O2; his lips

142K 9.1K 427
                                        

"Gak mau, Mi."

Gerakan pulpen di tangannya masih berulang terjadi, Gerald bersandar pada kursinya sambil terus menempelkan benda petaknya itu ke telinga. Mendengarkan kata per-kata yang dilontarkan suara lembut Ibunya di sambungan telfon mereka.

"Di coba dulu, nak," sewot Ibunya membuat Gerald mengusap wajah gusar, "Mami udah okein sama Pak Anja tadi, anaknya bisa kok bagi waktu buat temuin kamu malam nanti."

"Iya tapi Gerald yang gak bisa."

"Bisa, Ge."

"Mami....." Gerald menghela nafas lelah, "Hari ini aku ada jadwal sama Pak Cahyo—"

"Pulangnya kan bisa, nak? Ayolah dicoba dulu siapa tau cocok."

Astaga, percuma. Nyonya Besar ini gak akan pernah mau mengerti.

"Gak bisa, Mami. Kalo Mami masih ngotot mending Mami aja yang nemuin anaknya," balas Gerald cepat lantas menutup panggilan mereka sepihak. Cowok itu menyingkirkan ponselnya ke atas meja di samping macbook miliknya.

Usaha Ibunya udah mencapai seribu satu, Gerald udah gak bisa menghitung berapa kali si Ibu menyuruhnya ikut kencan buta. Membuatnya menemui banyak perempuan-perempuan yang gak di kenal dengan harapan salah satu di antara mereka bisa menggugah hati Gerald untuk menikah.

Menikah, menikah, menikah.

Gerald bosan mendengarnya.

Pemuda itu sebenarnya sadar diri umurnya udah masuk usia yang matang untuk menikah, tapi kalau ceritanya dipaksa-paksa cari jodoh seperti ini Gerald mana mau. Dibilang Gerald mau cari jodoh sendiri juga belum tentu sih, intinya Gerald hanya mau menikmati hidup lebih dulu.

Urusan rumah tangga biar jadi belakangan. Lagipula Gerald gak perlu-perlu amat sama yang namanya istri itu.

Drrttttt!

"Mami sial—" Gerald menahan dumelan sebalnya, tetap mengangkat panggilan kedua kali dari Ibunya itu.

"Ha—"

"Kamu gak usah nemuin dia, Mami udah suruh dia dateng ke kantor kamu siang ini."

"Mi apa-apaan deh, Gerald di kantor kerja kenapa malah disuruh kesini????" Laki-laki itu mulai frustasi.

"Kamu sendiri yang gak mau nemuin dia? Sibuk kan? Yasudah Mami suruh dia kesana sekalian anterin kamu makan siang."

Gerald dibuat mengusap wajahnya gusar lagi, "Mami...."

"Udah ya, nak. Mami mau arisan dulu sekarang, byeee sayang!" Pip! Sambungannya diputuskan sepihak oleh si Mami sekarang.

Gerald menatap ponsel di tangannya, gak bisa dipercaya Ibunya sampai nekat menyuruh perempuan itu datang ke kantor kali ini. Benar-benar udah gila. Seobsesi itu untuk menyuruh Gerald menikah sekarang.

Jari Gerald mulai bergerak mencari nama seseorang di kontak ponselnya. Menekan tombol panggilan menghubungi orang itu.

Nada dering terdengar sesaat sebelum diangkat penerimanya, "Gak."

Right OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang