"Firasat ku buruk." Ucap Javier membuat Zack dan Ratu memutar mata seraya menyusul langkah kaki panjang Javier yang terburu-buru.
"Ayolah... Dia Zoro. Dia tidak akan kenapa-napa?"
Javier mengabaikan ratu yang berbicara. "Mungkin dia menangis."
Ratu terbahak. "Dia Zoro. Zoro tidak lemah sampai bisa menangis."
Namun Zack menggeleng. "Aku pernah melihat dia hampir menangis malam sebelum pesta pendirian negara."
"Dia menangis?!"
"Kenapa anda se-syok itu. Perempuan mah perempuan. Meskipun Rienra sangat mengandalkan logika terkadang dia akan memakai emosinya. Meskipun di lelet dalam emosi tapi dia pandai menilai orang." Jawab Javier pro Rienra padahal biasanya dia paling semangat mencela sang nona.
Zack makin mempercepat langkah sejejar dengan Javier. "Kalau mau masuk tim, harus netral."
Ratu mendelik. "Javier pro protagonis btw."
"Idih." "Idih. Siapa bilang?"
Berbelok di lorong gelap di sela hujan Javier kemudian berhenti disusul Zack tapi Ratu justru menabrak laki-laki itu. Ketiganya tersentak pada pemandangan aneh di depannya.
Yang satu perempuan dan yang satu lagi laki-laki. Dari perawakan mereka jelas itu Rienra dan Deon yang sedang berpelukan.
"Ra!" Panggil Javier mendekat menghancurkan momen.
Zack dan Ratu saling lempar pandang sambil nyengir bodoh. Mereka berspekulasi sendiri melihat pemandangan itu.
Deon mengangkat wajah. Mendekap tabuh rienra erat. Javier mengumpat dalam hati. "Pelecehan!! Berani-beraninya dia menyentuh bank berjalan ku!"
"Dia kenapa?" Walau dalamnya berisik ingin mengacungkan pedang aura tapi Javier cukup sadar diri untuk menyerang seorang pangeran sekaligus sang Grandmaster pedang.
Deon mengelus rambut Rienra. "Pingsan. Dia menangis cukup lama tadi."
Dada Zack mencelos langsung menangkup wajah gadis itu. Dalam Sekai lihat, Zack tahu gadis itu terlelap sekali. "Gadis ini! Modus sampai tidur dia!" Lama memerhatikan, Zack menyadari ada yang aneh dari wajah itu.
Terutama rona lipstick di bibir Rienra yang berantakan.
Ratu terbelalak membuat Javier memajukan kepala ingin melihat lebih jelas.
Ratu yang pertama mengomentari. "Brutal."
Zack mengernyit lalu menyikut. "Kalimat yang tidak anggun. Ini lebih di artikan sebagai kegiatan yang terlalu... Semangat???"
Javier merah padam. "Kau menciumnya?"
Deon agak ragu menjawab terlebih ada ratu disana selaku ibu dari mantan tunangan gadis dalam pelukannya. "Kurang tepat. Kami berciuman." Walau sebenarnya ragu Deon menjawab dengan datar. "Dia pingsan dalam pelukan ku berapa menit sesudah kami berciuman. Sekitar tiga menit yang lalu?" lanjutnya.
Ratu tersenyum miring disertai nada miris. "Indahnya romansa."
Javier justru mendelik. "Dia pingsan dan anda tidak mencari tempat untuk dia bisa beristirahat?"
Deon melirik tak suka. Pelukannya sudah pas di jadikan tempat istirahat!!
Zack mengeluarkan sapu tangan dari saku. "Bereskan wajah mu! Berantakan." Sapu tangan di masukan paksa dalam tangan Deon.
Ratu masih tersenyum dan me-lap wajah Rienra yang berantakan juga. Seperti nya mereka harus segera di nikahkan.
Javier masih kukuh melanjutkan sekian argumen melawan Deon yang mengangkut Rienra ke dalam istana ratu untuk membaringkan gadis ini di tempat tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Great Evil Sorceress Live (End)
RandomRienraline Varasia Zoro, tunangan putra mahkota kekaisaran Abaru dan putri tunggal pemilik menara sihir. Rienra adalah aku. Status ku tidaklah main-main. Ayahku penyihir agung, tunanganku pangeran mahkota atau lebih tepatnya, aku calon Ratu kekaisar...