"Permisi Pak, Pak Bagas datang ke perusahaan." Amanda melaporkan kedatangan Bagas yang masih di lantai bawah.
Ia mendapat kabar dari resepsionis di lobby gedung jika Bagas datang dengan asisten kepercayaannya. Kedatangan Bagas hanya ada 2 hal. Pertama jika ada rapat dan kedua bertemu dengan Xander.
Ia yakin jika tujuan Bagas ke perusahaan pilihan kedua. Ia melaporkan lebih dahulu karena Bagas sedang menuju ke ruangan atasannya.
"Siapkan minuman seperti biasa." Perintah Xander tanpa melepaskan pandangannya pada layar laptopnya.
"Baik, Pak" Amanda keluar dari ruangan Xander menuju pantry yang ada di lantai yang sama.
"Edrik, bagaimana keadaan Nika dan William?" Tanya Xander yang selalu memantau perkembangan Nika dan putranya.
Walaupun ia menanyakan kembali perkembangan pada Dokter yang merawat Nika di rumah, tetap saja ia harus tahu kondisi Nika.
Bahkan setiap pulang kerja, ia langsung pulang ke rumah. Menolak menghadiri setiap pesta ataupun makan malam undangan partner bisnisnya. Fokus utamanya sekarang keluarganya sampai keadaan dalam kendalinya.
Tok, tok, tok, Amanda mengetuk pintu dari luar. Lalu membukanya. Mempersilakan Bagas dan asisten kepercayaannya masuk ke dalam. Lalu menutup kembali pintu. Pengawal Bagas berdiri di depan pintu. Menjaga agar tidak ada orang yang berniat melukai atasannya.
Bagas duduk di sofa berseberangan dengan Xander. Mengamati ruang kerja Xander yang dulu biasa saja sudah di renovasi menjadi luas. Bahkan satu lantai khusus untuk Xander. Itu semua karena Xander tidak ingin memakai ruangan yang turun temurun menjadi tahta tertinggi di perusahaan Bayanaka.
"Aku akan mengadakan pesta Sabtu depan. Aku akan mengumumkan William jadi Penerus Adikara."
Bagas menatap Xander tidak senang. Ia ingin melihat reaksi Xander akan senang dan berterimakasih padanya. Nyatanya, Xander tidak bereaksi apapun. Ia terlihat biasa saja seakan itu sudah menjadi kewajiban Bagas untuk melakukannya.
Jika saja ia punya cucu yang laki-laki selain William, ia pasti akan senang hati mengumumkan cucu itu dan mendidiknya menjadi Adikara sejati seperti dirinya. Sayangnya ia tidak punya pilihan lain. Kedua saudaranya mendesak agar putra-putra mereka diumumkan menjadi penerus Adikara setelah Xander. Karena putra mereka sudah lama bekerja di bawah Xander dan lama dididik oleh Xander dibandingkan William yang masih berusia 2 tahun.
Tentu saja ia tidak akan melakukannya! Keturunannya lah yang harus menjadi penerus sampai seterusnya! Ia sudah mengorbankan banyak hal sampai di titik ini bahkan menikahi wanita yang dingin dan kejam!
"Tetapi dengan satu syarat, aku minta kamu bercerai dengan wanita itu!" Wanita yang menjahati cucu kesayangannya, Diva sangat tidak pantas menjad bagian Adikara. Ia tidak akan pernah setuju!
"Apa alasannya aku harus menceraikan istriku?" Tanya Xander tidak terlihat marah sedikitipun.
"Ia berasal dari keluarga miskin! Ia juga berteman dengan Diva dan memanfaatkannya untuk dekat denganmu! Apa kamu tidak sadar itu semua?!" Ia menganggap Xander begitu bodoh bisa masuk ke dalam jebakan gadis miskin yang licik.
"Aku menikahi Nika tidak ada hubungannya dengan pertemanan Nika dan Diva. Banyak teman Diva tapi aku tidak pernah tertarik sedikitpun. Begitu juga wanita yang selama ini kamu kenalkan padaku. Hanya Nika yang aku inginkan menjadi istirku."
"Kamu yang ingin? Aku yakin wanita itu mengguna-gunaimu!"
"Kenapa masih percaya hal seperti itu." Xander memberi Bagas tatapan meremehkan. Ia tidak pernah percaya hal mistik sekalipun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Envy
RomanceHal yang paling dibenci oleh Nika terlahir miskin. Ia selalu iri pada teman-temannya yang kaya raya terutama Diva Adikara. Diva terlahir di Keluarga nomor satu di kotanya memiliki semua yang diinginkan oleh Nika. Ia berharap mendapatkan semua yang D...