.

Aku bergumam mengiyakan dan menggantung jubah kerja. Duduk di tempat biasa aku bekerja, membuka kembali dokumen-dokumen.

Javier menyipitkan mata. "Aku tidak akan bertanya kenapa kau pulang jam setengah sepuluh malam, menggunakan pakaian yang tidak kau pakai saat kita pergi tadi siang."

Aku mengumpat dalam hati.

Sialan.

Kenapa dia bertanya tentang ini.

"Pakaian ku robek." aku menjawab jujur. Pakaian ku itu bahkan sudah hangus dilempar Deon ke perapian. "Kenapa memangnya?"

Javier si Bebegig justru mendelik. Mengusap wajahnya berkali-kali dan berulang-ulang mengucapkan doa.

Tidak memperdulikan dia dan umpatan serta doa yang dilayangkan, aku merunduk menandatangani dokumen yang sudah di siapkan dua pekerja korporat kesayangan.

Javier lalu mengangkat kepalanya dan memandangku horor.

Aku mendelik balik menatapnya.
Apa yang salah? Aku bukan hantu.

Javier meringis. "Kalian belum menikah." tuturnya dengan suara rendah.

Perkataan Javier tidak perlu dipikirkan lebih lanjut. Memangnya kenapa kalau belum menikah?

Mata Javier menerawang. "Aku belum siap menjadi paman. Aku belum siap menerima copy-an kau dan Deon."

Copy-an aku dan Deon sepertinya akan imut. Mungkin rambut ungu dengan mata merah. Atau rambut hitam dengan mata emas. Atau mungkin benar-benar cetakkannya kami berdua.

Hehehe.

Ekspresi segera berubah.

Tapi....

Tapi kenapa..

TAPI KENAPA JAVIER BEBEGIG INI BERPIKIR BEGITU!

"Kenapa tiba-tiba kau bahas anak?"

Javier berdesis memijit pelipis. "Bukankah kalian berdua melakukannya?"

Melakukan??

Ck.

Kenapa dia tepat sekali? Kupikir otaknya serendah belalang sembah.

Shit.

'tok tok'

Pintu dibuka begitu saja. Zack yang berwajah pucat langsung masuk, menghampiri lalu memelukku.

Javier dari tempatnya merengut. Sekali lagi mengumpati kami berdua.

"Lama sekali kau pulang." Zack merengek. Dan aku merasakan Dejavu menjadi pengasuh bayi besar.

Javier menghela nafas kasar. "Dia sibuk."

Zack mengangguk. Sedetik kemudian dahinya berkerut menyentuh rambutku. "Kau sudah mandi? Rambutmu basah." Zack berdecak.

'Coustum Iliom'

Aku tersenyum mendapati Zack sudha lihai dengan sihir penghangat. Aku bangga melihatnya mengeringkan rambut ku yang lembab.

"Lain kali rambutmu harus langusng dikeringkan." kata Zack pelan.

Javier tertawa miris. "Andai kau tahu kenapa manusia itu cepat mandi."

Bibir mengembangku lantas luntur. "Bacot!!"

Ck. Hampir saja kepolosan zak rusak. Cukup aku dan Javier saja yang rusak. Jangan sampai membuat yang lain rusak juga.

How Great Evil Sorceress Live (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang