bonus chapter #6 - uncle aunty

69.3K 3.4K 131
                                        

"Gerald."

"Hm?" Si punya nama membalas dengan gumam, sibuk menyetir sambil satu tangannya yang lain menggenggam tangan kanan Anin—diciumi tanpa bosan sampai wanita itu akhirnya risih sendiri meminta dilepas.

"Noah ditinggal sama mereka gak bakal kenapa-kenapa kan?"

Gerald menoleh, "Gak tau," jawabnya santai, bahunya langsung mendapat pukulan pelan dari Anin.

"Aku nanya serius," dengus Anin bersedekap, Gerald malah tertawa geli melihatnya.

"Bintang kan adek kamu, Nin." Gerald melajukan kembali mobil yang mereka tumpangi saat lampu lalu lintas berubah hijau, "Kamu yang lebih tau, kalo kamu kemarin bilang gak ada masalah, aku percaya aja—dari awal Bintang sendiri kan yang nawarin diri mau jaga Noah?"

Anin kontan garuk-garuk kepala, "Iya sih, at least ada si Naya sama Ical disana nemenin juga, se-enggak berpengalaman, minimal sebagai cewek tau lah ya gimana cara ngasuh bayi dua belas bulan."

"Nah cakep, itu kamu tau." Gerald lagi-lagi meraih tangan kanan Anin untuk digenggam, "Hari ini kita pacaran berdua dulu." Punggung tangan Anin jadi target ciuman Gerald lagi.

"Sadar, Pak." Anin menarik tangannya dari Gerald, "Udah punya buntut satu, jangan santai-santai amat." Ucapan Anin membuat Gerald mencebikkan bibirnya, pemuda itu jadi berdecak mendengar perkataan istrinya.

"Mumpung ada pengasuh gratis elah, Nin," ujar Gerald sebal.

Anin terkikik melihat raut wajah suaminya berubah jengkel, kedua tangannya spontan mendekat—mencubit gemas salah satu pipi Gerald, "Bercanda sayang, ayok kita pacaran yang puas hari ini," katanya sambil tertawa.

Gerald melirik Anin dari sudut matanya, memanfaatkan kesempatan ketika tangan Anin bertengger di dekat bibirnya, Gerald secepat kilas menarik salah satu jari Anin lalu digigit keras menyebabkan Anin mengaduh sakit.

"Gerald!"

"Gemes," kata Gerald tertawa pelan, Anin memberengut.

Tujuan sebenarnya mereka hari ini hanya mendatangi undangan pernikahan salah satu kolega bisnis Gerald—tapi kalau pulangnya jalan berdua gak ada yang salah, bukan? Mumpung anak lucu mereka sekarang tengah sibuk diajak main Om dan Tante-nya.

Seharusnya seperti biasa Noah diajak, anak mereka satu-satunya itu selalu diajak kemana pun kedua orang tuanya pergi. Kebetulan semata Bintang datang lusa kemarin, mengetahui kabar Anin dan Gerald akan pergi hari Minggu-nya, tanpa banyak pikir Bintang langsung menawarkan diri dengan semangat untuk menjaga Noah.

Anin gak merasa heran lagi, Bintang memang sangat menyukai anaknya. Beberapa kali sepulang adiknya kerja, Bintang mampir ke rumah ingin menemui Noah, meski beberapa kali juga pemuda itu dikecewakan sebab Noah selalu tidur sewaktu dia datang.

Gaji pertama pemuda itu bahkan dia sisihkan untuk beli mainan Noah, padahal Bintang sendiri tahu bayi itu belum mengerti apa-apa diberi mainan mobilan remote control. Ya—Bintang gak masalah, suatu hari dia sendiri yang akan mengajari Noah cara memainkannya.

"Tumben banget weekend sepi gini?" Anin mengomentari basement tempat mereka parkir, keduanya sampai di salah satu pusat mall perbelanjaan.

Gerald melihat ke arah jam di tangannya, "Masih siang, kebanyakan pada parkir di atas, paling sore nanti baru penuh disini."

Sebelah alis Anin terangkat, "Terus kenapa kita parkir disini?"

Selintas ide menjahili Anin langsung datang di pikiran Gerald, "Menurut kamu kenapa?" Pemuda itu balik menatapnya, tersenyum nakal sembari menatap Anin lamat dari ujung kepala sampai ujung kakinya. Gerald sengaja.

Right OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang