Usai menyelesaikan perbincangan aneh yang Deon Abaru mulai, kereta kuda yang ku tunggangi ku jatuhkan ke bawah tebing.
Kusir meringkuk takut di bawah pohon, beserta Javier dan Zack yang turut serta memanjangkan leher mereka untuk melihat apa yang terjadi pada kereta kuda.
'fire,"
Sore berawan jingga indah itu tidak dihiraukan.
Sunset yang dihasilkan membuat efek kereta kuda terbakar dramatis.
"Dasar ANJING!!"
Teriakan kesal seakan belum selesai, sihir api yang kukeluarkan makin besar dan kuat. Makian menggelegar disusul suara tangisan kusir muda di bawah pohon.
Api membesar, asap menggembul tinggi. Akibat api kemarahan ku merambat hingga pohon-pohon sekitarnya. Daunan kering menjadi abu, ranting sekitar menjadi arang.
"Jangan sampai kau bakar seluruh isi hutan ini, pihak kekaisaran akan sangat marah,"
Javier menyentuh lenganku dengan raut kasihan.
"Persetan! Salah mereka membuatku marah,"
Hamparan hutan di hadapanku memang milik keluarga kekaisaran. Anggap saja kasus kebakaran yang kulakukan adalah bentuk balas dendam seorang putri Duke kepada kekaisaran yang kurang ajar.
"Beraninya dia... Beraninya dia melakukan ini pada ku!"
Api berkobar tinggi. Tebing yang gelap bersinar api merah menyala. Dan aku diatas tebing menggertakkan gigi.
"Kau marah huh?" Zack duduk di sebelah tempat aku berdiri tegak.
Javier meneguk ludah, kebakaran yang disebabkan sang Nona pasti membuatnya was-was terhadap hukuman yang akan diterima. "Tunangannya berkencan dengan orang lain... Siapa pun akan marah jika tahu,"
"Tetap saja... Kupikir suasana hatinya membaik setelah melabrak mereka," kata Zack memijit tanganku seakan meresahkan amarah.
"Ya... Aku juga berpikir begitu tadinya. Dia juga memberi kita uang jajan dalam jumlah besar, kupikir dia benar-benar tidak masalah,"
Pemikiran yang salah.
Kekesalan ini ada bukan karena pasangan ku berselingkuh dengan seorang putri count miskin yang tidak kukenal dengan baik, tapi karena aku diajak berselingkuh oleh calon adik ipar ku sendiri.
Tidak peduli seberapa haus kekuasaannya dia, apa harus mempermalukan seorang nona seperti ku.
Deon Taik.
Aku tidak pernah merasa dihina sejauh ini. Pasti si hitam Deon kesal karena terakhir kali aku mengatainya seperti anjing.
Kali ini Deon naik level, dari anjing menjadi tinja.
"Bukan mereka..." Akhirnya aku memutuskan pemikiran mereka yang salah.
"Ya, lalu?"
Javier menarik tanganku untuk duduk bersama mereka. Dengan gentle mengeluarkan jubahnya untuk dijadikan alas duduk ku.
Aku berdecak dan membuang muka namun menurut dan duduk di sana.
"Kau marah kenapa?" tanya Zack mengeluarkan cemilan dari kantungnya.
Menghela nafas kasar, aku terdiam untuk menenangkan diri.
Api tidak merambat, digantikan hujan gerimis dibawah kaki kami oleh jampi-jampi yang di keluarkan Zack.
"Sihirku memang kurang, tapi aku yakin ke depannya akan berkembang lebih," kata Zack.
Aku tertawa kecil. Zack memang aneh sekaligus hebat dapat meresahkan amarah ku dengan cepat. Apa ini salah satu efek pijitan tangan tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Great Evil Sorceress Live (End)
RandomRienraline Varasia Zoro, tunangan putra mahkota kekaisaran Abaru dan putri tunggal pemilik menara sihir. Rienra adalah aku. Status ku tidaklah main-main. Ayahku penyihir agung, tunanganku pangeran mahkota atau lebih tepatnya, aku calon Ratu kekaisar...