Sienna Floryn, lady keluarga Count di lantai bawah yang sedang ku awasi dari lantai dua.
Tidak sesuai dugaan awal, dia tidak memakai baju pasangan dengan Caspian. Walau begitu, baju mewah serta permata mahal itu tentu saja disiapkan Caspian.
Sienna yang ramah menyapa setiap tamu layaknya tuan rumah. Sedangkan aku yang seorang putri mahkota bengong menatapnya kosong. Aku ingin sekali turun dan menggantikan tempat Sienna, membenarkan posisiku sebagai tuan putri yang asli.
Aku tidak mengerti kenapa Sienna tanpa tahu malu justru menggandeng Caspian dan tersenyum menyapa semua tamu yang ada.
Aku juga tidak mengerti apa isi kepala para tamu undangan karena tidak risih pada Sienna yang seenaknya mengambil pria yang statusnya milik orang.
Ugh. Sialan. Gigiku berteriak sakit gigi.
Javier tidak jauh dari posisi yang sekarang dan bergabung lada kesatria dari keluarga lain.
Status Javier sebagai master pedang sangat menarik orang lain. Javier dengan senyum rela menjual wajahnya agar lebih di kenal banyak orang. Semakin banyak yang mengenalnya, semakin banyak pemasukannya. Jika saja ada bangsawan yang ingin informasi tentang sang nona, Javier akan menjawab jika dibayar mahal.
"Tuan putri."
Di antara semua orang, si kepala hitam bermata merah ini menyapaku lebih dahulu dari pada semua orang tamu lainnya.
"Pangeran Deon, apa kabar anda?" senyum melebar melihatnya. Yang di tunggu-tunggu menampakkan diri. Akhirnya cuci mata juga.
"Baik tentu saja. Saya harap anda baik, pertemuan terakhir kita kurang enak jika dipikirkan lagi."
"Hoho..."
Senyum saja.
Deon bersandar dipinggir pembatas, melihat ke bawah tempat sebagian besar para tamu berkumpul untuk berdansa. "Anda tidak berdansa?"
Aku refleks mendengus. "Tidak. Pasangan escort ku pergi bersama asisten kerjanya, meninggalkan tunangannya diam sendiri di lantai atas." Aku mengangkat bahu berusaha santai. "Mereka cocok sekali bukan?"
Deon bergumam. "Tidak juga. Kau lebih cocok."
Senyumku menghilang. Sakit rasanya ketika orang yang kau sukai mencocokkanmu dengan yang lain.
"... Aku tidak ingin bersanding dengannya."
Deon melebarkan mata. Sekian detik kami bertatapan.
Apa dia bisa paham kalimatku barusan?
"Kau ingin berselingkuh denganku?"
Bangsat!
Apa yang kuharapkan darinya?
Deon terkekeh. Suara kekehannya membuatku ingin merubahnya menjadi cekikkan. "Jangan melototi ku begitu. Nanti cantiknya berkurang."
Kalimat playboy bajingan. Javier berkali-kali memperingati untuk tidak berdekatan dengan makhluk sejenis itu. Sejenis buaya darat, air, ataupun udara.
"Bacot!"
"Hahaha, kasar sekali kau."
"Kasar atau tidak, wajah dan statusku tidak berubah."
Deon mencibir kecil dengan jenaka. Senyum lebar dengan mata menyipit. Terimakasih.
Aku terpesona.
"Ya, kau benar, kau tetap cantik."
Apa segampang itu dia memuji perempuan. Apa dia tidak tahu dampak perkataannya itu?
"Wajahmu merah.... Kamu tidak sakit,kan?" Dia menggodaku dengan seringai lelucon.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Great Evil Sorceress Live (End)
RandomRienraline Varasia Zoro, tunangan putra mahkota kekaisaran Abaru dan putri tunggal pemilik menara sihir. Rienra adalah aku. Status ku tidaklah main-main. Ayahku penyihir agung, tunanganku pangeran mahkota atau lebih tepatnya, aku calon Ratu kekaisar...