Chapter 57. Aku melihatmu

63 12 1
                                    

Spring love: Winter Flowers, chapter 57

"Kau sudah pulang?"

Rienra bertanya ketika sang kekasih membuka pintu ruang kerjanya.

Deon memasang senyum tipis. Baginya Rienra adalah orang paling cantik di dunia. Rasa penat usai kerjanya menghilang saat menemukan perempuan berambut ungu itu duduk di sofa menunggunya pulang.

"Hm." Deon bergumam. "Aku pulang."

Pria itu berlutut di hadapan Rienra. Meraih kaki kanan Rienra menatap penuh damba.

'ah... Tidak ada penyesalan di hidupku. Cukup dia saja, aku tidak butuh yang lain.'

Deon hanya butuh Rienra dalam hidupnya, tapi Rienra tidak bisa tanpa tatah permaisuri.

Deon tidak bisa menolak. Tentu tidak.

Tidak bisa menolak permintaan wanita yang dia cintai setengah mati.

Kaki seputih salju diusap Deon penuh cinta dan hati-hati. Tangannya sudah sering membunuh, dia tidak sanggu jika tanpa sengaja melukai wanita di depannya ini.

"Kenapa belum tidur?" Tanya Deon merunduk, telaten membuka sepatu hak dari kaki tuan putri kesayangan.

"Aku menunggumu." Rienra menangkup pipi Deon, mengecup bibir pria itu cepat. Rienra menyeringai mendapati rona merah di wajah Deon.

"Kenapa malu? Padahal hanya kecupan bisa dan kita sering melakukannya." Rienra mengusap jejak lipstik di bibir Deon. "Kita juga sering melakukan yang lebih dari sekedar ciuman. Kenapa masih malu?"

"Aku tidak malu." Deon mengaku. "Kau hanya terlalu cantik. Aku jadi tidak tahan." Deon menarik kaki Rienra, menempelkan bibirnya di sana.

Rienra tertawa kecil lalu mengelus rambut Deon. "Aku suka obsesi mu."

Pria itu tersenyum, meletakkan kepalanya di paha Rienra berharap dimanja lebih. Matanya lurus menatap Rienra yang menatapnya santai. Tatapan geli yang sering wanita itu tunjukan padanya.

"Aku bisa melakukan apapun untukmu. Kalau kau ingin bintang sekalipun, aku akan mengambilnya untuk mu." Kata Deon rendah.

Rienra terlalu senang dengan ucapan pria itu. Obsesi luar biasa Deon sangat gampang Rienra gunakan untuk sesuatu yang dia sangat dambahkan.

"Aku hanya butuh tatah kaisar. Aku ingin memimpin kekaisaran dengan mu."

Deon mengambil tangan Rienra, tersenyum senang saat cincin sewarna matanya berbinar.

Rienra membuka kancing mantel panjang Deon. "Kau ingin menikah sekarang?"

"..."

Deon memang ingin menikahinya sekarang. Tapi perang masih berjalan, dan Deon tidak mungkin melakukan pernikahan biasa. Pasangannya bukan orang biasa yang menikah dengan gaya biasa. Rienra kesayangannya harus diberkahi pernikahan khusyuk dan mewah.

"Kita akan menikah." Deon tidak sabar mengaliri perang saudara antara dirinya dengan sang kakak Caspian. "Tunggulah sebentar lagi." Katanya mengeluarkan sesuatu dari sihir ruang hampa.

Bunga berkelopak hitam dengan putih emas. Bunga musim dingin yang Deon rawat sepenuh hati di taman belakang.

"Ini punya mu."

Rienra berbinar melihat bunga langkah itu.

"Akan kuhias altar pernikahan kita dengan ini. Bagaimana? Kau suka?"

How Great Evil Sorceress Live (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang