Bab 54

237 19 5
                                    

Berita percobaan pembunuhan Bagas Adikara tersebar sangat menggemparkan. Beruntung ia berhasil ditolong oleh asisten kepercayaannya, Gunar yang membawanya ke Rumah Sakit dan sampai sekarang belum sadarkan diri. 

Mendengar kabar itu, ada yang  simpati dengan Bagas agar ia cepat pulih. Ada pula yang senang mendengarnya terutama musuh-musuh Bagas yang ingin agar ia tidak sadarkan diri selamanya termasuk Bima.

Hanya selang beberapa jam, berita kematian Ronan Willfred menyebar luas diliput media internasional. Apalagi terkuaknya bisnis kotor Ronan ditambah dengan pembunuhan yang telah banyak ia lakukan pada lawannya membuat nama baiknya hancur. Tidak ada yang bersimpatik akan kematiannya. Sebaliknya semua orang memakinya meski ia sudah tiada. Bahkan Sonya, istri Ronan bersembunyi saat Ronan dimakamkan. 

Kabar jatuhnya Ronan tentu suatu kabar yang menggembirakan bagi musuhnya. Mereka sudah lama menanti Ronan hancur terutama Ronan yang disingkirkan oleh penjabat pemerintahan yang menjadi rekannya. 

Saat Bagas sadar, ia terlihat berbaring lemah di ranjang Rumah Sakit. Gavin dan Diva setia  menunggunya. Walaupun sebenarnya ia berpura-pura sakit, ia tidak mau ketahuan jika rencananya gagal. 

Ini semua karena Xander tidak memberitahunya jika Xander telah menemukan markas Ronan dan membuat bajingan itu menerima ganjarannya! Jika ia tahu, ia tidak akan meminta Gunar menuruti keinginan Ronan dengan berpura-pura memberinya racun. 

Bagas mengira dengan percobaan pembunuhan atas perintah Ronan maka ada bukti kuat untuk menahan Ronan. Mengorbankan dirinya agar rencana Xander menyingkirkan Ronan berjalan mulus. Nyatanya, tanpa ia harus berpura-pura diracuni, Xander mampu melakukannya. 

Setidaknya rencana keduanya akan berhasil. Ia bisa mundur dari posisi Kepala Keluarga Adikara. Ia tahu Xander tidak akan berhenti sampai keinginannya terlaksana. Buktinya ia bisa menghancurkan Ronan Willfred yang memiliki pendukung yang kuat dibelakangnya. 

Selain itu ia sudah tidak peduli dengan Keluarga Adikara. Ia merasa semua yang ia pertahankan dan perjuangkan hanya sia-sia. Keluarganya tetap saja celaka karena perebutan kekuasaan. Ia ingin keluarganya dan dirinya hidup tenang. Jauh dari konflik yang terus membayangi mereka sampai sekarang. 

"Gavin, Diva, Aku akan memberitahu kalian lebih dahulu agar kalian tidak terkejut ataupun marah akan keputusanku. Aku akan mundur dari posisi Kepala Keluarga Adikara."

"Kakek akan mundur? Berarti papi akan menggantikan kakek?" Diva melirik Gavin. Ia khawatir hubungan Gavin dan Xander tidak begitu baik. Bagaimana kalau Xander bersikap kejam pada daddynya jika jadi kepala keluarga Adikara?

"Tidak. Xander mundur dari penerus Kepala Keluarga Adikara. Ia akan mengubah nama menjadi Laksmana."

Diva tersenyum senang. Jika papi mundur maka daddynya lah yang akan menggantikan Kakeknya. "Lalu siapa yang akan menggantikan Kakek? Apa daddy?" 

"Tidak." Bagas menatap Gavin dengan sorot sedih. Senyuman di wajah Diva lenyap begitu mendengar jawaban kakeknya.

"Maaf, Gavin. Daddy ingin sekali menjadikanmu penerus Kepala Keluarga Adikara. Hanya saja Xander akan menghancurkan Adikara. Daddy tidak ingin kamu dan Diva disakiti olehnya." Jelas Bagas berharap Gavin memahami keputusannya. 

Gavin baru menikmati kebebasan. Ia tidak ingin Gavin menghadapi konflik dengan Xander. Entah apa yang akan dilakukan Xander pada Gavin jika Gavin menjadi Kepala Keluarga Adikara. Bagas tahu Xander begitu kejam. Ia bahkan berhasil melenyapkan Ronan Willfred. Ia takut Xander menghancurkan Gavin dan Diva demi membalas dendam pada Adikara.

Xander akan menghancurkan Adikara? Diva tidak bisa percaya. Apalagi mengubah namanya menjadi Laksmana. Bukankah selama ini Xander begitu berusaha keras menjadikan Adikara sebagai Keluarga yang unggul dibandingan Keluarga lainnya? Itu pasti bohong!

EnvyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang