Selain Narendra, Hilmy juga salah satu teman karib Gerald. Mereka bertiga udah berteman sejak lama karena persahabatan orang tua mereka. Jadi Gerald udah gak asing lagi kalau pulang ke rumah mendapati ada Naren atau Hilmy yang duduk santai selayaknya pemilik.
Bahkan terkadang ketika orang tua Gerald gak ada di rumah, dua manusia itu tetap santai menikmati nyamannya rumah keluarga Candala itu.
Seperti sekarang Hilmy dan Naren sedang santai duduk berselonjor di ruang tengah saat Gerald baru aja pulang dari rumah Anin. Kedua orang itu sibuk menonton serial killer di netflix yang tersambung langsung dengan home teater ruang tengah.
Kedatangan Gerald sempat mengalihkan atensi mereka, tapi gak lama dua laki-laki itu cuek, kembali memusatkan perhatian mereka ke layar televisi.
"Lo berdua gak kerja?" Gerald melempar jas kerjanya ke atas sofa di sebelah Hilmy, kemudian ikut bergabung bersandar malas disana, "Dari jam berapa disini? Mami gua kemana?"
Naren menoleh ke Gerald, "Nyokap lo pamitan ke rumah gua tadi," jawabnya gak membuat Gerald heran, udah sangat biasa sama keadaan ini.
"Lo yang kemana, Ge? Jinan bilang lu gak masuk kantor hari ini, kemana?" sahut Hilmy.
Gerald gak memberi jawaban, pura-pura gak tahu tepatnya. Pemuda itu mendadak sibuk membuka ponsel miliknya, Naren dan Hilmy yang asik menonton juga gak menyahuti lagi. Ketiganya hening sampai film yang mereka tonton selesai—ralat, Naren sama Hilmy sesekali mengomentari scene dari film itu, hanya Gerald yang diam.
Naren beranjak membersihkan botol minuman kaleng bekasnya dan Hilmy, berjalan sedikit guna membuang sampah itu ke tempatnya di pojok ruangan.
"Darimana lu?" Hilmy mengulangi topik, menatap Gerald yang masih duduk disana mengenakan kemeja dan celana setelannya, "Gua tanya kagak dijawab, baru ini lo bolos kece banget brow!"
"Iya juga, keren nih Presdir Candala mangkir tugas, gara-gara apa tuh?" Naren terkekeh menimpali, cowok itu udah kembali duduk di dekat Gerald.
"Ngurus anak," ucapnya santai lantas mengambil remote televisi dari atas meja, mengganti saluran channel-nya.
Gerald tertawa kecil melihat ekspresi Naren dan Hilmy yang tampak kebingungan sama jawabannya barusan, "Gua serius," lanjutnya.
Hilmy menaikkan satu alisnya, "Ngurus anak kucing lu?" laki-laki kulit tan itu melemparkan kulit kacang tepat ke arah Gerald, "Segalaan ngomong ngurus anak, ditanya serius juga—kasian noh si Jinan kocar-kacir gara-gara lu tinggal!"
"Yaelaaahh baru juga sehari," decak Gerald, "Lagian ini gua jujur, Hil."
"Jujur soal?" sahut Naren menatap sahabatnya satu itu, "Pertanyaan serius, Ge. Lo abis kemana hari ini ngilang dari kantor?"
Gerald dan jabatan super pentingnya itu adalah satu kesatuan yang gak bisa dipisah. Sejak naik sebagai pimpinan teratas Candala Group, Gerald jadi manusia yang super sibuk. Pekerjaan menunggunya setiap hari, menuntut Gerald harus bersikap penuh profesionalitas demi mengejar target terbaik.
Saking sibuknya, pernah di satu hari Gerald sarapan pagi di Indonesia lalu makan siang di Singapore. Sebuah kiasan hiperbola yang pernah dicibir oleh Hilmy semasa mereka SMA tapi nyata apa adanya dialami Gerald waktu itu.
Lalu hari ini kabar mencengangkan di dapat oleh Naren dan Hilmy. Mereka berdua gak tahu harus mengucap rasa syukur atau sedikit was-was sama perilaku Gerald yang seenak jidat meninggalkan kantor, kata lainnya teman mereka itu bolos, meski sebelumnya Gerald udah pasti menyuruh Jinan meng-handle segala urusannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Right One
Hayran Kurgu[end/segera terbit] Karena trauma soal keluarga, Anin memutuskan untuk menjalani hidup monoton tanpa menambahkan bumbu asmara di dalamnya. Bangun pagi, kerja, hahahihi bareng temen, lalu pulang buat istirahat. Siklus yang Anin harapkan selalu sepert...