Nika menepati janjinya datang ke rumah Diva. Membantu Diva menyelesaikan skripsinya. Semakin skripsi Diva selesai, semakin cepat ia bebas.
Selama di rumah Diva, ia berharap tidak bertemu dengan papi Diva. Ia tidak ingin melihat orang yang ia tolong bahkan mengambil keperawanannya malah jahat padanya!
Apa yang ia harapkan jadi kenyataan. Ia tidak pernah bertemu dengan papi Diva. Tentu saja hal itu membuatnya lega.
Tak terasa hampir sebulan Nika membantu Diva dan teman-temannya. Harusnya bisa diselesaikan dalam seminggu mundur sampai sebulan. Itu semua karena Diva dan teman-temannya sering menunda. Ada saja alasan yang harus mereka kerjakan. Bahkan mereka sempat liburan ke luar negeri tanpa memberitahu Nika.
Begitu menyadari jika waktu telah terbuang banyak dan percuma, mereka malah menyalahkan Nika. Menuduh jika Nika sengaja tidak ingin mereka cepat lulus karena tidak mengingatkan mereka.
Nika hanya diam saja pada tuduhan mereka. Tidak mengelak apalagi membela diri. Lagipula jika ia memburu mereka untuk menyelesaikan skripsi, mereka pasti akan memarahi Nika. Mengejeknya jika ia tidak ingin mereka bersenang-senang dan ingin menyiksa mental mereka.
"Nika, apa Diva dan Valen sudah selesai konsultasi?" Tanya Cherly menghampiri Nika yang menunggu di luar ruang dosen.
Nika melirik Cherly yang datang tidak sendiri. Ia bersama Lancy. "Belum." Jawab Nika sambil memasukan kembali ponsel ke dalam kantong tasnya.
"Bagaimana hasil konsultasi kalian?" Tanya Nika pada Cherly dan Lancy yang satu Dosen Pembimbing skripsi karena research mereka sama.
"Masih ada yang harus direvisi." Jawab Cherly masih bisa mengobrol baik-baik pada Nika. Berbeda dengan Lancy yang tidak mau berbicara apalagi melihat Nika. Seakan Nika tidak ada.
Tak lama, Diva dan Valen keluar dari ruangan. Wajah Diva dan Valen terlihat senang.
"Bagaimana?" Tanya Lancy mendekati Diva.
"Hanya beberapa revisi dan konsultasi sekali lagi sebelum di ACC untuk sidang." Jawab Diva tidak bisa menyembunyikan bahagianya.
"Wah, kalian beruntung. Kami hanya minta direvisi." Cherly dan Lancy tidak diberitahu dosennya kapan bisa di ACC. Hanya revisi, revisi terus.
"Ayo, kita ke kantin." Ajak Diva tidak enak mereka bercerita di depan ruangan dosen.
Mereka ke kantin sambil bercerita saat mereka konsultasi. Nika yang di belakang mereka hanya diam mengikuti mereka.
"Hari ini aku mau cari hiburan sebelum kembali pusing lihat skripsiku." Ucap Valen setelah mereka duduk di kursi.
"Sama. Aku juga sudah lama tidak rileks." Lancy merasa suntuk melihat skripsinya. Apalagi ia harus merevisi. Baginya sejam saja melihat file skripsi di layar laptopnya sudah membuatnya pusing.
"Kita mau pergi kemana?" Tanya Cherly yang tidak langsung setuju dengan Valen dan Lancy. Toh, mereka punya Nika yang bisa membantu revisi.
"Ada hotel yang bagus untuk kita staycation." Valen mengajak teman-temannya liburan kembali. Ia merasa bukan mereka yang akan memenuhi perintah Dosen Pembimbingnya. Ada Nika yang akan melakukannya untuk mereka.
Ia hanya perlu membujuk Diva meminta Nika membantu mereka. Setelah itu menyerahkannya ke Dosen dan bisa tenang liburan sebelum jadwal sidang keluar.
Waktu mereka asik merencanakan liburan mereka, ponsel Nika berbunyi. Nika mengeluarkan ponsel dari tasnya. Menatap nomor tidak ia kenal menghubunginya dari kemaren. Ia tidak pernah mau mengangkat nomor asing. Ia membiarkan sampai dering di ponselnya berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Envy
RomanceHal yang paling dibenci oleh Nika terlahir miskin. Ia selalu iri pada teman-temannya yang kaya raya terutama Diva Adikara. Diva terlahir di Keluarga nomor satu di kotanya memiliki semua yang diinginkan oleh Nika. Ia berharap mendapatkan semua yang D...