Bab 3

145 23 0
                                    

Nika tidak pernah merasa dipermalukan seperti hari ini! Awalnya semua baik-baik saja sampai Kakek Diva menghubungi Diva.

Diva meninggalkan teman-temannya bersama Lancy yang sudah kenal baik dengan kakek Diva. Menerima video call dari kakek yang ia sayangi.

Nika sudah merasa tidak enak ditinggal dengan Valen dan Cherly. Valen dan Cherly begitu membencinya. Tidak hanya mengunjingnya di belakang, mereka bersama Lancy mencemoohnya di hadapan orang banyak. Mempermalukannya. Hanya Diva selalu membelanya.

"Kamu kalau tahu diri, menjauh dari Diva." Valen menatap sinis pada Nika. Ia menganggap Nika seperti parasit yang sangat susah dibasmi.

"Aku tidak pernah mendekati Diva. Ia yang lebih dahulu mengajakku berteman." Balas Nika tidak ingin kalah pada Valen. Ia tahu Valen begitu berusaha keras dekat dengan Diva dan tentu saja ucapan itu sore spot Valen.

"Benarkah?" Valen yang biasanya mengamuk jika disinggung, kali ini hanya tersenyum sinis. Mencemooh Nika.

"Kakek aku mau perkenalkan teman-teman aku." Suara Diva terdengar membuat Nika, Valen dan Cherly berdiri dengan wajah tersenyum ke kakek Diva yang memiliki sedikit kemiripan dengan wajah papi Diva.

Kakek Diva tinggal di luar negeri. Mereka hanya mendengar kabar jika kakek sangat menyayangi cucu satu-satunya. Apapun yang Diva inginkan, maka kakeknya akan mewujudkan lebih dari ekspektasi Diva.

Sudah banyak bukti yang dilakukan kakek demi menyenangkan hati cucunya. Membuatkan mall, restauran elit yang hanya orang kalangan atas yang dapat mereservasi, taman bermain hingga membeli saham perusahaan fashion terkenal atas nama Diva. Menjadikan Diva terkenal sebagai princess keluarga Adikara.

"Kek, ini teman-temanku." Diva memperkenalkan teman-temannya dengan senyum lebar sambil memperlihatkan wajah kakeknya di hadapan teman-temannya. "Ini Valen, Cherly dan Nika."

"Hallo," Sapa Nika canggung. Berbeda dengan Valen dan Cherly yang terlihat tenang menyapa kakek.

"Pak Bagas idolanya daddy saya." Ucap Valen sambil tersenyum lebar ke arah layar ponsel. Mengucapkan kata manis agar menarik perhatian kakek Diva.

"Siapa papi kamu?" Tanya kakek yang tadinya terlihat dingin, melunak mendengar pujian Valen.

"Nama papi Marlin Harmoto."

"Kamu anak Marlin, Direktur perusahaan Virama?"

"Iya, Pak." Jawab Valen sambil tersenyum malu. 

Tidak mungkin kakek tidak mengenal daddy yang sekarang memimpin perusahaan Virama menggantikan kakek Valen. Daddynya dipilh dibandingkan saudaranya berkat Valen yang menjadi teman Diva. Membuat perusahaannya yang awalnya mustahil bisa mendapatkan koneksi hingga akhirnya bekerja sama dengan perusahaan keluarga Diva. 

"Jangan panggil Pak. Panggil Kakek."

"Iya, kakek." Ucap Valen penuh percaya diri. Itu karena ia tahu Pak Bagas akan menerimanya karena ia anak Direktur Perusahaan yang semakin maju karena bekerja sama dengan anak Perusahaan papi Diva. 

"Bagaimana dengan Cherly? Papinya kerja apa?"

"Papi kerja di Perusahaan kakek saya." Jawab Cherly gugup sambil malu-malu. 

"Perusahaan apa?" Tanya kakek dengan wajah dingin. 

"Perusahaan Atirath"

"Perusahaan Atirath?" Kakek belum pernah mendengar perusahaan itu yang artinya itu hanya perusahaan kecil. 

"Perusahaannya kerja sama dengan Perusahaan kami, Kek." Jelas Lancy membela Cherly.

 Lancy suka berteman dengan Cherly yang pemalu seperti kelinci. Berbanding balik dengan sifatnya yang penuh percaya diri. Ia merasa Cherly menganggapnya benaran teman bukan karena ada maunya seperti Valen dan NIka. 

EnvyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang