"Tuan, pangeran kedua ingin bertemu dengan anda."Aku mengangkat alis begitu seorang penyihir berkata demikian dari luar tenda.
Selain Caspian ternyata ada Deon juga. Masalah apa yang membuat sebagian besar keluarga kekaisaran turun tangan begini.
Selebrasiku berhenti, turut serta keluar dari tenda bersama ayah. Baju kurapihkan sedikit. Dalam hati meruntuk penampilan acak-acakan ini.
Kuharap aku tidak terlalu jelek.
"Salam penyihir agung dan putri Zoro." Deon menyapa lebih dahulu.
Ayah mengangguk sopan. "Ada apa pangeran?"
Deon melihatku lamat-lamat. Aku tak mengindahkan dan bersedekap menatapnya datar. Ada apa lagi dengan dia?
"Saya menemukan dua orang lain di sekitar Yangsar."
Aku terbelalak. Teringat Yve dan Zack yang pergi ke lain arah.
"Satu dari klan Cereus dan seorang pemuda kurus yang mungkin seorang budak."
Aku mendelik pada Deon. Untuk sekian kalinya aku merasa kesal hari ini. Dia bilang apa? Zack seorang budak? Hm... Memang penampilan si ceking sebegitunya.
Ayah menghela nafas kasar menoleh pada ku seakan berpasrah diri. "Mereka pergi dengan mu?"
"Ya, dimana mereka?" kataku sudah turun dari tempat peristirahatan.
Deon masih kaku dan memandangi ku. Melihatnya yang seperti itu aku yakin dia tidak ingin menjawab.
Sendati demikian aku melaluinya tak peduli begitu mendapati Javier berlari ke arah ku. Javier lebih berguna dibanding dia.
"Dimana Zack?"
Javier ikut melawan arus larian bersama ku yang entah pergi kemana. "Harusnya kau bertanya dimana Yve juga!" Si bedaki melanjuti. "Mereka berdua di introgasi Pangeran Caspian di barak tahanan."
Aku melihatnya depresi. Apa yang dilakukan kekaisaran pada dua kucing ku.
.
.
Mungkin tidak disadari Rienra jika sang pujaan hati, Deon Agrippa Abaru memegang jubah pelindung hitam milik Rienra.
Jubah yang Rienra kenakan pada Zack.
Caspian adalah musuh bagi Deon, tapi saat mendapati pria kurus kurang gizi dan jelek menggunakan jubah yang sangat ia kenali, amarah Deon langsung naik lepas kendali, serasa Deon mengenali musuh terbesarnya.
Deon tidak melaporkan seberapa sadis ia menyiksa dua orang yang mereka temui di ujung perbatasan Yangsar.
Satu pria berambut merah pingsan di tempat dan satu lagi ia seret ke Caspian untuk di introgasi.
Rahangnya mengeras.
Hatinya terbakar.
Apa ini namanya cemburu membabibuta?
Deon melepaskan pandangan yang sendari tadi mengikuti Rienra pergi, lalu bertatapan dengan Zayne yang juga menatapnya syok.
Zayne tidak mempersalahkan jika sang anak memacari pria di loteng kamar, tapi Rienra tidak boleh kabur dari rumah demi pria itu. Zayne tahu betapa kerasnya berkeliaran di dunia luar tanpa uang jajan yang besar yang kemungkinan besar tidak akan cocok dengan Rienra.
Rienra itu! Dia langsung meninggalkan Zayne setelah mendengar kekasihnya di introgasi Caspian.
Sedikit kekesalan itu berubah total mendapati tatapan pangeran kedua pada putrinya yang pergi menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Great Evil Sorceress Live (End)
RandomRienraline Varasia Zoro, tunangan putra mahkota kekaisaran Abaru dan putri tunggal pemilik menara sihir. Rienra adalah aku. Status ku tidaklah main-main. Ayahku penyihir agung, tunanganku pangeran mahkota atau lebih tepatnya, aku calon Ratu kekaisar...