Chapter 58. Ratu

38 8 0
                                    

Rienra mengatupkan bibir.

Meraih tangan Deon yang baru saja memberikan bunga kepada gadis lain. Walau gadis berambut pendek di depannya itu tidak lain adalah dirinya yang lain, Rienra merasa hatinya menanas. Geram melihat pria yang berstatus pacarnya itu memberikan bunga pada gadis lain.

Deon terperangah, menarik ujung bibir saat gadis berambut panjang itu menarik lengannya di peluk posesif.

"Ini punya ku." Ucapnya was-was pada gadis di depannya. Pelukan pada lengan Deon menguat. Deon tersenyum geli. Senang sekali, pasalnya gadis yang harga dirinya tinggi ini sedang blak-blakan tidak ingin Deon direbut.

Yve tak diam, mengambil tempat di belakang Rienra yang berambut pendek. Wajahnya menjadi kalem namun tidak menutupi sembab matanya.

Javier yang terjatuh hebat didorong paksa oleh Yve mengumpat tanpa suara, membuat Zack menertawai itu diam-diam. Laki-laki kurus itu merapatkan bibir saat mendapatkan tatapan dari Rienra berambut pendek, segera berlindung di balik punggung Deon.

"Tentu saja milikmu," Rienra berambut pendek lalu mendelik pada Yve. "Kenapa wajah mu? Berantakan."

Yve tidak bergerak layaknya pengawal sempurna. "Tidak apa-apa, Varas."

Rienra atau yang biasa Yve panggil dengan Varas menghela nafas.

Ia tersenyum memandang Deon dan dirinya yang masih muda. Lalu menepuk lengan Javier. Serta juga tidak menganggap Zack, korban isekai yang dia bawa ke dunia ini. "Aku menitipkan barangnya pada Javier, jadi kau tidak perlu takut aku berlama-lama disini dan merebut pria mu."

"Menggelikan." Javier mendelik jijik. "Aku pergi lebih dulu." Katanya tidak lupa menarik Zack menjauh dari sana.

"Kenapa aku pergi?" Protes Zack saat dibawah menjauh.

"Rienra yang satu tidak menyukai mu."

Zack cukup kecewa sebenarnya. Namun mengingat dia pelaku yang menguat takdir gadis malang berambut ungu pendek itu, dia tidak menurut saja.

"Aku tidak boleh berlama-lama disini. Etenitas berbahaya tidak boleh menginjakkan kakinya di dunia lain." Ucap Varas.

Deon mengeratkan pelukan. "Kalau begitu hati-hati."

Rienra mendengus. "Jangan datang lagi!"

Yve menggerling ke arah Rienra. "Berikan uang-uang ku pada Javier. Anggap saja dia pewarisku harta ku." Yve masih merasa bersalah karena menjebak laki-laki berambut biru itu.

Rienra mengangguk. "Iya. Pergilah!" Usirnya.

Yve mengangkat jari tengah memaki.

Pusaran angin berputar keras, portal bola hitam mendatangi mereka. Varas terkekeh, lalu menatap Deon sekali lagi. "Terimakasih bunganya."

Deon tersenyum, tangannya mengelus rambut rienra disebelahnya.

Perlahan Varas dan Yve tersedot. Sedikit pemandangan lucu di lihat Varas sebelum kepulangannya.

"Kau memberikannya bunga sementara aku tidak?" Rienra langsung mengintrogasi.

"Kenapa kau aktif sekali hari ini?" Deon mengernyit. "Emosimu meledak-ledak."

Rienra melonggarkan pelukan, menatap pria itu sensi. "Kenapa? Tidak suka?"

Deon menggigit bibir gemas. "Suka." Katanya lalu menangkup pipi Rienra. "Kau ingin bunga?"

Rienra tidak menjawab.

"Kalau kau suka, aku akan menghiasi altar nikah kita dengan bunga itu."

Kewarasan Rienra kembali lagi. Sekali lagi Deon mengungkit pernihakan. Dan seratus persen tidak akan terbantahkan.

How Great Evil Sorceress Live (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang