Alunan musik dansa berhenti saat gelas kaca pecah dilantai pualam. Jendela terbuka dihantam angin mendinginkan ruang ini.
Tarian ku terhenti saat mendengar ucapan ajudan putra mahkota.
Si kepala pirang yang memelukku ini hanya diam tanpa bergerak sama sekali. Aku yakin dia bingung harus bereaksi seperti apa. Apalagi ajudannya mengabarkan berita paling kubenci.
Aku tersenyum tipis seraya mengeratkan tangan putra mahkota yang sedang ku genggam. "Apa katamu?"
Wajahnya memucat dan melirik takut sang tuan. "Lady Siena Floryn mencari putra mahkota."
Oh. Si cantik centil itu datang menempeli tunanganku lagi.
Caspian Sanfranco Abaru, si pangeran mahkota ini merapatkan bibir.
"Yang Mulia," panggilan kuternyata membuatnya takut. Lihat saja reaksi terkejut yang berlebihan itu. "lady sedang mencari anda, apa anda akan menemuinya?"
Caspian tersenyum tipis lalu menarikku untuk berdansa lagi. "Tidak. Sekarang lebih penting."
Dih, si najis.
Pencitraan.
Ya. Caspian berbohong tentu saja. Aku tahu betul apa yang ada dalam pikirannya sekarang.
Ajudan berkacamata di pintu terdiam menatap kami. "Apa saya suruh lady Floryn untuk pulang saja?"
Aku melirik. Suruh pulang? Kalimat yang salah. Harusnya usir.
Si cacing keramat Sienna Floryn. Kenapa dia harus menemui tunangan orang setiap hari. Aku yang bahkan tunangan Caspian yang sah saja jarang bertemu dengannya.
Caspian berdehem kecil. "Bawah dia ke ruang tunggu. Aku ke sana sebentar lagi."
Aku berdecak. Ini benar-benar mirip dengan isi buku sialan itu. Kalau begitu... sebentar lagi ada seorang pelayan yang berlari kesini, membuka pintu ruangan ini dengan tidak tahu diri, memberi kabar yang ku benci.
Caspian mengangkat alis melihatku. Hah? Apa-apaan si brengsek tukang selingkuh ini? Apa dia mengejekku?
"Kau cantik."
Huek.
Rasanya ingin muntah. Hebat sekali laki-laki ini menggombal. Dimana sifat sedingin es yang dirumorkan itu?
Aku tersenyum. "Hehe, anda juga."
Basa-basi.
"Kau memakai pita yang kuberikan."
Ya tentu saja. Seberusaha apapun aku memisahkan pita ini dari rambut ku pasti akan kembali lagi. Ini semua berjalan sesuai dengan isi buku. Aku jadi penasaran, bagaimana pita manis ini dapat melukai sang prontagonis wanita.
Brak!
"Yang Mulia pangeran, lady Floryn jatuh pingsan."
Tuh, Kan!
Caspian menoleh penuh terkejutan. Aku tidak bisa menahan ekspresi wajah lagi dan tersentak ketika pemuda ini melepaskan ku dengan cepat dan keluar dari ruangan. Aku ditinggalkan untuk gadis prontagonis.
Sesuai takdir yang tertulis.
Si anjing.
"Javier,"
Panggilku pada pemuda kesatria berambut biru di sudut ruangan.
Dengan kesal ku tarik pita dari dari rambut ku. Melemparnya pada Javier kasar.
"berikan ini pada Lia di dapur."
Javier membungkukkan badannya sebelum akhirnya keluar juga menyisahkan aku sendiri dengan alunan musik dansa.
KAMU SEDANG MEMBACA
How Great Evil Sorceress Live (End)
DiversosRienraline Varasia Zoro, tunangan putra mahkota kekaisaran Abaru dan putri tunggal pemilik menara sihir. Rienra adalah aku. Status ku tidaklah main-main. Ayahku penyihir agung, tunanganku pangeran mahkota atau lebih tepatnya, aku calon Ratu kekaisar...