Chapter 53. Sehari Sebelumnya

57 14 2
                                    

Sehari sebelumnya...
Hutan salju berantakan.

Mayat monster cerberus terbengkalai dan darah berceceran.

Para prajurit menarik mayat-mayat monster untuk dikumpul. Bertumpuk hingga menyerupai gunung.

Deon, pria bermata merah itu menghela nafas dan meletakkan mayat terakhir di bagian teratas tumpukan mayat.

Suhu dingin tidak membuat mereka berhenti bekerja.

"Hei Yve, batu Astra kau simpan dimana?"

Yve hampir mendelik mendengar pertanyaan Javier. Padahal Yve terluka begini, yang Javier tanyakan justru keadaan batu Astra.

"Aman. Sudah ku jual kemarin." jawab Yve menuang ramuan penetral racun di lengannya.

Javier mengernyit. "Orang gila mana yang beli? Ini Utara. Orang-orang disini berpenghasilan standar."

Yve terkekeh lalu menunjuk pemuda di atas tumpukan mayat itu dengan dagu. "Pangeran Deon yang membelinya."

Keduanya saling tatap dengan pandangan mengerti. "Astra yang serupa dengan warna matanya. Aku tidak heran jika permata cincin pernikahan mereka adalah batu Astra itu." Yve bergumam.

Javier terkikik.

"Hei! Pangeran memanggil semua prajurit. Kalian tidak berkumpul?"

Javier mencebik ketika di perintahkan. Inilah yang membuatnya benci bekerja sama dengan orang lain. Bekerja sendiri jauh lebih baik.

Yve mendorong bahu Javier. "Pergilah. Aku tetap disini."

"Kenapa?"

Yve membuang muka tak peduli banyak. "Aku assasin, bukan prajurit."

Javier mencibir dan pergi segera menghadap pangeran berambut pirang dengan mata biru. Caspian sedang menjelaskan situasi tentang penyergapan monster.

Javier melirik pemuda berambut merah itu sebelum akhirnya benar-benar mendengar Caspian.

Sama seperti Rienra, Javier juga mencurigai Yve.

Menjadi dekat bukan berarti tidak mencurigai.

Meskipun tidak seperti Rienra yang punya alasan mencurigai Yve, Javier mencurigai laki-laki itu dikarena instingnya.

Melihat ringkah Rienra yang sangat hati-hati mengasuh Yve juga langkah menurut Javier.

Membuat Yve kecanduan mana penyihir agung, dan memasukannya dalma tim untuk memakai Yve dari dekat.

Sampai sekarang Yve masih sedikit terasa asing.

.

.

.

Javier merasa aneh. Namun pemuda itu terus bergumam disertai tawa aneh.

"Kenapa bajingan itu punya ini." Gumaman yang aneh yang hanya bisa didengar oleh diri sendiri. "Ini punya ku." Mata biru itu bergetar mengelus benda dalam genggaman.

"Harusnya hanya untuk ku." Nyala matanya seram. "Ini satu-satunya untukku."

Yve terengah.

Dia berlari jauh dari hutan timur ke hutan barat hanya untuk menemui Javier. Lebih tepatnya dia mengejar Javier yang tasnya tertukar dengan miliknya.

Melihat Javier terduduk memeluk barang milik Yve. Untuk pertama kalinya Yve melihat ekspresi Javier yang seperti itu. Dan... Yve mengerti kenapa Javier begitu.

How Great Evil Sorceress Live (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang