"KAU!!"
Kapan adegannya berakhir. Aku sudah tidak peduli lagi dengan raungan dan tangisan menyedihkan ku nanti.
"JAGA UCAPAN MU ZORO!!"
Ancing!
Anjing cacing!!
Aku melakukan sesuai isi buku.
Rienraline dihempaskan oleh tangan putra mahkota.
"Kenapa?" Aku bertanya. "Aku bicara berdasarkan kenyataan."
"DIAM KAU!!"
Kau yang diam, bajingan. Aku tidak peduli jika kau memakiku, aku hanya malu jika aku meraung disini menangisi bajingan sepertimu.
Akibat teriakkan pangeran mahkota ruangan ini menjadi hening. Musik terhenti dan berfokus pada kami semua.
"AKU TIDAK MENGERTI KENAPA SAMPAI SEKARANG AKU BERTAHAN BERHUBUNGAN DENGAN JALANG SEPERTI MU!!"
Meski wajah yang kutunjukan ialah wajah syok dan sakit hati, faktanya rohaniku merasa lelah dan malas. Sulit mempercayai Zack merangkai kalimat kasar yang keluar dari Caspian itu saat berumur 13 tahun.
"Cas... Caspian??"
Persetan dengan nada bergetar hampir menangis ini.
'PLAK!!'
Aku ditampar keras. Semua terkejut hingga terperanjat. Javier dekat meja tidak bergerak dengan wajah merah padam. Jelas! Ini bukan adegannya.
"Sadarlah Rienra, yang kucintai itu bukan kau, tapi—"
Sienna!! Aku tahu itu.
"—Sienna."
Kau pikir aku berharap cinta dari mu. Tidak ada yang bagus dari mu kecuali status mu. Tapi tanpa aku, kau juga tidak bisa berada dalam posisi itu, Caspian.
Caspian melepaskan sarung tangan dengan raut jijik seusai menamparku.
Bajingan ini!!
Kau pikir kau saja yang merasa jijik?! Bahkan dengan tangan mu yang berlapis sarung tangan saja aku merasakan jijik hingga menembus tulang dan organ dalam ku."Menjijikan! Pergilah dasar jalang!"
Ujung mataku berkedut hebat. Tanganku memegang bekas tamparannya dengan posisi menyamping.
Caspian bajingan itu keluar dari tempat ini.
Si sialan itu memukul ku terlalu bersemangat. Sakit sekali!!
Melihatnya keluar dengan gaya protagonis membuatku terbakar amarah dan menyusulnya keluar.
Badan ku panas. Mana ku tidak beraturan. Mataku menyala.
Akan ku balas dia!!
.
.
.
Javier beranjak menghalangi pintu keluar yang baru saja dilewati sang nona dengan sang tunangan menjijikan. Javier tidak menghitung berapa sumpah serapah yang dia layangkan.
Para tamu melihatnya dengan rasa tidak suka. Tapi Javier lebih tidak suka. Matanya menyala dengan pedang auranya yang terbentuk di udara.
Javier menahan nafas.
Rienra.
Nonanya belum pernah dikasari siapapun, termasuk tuan penyihir agung Zayne Zoro dan siapapun orang yang Javier tandai sebagai orang jahatnya Rienra.
Si pangeran sialan itu kurang ajar. Dia tidak sadar siapa yang dipukulinya itu.
Di tempat ini juga tidak ada yang mendukung sang nona.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Great Evil Sorceress Live (End)
AcakRienraline Varasia Zoro, tunangan putra mahkota kekaisaran Abaru dan putri tunggal pemilik menara sihir. Rienra adalah aku. Status ku tidaklah main-main. Ayahku penyihir agung, tunanganku pangeran mahkota atau lebih tepatnya, aku calon Ratu kekaisar...