"Dasar jahat!"
Aku membuang muka pura-pura tidak melihat Javier dengan segala tindakan kekanakan. Kesatria yang kubesarkan ini duduk di lantai dan mencuatkan bibirnya. Karena sifat Javier ini aku sering kali mempertanyakan status usianya. Entah delapan belas atau balita.
Javier terus mendumel.
Dia langsung ngambek sesaat setelah Caspian dan Deon keluar.
"Aku baru melihat tuan seperti mu yang mengirim anak buahnya ke jurang kematian."
Aku menghela nafas. Tidak punya pilihan selain menanggapi pemuda gagah dengan usia kejiwaan setara balita. "Aku lebih baik Javier. Sangat sedikit bangsawan yang memperlakukan kesatria mereka dengan baik. Menggaji tinggi kesatria mereka."
Sebenarnya masih lebih banyak perbandingan perlakuan pada kesatria ku dengan kesatria bangsawan lain.
Kehidupan Javier bahkan termasuk sangat baik.
Jarang ada budak yang diangkat menjadi kesatria dan diberi kehormatan Master pedang.
"Aku takut mati. Jika bersama mu setidaknya aku tahu aku akan terlindungi." Javier menyipitkan mata menatapku.
Javier masih kecil saat aku menemukannya di pelelangan gelap. Tempat ilegal yang memperdagangkan manusia.
Aku tidak suka mengingat apa yang terjadi waktu itu, begitu pula Javier.
Javier punya banyak kenangan buruk saat disana.
Sepuluh tahun lalu saat umurku delapan tahun, pernah sekali aku menyelinap ke pelanggan count Panzel.
Tindak ilegal pertama ku, sekaligus yang mempertemukan aku dengan anak laki-laki berambut biru.
.
.
.
Sepuluh tahun lalu....
"Anda akan dimarahi jika tidak melapor pada tuan besar terlebih dahulu, nona."
Oda sang kepala pelayan jelas-jelas menutup pintu kamar waktu itu. Rienra yang masih kecil menutup buku pembelajarannya dengan kesal.
Belajar terlalu membosankan.
Tapi jika belajar dia akan menjadi putri mahkota yang sempurna.
Sudah bertahun-tahun dia tidak keluar dari rumah. Penyihir agung dan ibunda sudah tidak pernah dia lihat sejak tiga bulan lalu. Tentu saja pria dan wanita yang berstatus sebagai orang tuanya sedang berkencan.
Jatuh cinta membuat mereka lupa akan keberadaan anak mereka.
Rienra yakin dua orang dimabuk cinta itu tidak ingat pada nya.
Bahkan terakhir kali sang penyihir agung salah memanggil namanya.
"Rita!" Itu adalah nama panggilan yang salah. Sejak kapan namanya menjadi Rita.
Miona bahkan selalu memanggil 'putriku...' pertanda betapa dia lupa nama sang putri.
Untuk pertama kalinya di kehidupan Rienra dia mengumpat.
"Sialan! Aku tidak akan menjadi seperti mereka berdua. Aku akan menjadi ratu dan menjadi atasan mereka. Pada saat itu akan kupintah mereka suka-suka."
Ini adalah alasan pertama Rienra ingin menjadi putri mahkota. Rienra ingin memerintah orang tua yang mengabaikannya.
Oda meringis. Kepala pelayan itu sudah merawat sang nona yang tidak dianggap sejak bayi. Peran Oda ialah menjadi ayah untuk anak gadis kekurangan kasih sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Great Evil Sorceress Live (End)
RandomRienraline Varasia Zoro, tunangan putra mahkota kekaisaran Abaru dan putri tunggal pemilik menara sihir. Rienra adalah aku. Status ku tidaklah main-main. Ayahku penyihir agung, tunanganku pangeran mahkota atau lebih tepatnya, aku calon Ratu kekaisar...