Chapter 19. Kaisar

251 48 3
                                    

Skip dua hari dengan semua pesta tidak menyenangkan, ini adalah pesta terakhir. Aku sudah terbiasa dengan bisik-bisik dan lirikan sinis tamu di istana. Di sekitarku sejauh ini hanya nona Esen, Javier juga Deon yang sering menemui ku diam-diam.

Pesta terakhir di mulai dengan baik namun yang kutahu tidak berakhir dengan baik. Mengingat aku akan dimaki dan tampar oleh tunangan ku yang bajingan.

Javier dan Lady Esen dua hari ini lebih sering berbincang. Aku adalah nyamuk menyedihkan yang berdiri diantara mereka berdua.

Kaisar dan Ratu berdiri bersisian bersosialisasi.

Dan aku menunggu adegan disini. Mengeratkan sarung tangan, aku melirik dua manusia protagonis dunia manis ini.

Caspian dan Sienna, dua guguk yang menjalin cinta.

"Putri Mahkota!"

Panggilan Kaisar membuatku tersenyum tipis.

Adegan ini hanya latar belakang spring love. Tidak detail, Karena ditulis dari sudut pandang Sienna.

"Salam kepada matahari kekaisaran Abaru."

Semua salam selalu sama pada ayah tunanganku ini. Rambut pirangnya mulai memutih dan dahinya mulai berkerut tanda penuaan. Dia menjadi lebih tua sejak terakhir kulihat.

"Jangan terlalu formal, penyihir agung,"

Aku tersenyum. Kaisar adalah salah satu orang yang sangat menghormati keluarga Zoro.

"Sebentar lagi kita menjadi keluarga, santai saja." lanjutnya memberi isyarat untuk bicara berdua.

Aku tahu kaisar sangat berniat membangun kekeluargaan dengan keluarga Zoro. Hubungan kaisar dengan Zayne Zoro sangat dekat bagai saudara. Dari kecil sampai sekarang selalu bersama. Karena inilah, kaisar benar-benar ingin mewujudkan kekeluargaan itu dengan ikatan darah.

Hanya aku dan kaisar tanpa orang lain yang ikut dalam pembicaraan kami.

Cukup formal kelihatannya, namun sebenarnya cukup santai.

Caspian dan Ratu memberiku tatapan intens.

Yakin tak ada yang mendengar pembicaraan asli kami pun keluar.

Kaisar berapi-api, tapi bukan marah. "Zayne bilang kau ingin membatalkan pertunangan dengan Caspian."

Aku tertegun. Cepat sekali ayah melaporkan hal itu pada kaisar.

"Ya. Sejujurnya saya tidak ingin menjadi putri mahkota."

Kaisar memberiku gelas berisi anggur. "Kau bukan hanya akan menjadi Putri mahkota, tapi akan menjadi ratu kekaisaran Abaru."

Aku menerima gelas anggur sebagai tanda hormat. Malam itu sebenarnya aku tidak ingin minum sama sekali. "Jika saya menjadi ratu, saya tidak ingin pasangan saya mengangkat permaisuri."

Kaisar mengikuti arah pandang ku. Dia mendengus keras, mengerti maksudku.

"Aku tidak mau Caspian mengangkat gadis itu menjadi permaisurinya atau pun selir."

Kaisar meringis melihat ku. "Dia memang brengsek." Dia menggosipi anaknya sendiri.

Sakit juga rasanya jadi Caspian. Sang ayah tidak terlalu menganggapnya.

"Aku akan memperingatinya lagi nanti."

Artinya kaisar pernah memperingati Caspian untuk menjauhi Sienna.

"Posisi penyihir agung di menara membutuhkan saya. Ayah akan mewarisi posisinya pada saya."

Kaisar meneguk minumannya. "Ibumu ingin kau menjadi ratu."

How Great Evil Sorceress Live (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang