"Ada apa?" tanya ku pelan dan menusuk.
Para pelayan termundur begitu mendapati diriku berdiri diantara beling-beling tajam.
Javier segera mengambil posisi melindungi sambil merangkul pundak ku.
Dia benar-benar hebat berakting, seharusnya dia tidak bekerja pada seorang lady melainkan pada Opera.
"... Sedang apa nona disini?"
"Aku? Aku bekerja tentu saja," jawabku santai lalu menyihir beling-beling dengan jampi-jampi hingga kembali ke bentuk seperti semula.
'Saekulum naviro'
Sihir ruang dan waktu
"Ini ruangan milik Penyihir Agung, Tuan tidak memperkenankan siapapun masuk ke mari jika tidak tuan akan menghukumnya,"
Javier menarik kursi membiarkan aku duduk di situ. "Hm... aku mengerti. Urusan dihukum atau tidaknya aku karena masuk ruang ini bukan urusan kalian. Tapi pikirkan apa yang Penyihir agung lakukan saat tahu kaki kalian melangkahi ruang suci miliknya,"
Petir kembali menyambar disusul suara gemuruh dan hujan yang makin deras.
Wajah mereka yang pucat membuatku merasa geli.
Aku tahu mereka menghawatirkan ku. Tapi itu sebelum mereka sadar kalau mereka berada diposisi yang lebih buruk.
"Nona, tapi kami, "
Aku mengangkat tangan menyuruh mereka diam.
"Laporkan saja kejadian ini pada Penyihir Agung, kita hadapi cobaannya bersama-sama," ujarku tersenyum tipis.
Mereka diam dan saling lirik satu sama lain.
Mendesah, aku berkata. "Keluarlah kalian semua, aku sibuk." tungkas ku membuat mereka pergi.
Hujan di luar benar-benar deras. Bunyi genteng sangat keras dan terlihat suram.
Sama dengan apa yang dirasakan para pelayan yang baru saja keluar itu.
"Ra,"
Javier si tengik meringis.
"ayolah... jangan marah, berhenti menatapku dengan sinis,"
Aku memutar mata malas.
Javier masih meringis. "Jadi, apa kita akan selamat dari penyihir agung?"
"Entah,"
Ada berbagai peraturan khusus di rumah ini.
Memang wajar setiap rumah bangsawan memiliki peraturan ketat. Yang paling khusus,
Tidak boleh ada satupun kejadian di dalam rumah yang di bawah keluar. Semua pelayan dan pengawal wajib tutup mulut.
Meskipun di luar aku terkenal karena berhati dingin dan kejam, satu rumah ini tahu aku fotocopy penyihir agung.
Rese dan tidak suka berdiam diri.
Aku tidak pernah menyiksa siapapun dalam rumah sebagai gantinya aku mengganggu para bangsawan menjengkelkan diluar sana.
Kekerasan adalah cara menghibur diri.
Berjudi adalah hobi.
Dan begitulah entah bagaimana semua mencap ku jelek.
Dari dalam rumah hingga luar.
Termasuk penyihir agung juga sang ibu.
.
.
.
"Zack, kau sibuk?"
Si ceking menurunkan selimut yang menyelimuti wajahnya. Wajahnya kesal pasti karena waktu tidurnya diganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Great Evil Sorceress Live (End)
RandomRienraline Varasia Zoro, tunangan putra mahkota kekaisaran Abaru dan putri tunggal pemilik menara sihir. Rienra adalah aku. Status ku tidaklah main-main. Ayahku penyihir agung, tunanganku pangeran mahkota atau lebih tepatnya, aku calon Ratu kekaisar...