Bab 28

162 23 2
                                    

Trisha tidak menyangka mendengar kabar buruk dari pelayan kediaman Nika. Ia berniat memberi kejutan pada Nika akan kepulangannya. Ternyata malah ia yang mendapat kejutan dengan berita Nika  dirawat di rumah sakit dan William dibawa oleh Bagas Adikara.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Nika pada Glenda di depan kamar Nika. 

Glenda sekarang menjadi General Manager ditunjuk langsung oleh Nika . Nika mempercayakan Glenda menjalankan bisnis hotel dan Mall yang dibangun oleh Xander untuknya dibantu Resa, teman Nika saat kerja di cafe dulu sebagai asisten Glenda

"Ini dikarenakan foto pernikahan Pak Xander dan Bu Nika tersebar. Pak Bagas yang tahu langsung mencari tahu tempat Bu Nika tinggal."

"Menurut Juni, Pak Bagas memerintahkan Bu Nika bercerai dari Pak Xander. Hanya saja saat itu Bu Nika menggendong Tuan William saat ingin bersembunyi di lantai atas."

"Mengetahui jika William anak Pak Xander, Pak Bagas mengambil paksa tuan William dari Bu Nika. Bahkan salah seorang penjaga Pak Bagas memukul Bu Nika sampai tidak sadarkan diri!" Cerita Glend geram! Bahkan ia yang mendengar keterangan dari Juni marah besar. Apalagi melihat wajah Nika yang penuh luka!

Ia berharap Pak Xander tidak memberi ampun pada orang yang memukul Nika dan merebut paksa tuan William! 

"Jika aku bertemu dengan orang yang memukul Nika, aku akan menghajarnya habis-habisan!" Bisa-bisanya pria memukul seorang wanita hngga pingsan! Apalagi demi merebut anak dari wanita itu!

"Benar. Jika aku bertemu dengan laki-laki pengecut itu, aku juga akan menghajarnya!" Resa sangat membenci laki-laki kasar pada wanita. Beraninya menggunakan kekuatannya pada wanita!

Melihat Nika dengan kondisi yang memprihatinkan, membangkitkan amarah Resa. Andai saja ia ada di tempat kejadian, ia akan memukul laki-laki itu dengan benda keras dan membuatnya babak belur!

Suara pintu lift terbuka. Mereka menoleh ke asal suara. Xander keluar sambil mengendong William bersama Edrik dan dua pengawalnya. 

Melihat keadaan William baik-baik saja, semua lega. 

"Auntie Trisha!" Panggil William senang melihat Trisha. Ia sangat menyukai auntie Trisha yang selalu membawanya hadiah dan bermain dengannya. 

Bukannya ia tidak senang bertemu dengan Auntie Glenda dan Auntie Resa. Ia sering melihatnya datang ke rumah tetapi auntie Trisha sangat jarang bertemu dengannya. 

"Halo, William," Sapa Trisha sambil tersenyum. Ia tidak ingin terlihat cemas dihadapan keponakannya. 

"Apa William tidak apa-apa?" 

William menggelengkan kepalanya. "William mau bertemu mommy,"

Trisha terdiam sambil melirik Xander. Ia khawatir William melihat Nika terluka dan mempengaruhi psikologinya. 

"Kita masuk bertemu mommy," Ajak Xander tidak khawatir sedikitpun. Meskipun William masih balita, tetapi ia tahu anaknya tidak dapat dibohongi. Lagipula kondisi mental Nika sangat mencemaskan. Ia harus bertemu dengan William agar psikisnya stabil.

"Apa tidak apa-apa?" Tanya Trisha berusaha menghentikan Xander.

"Tidak apa-apa." Xander membawa William masuk ke dalam.

"Mommy!" Panggil William ke mommy yang terbaring tidak sadarkan diri. Ketakutannya kembali saat ia memanggil mommynya tetapi mommynya tidak bangun.

William menangis keras. "Mommy, bangun!" William meronta dari gendongan daddynya. Dengan perlahan Xander menurunkan William agar putranya tidak terjatuh. 

"Mommy sedang tidur karena obat. Biarkan mommy tidur." Xander menenangkan William dan mengusap air matanya. 

"William lihat mommy dipukul dan tidur. William panggil mommy tidak bangun." Cerita William terbata-bata sambil menahan tangisnya. Ia tidak ingin mommynya bangun dan sakit lagi.

EnvyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang