Valen melampiaskan emosinya dengan memutuskan untuk pergi ke club yang biasa ia datangi. Club khusus dimana semua pengunjungnya wajib memakai topeng. Menyembunyikan identitas dan dapat bebas bersenang-senang tanpa ada yang mengenali.
Sayangnya tidak ada teman yang bisa ia ajak ke club. Semua teman-temannya bersikap seperti gadis terhormat padahal sifat mereka lebih buruk terutama Diva!
Valen sangat membenci Diva. Setelah Kenny keluar negeri, ia harus menggantikan Kenny. Ia harus melakukan semua perintah Diva termasuk membereskan semua masalah yang Diva lakukan!
Ia tidak punya pilihan lain. Jika ia tidak menuruti Diva, bisnis keluarganya akan hancur dan ia akan dinikahkan dengan kakek-kakek entah menjadi istri yang keberapa!
Valen menegak minuman yang baru saja disajikan. Anggap saja ia merayakan hari jatuhnya Diva. Dimana semua orang tahu sifat asli wanita itu yang tidak sebaik dan sepolos yang biasa ia tampilkan.
Sayang sekali kesenangannya hanya sesaat. Ia sudah menyinggung Diva dan sekarang menunggu waktu bisnis keluarganya akan menghadapi masalah. Kali ini tidak ada yang dapat menggantikannya untuk menikah demi menyelamatkan perusahaan. Hanya Valen satu-satunya yang belum menikah di usia yang telah dewasa.
"Sendirian?" Valen memutar bola matanya. Tanpa menoleh ia mengenal suara Ryan.
"Bagaimana dengan imbalanku?" Tanya Ryan sambil duduk di sebelah Valen.
"Imbalan apa? Video itu sudah tersebar sebelum aku mengancamnya." Kesal Valen mengingat kembali kesempatan untuk memeras Diva. Jika saja Video itu tidak diputar di depan umum, ia bisa mengambil keuntungan dari Diva termasuk kebebasan sebagai budak Diva!
"Sayang sekali," Gumam Ryan dengan senyum sinis melirik Valen lalu mengambil gelas di tangan Valen dan meminumnya.
Valen menatap kesal akan sikap Ryan. Hanya saja ia sudah terbiasa dengan Ryan yang suka semena-mena.
"Aku kemari tidak ingin cuma minum." Ryan meletakan gelas yang kosong di atas meja.
Ryan memegang pergelangan tangan Valen. Mengajaknya pergi sebelum meletakkan uang beserta tips di atas meja dan membawa Valen keluar dari club.
"Kamu mau bawa aku kemana?" Tanya Valen menyamakan langkah kakinya dengan langkah Ryan menuju lift yang mengarah ke parkir.
"Ke apartemenku."
"Apartemenmu?" Valen tidak percaya Ryan akan membawanya ke apartemennya. Biasanya mereka melakukannya di hotel satu gedung dengan club. Lalu kenapa kali ini Ryan malah membawanya ke tempat privasinya?
Bukan hanya Valen dan Ryan yang biasa melampiaskan kebutuhan mereka di hotel tetapi semua pengunjung. Lebih praktis setelah urusan mereka selesai, mereka dapat berpisah tanpa banyak drama. Terutama merahasiakan kehidupan pribadi tanpa siapapun yang tahu.
"Apa kamu mau ikut?" Tanya Ryan seakan menantang Valen.
Jika biasa Valen akan menolak karena ia tidak ingin terlalu masuk lebih jauh ke kehidupan pasangan tidurnya, kali ini ia tergoda. Ia penasaran dengan Ryan yang begitu misterius. Ia hanya tahu Ryan seorang hacker selain itu, ia tidak tahu apapun.
"Tentu saja." Tidak terlintas sedikitpun jika Ryan dapat berniat jahat padanya. Ia begitu percaya pada Ryan yang sudah ia kenal selama setahun.
Di dalam mobil Valen dan Ryan tidak berbicara sepanjang perjalanan. Valen menatap ke arah jendela mobil. Menyadari jika lokasi apartemen Ryan di lingkungan kelas atas dimana hanya orang yang sangat kaya dapat menjadi penghuninya.
Valen berdecak. Ia tidak menyangka jika Ryan lebih kaya raya dari yang ia bayangkan. Ia menoleh ke arah Ryan yang begitu tenang dibalik kemudi mobil. Meneliti wajah Ryan yang tertutup topeng. Hanya bagian bibir dan dagunya yang terlihat sebelum kembali menatap jendela mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Envy
RomanceHal yang paling dibenci oleh Nika terlahir miskin. Ia selalu iri pada teman-temannya yang kaya raya terutama Diva Adikara. Diva terlahir di Keluarga nomor satu di kotanya memiliki semua yang diinginkan oleh Nika. Ia berharap mendapatkan semua yang D...