Bab 6

154 20 0
                                    

Setelah seminggu Nika fokus menyelesaikan skripsinya, Trisha mengajaknya untuk keluar mencari udara segar. Trisha sendiri bosan melihat rutinitas Nika yang hanya memasak untuk makan mereka lalu mengerjakan skripsinya di dalam kamar. Nika hanya keluar saat bekerja di café, konsultasi dengan dosen pembimbing dan mengajukan persyaratan sidang skripsi. Ia hanya mengobrol dengan Trisha waktu mereka makan.

"Gimana?" Tanya Trisha setelah mereka selesai memesan makanan dan minuman. "Café ini baru buka dan terkenal."

"Hm, bagus." Jawab Nika sambil mengedarkan pandangan pada interior mewah dan berkelas di dalam café. Jelas cafe ini menargetkan orang kalangan atas.

Setiap meja memiliki sofa dengan sandaran tinggi sehingga terasa nyaman tidak melihat sesama pelanggan.

"Lain kali aku akan mengajakmu ke café dengan pemandangan lebih bagus dari ini." Trisha sangat suka ke café tidak hanya untuk mengganti suasana tetapi juga untuk menyelesaikan pekerjaan dan tugas kuliahnya.

Ia lah yang mengenalkan Nika ke pemilik salah satu café langganannya untuk bekerja di sana.

Ia mengagumi NIka yang pekerja keras. Nika tidak hanya bekerja sebagai asistennya untuk menyelesaikan projek dari perusahaan ayahnya tetapi juga mau bekerja sambilan di café sambil kuliah.

"Oke, tapi kamu yang bayar." Nika tidak memiliki uang untuk mentraktir Trisha. Tempat yang dipilih Trisha mahal. Uang hasil kerjanya dalam sebulan bisa habis dalam sekejap jika ia mentraktir Trisha.

"Tenang. Setiap aku yang ajak, pasti aku yang bayar." Trisha hanya perlu teman untuk menikmati suasana. Ia mengedarkan pandangan sampai sosok yang ia kenal masuk ke dalam cafe.

"Itu bukannya Diva?" Tanya Trisha yang tempat duduknya berhadapan dengan pintu masuk. "Ia datang bukan dengan David."

Walaupun David dan Diva tidak mengenal Trisha, tetapi Trisha sering mendengar kabar tentang pangeran dan putri yang terkenal di kalangan mereka. Dua keluarga berpengaruh yang akan bersatu membentuk raksasa bisnis dengan kekuatan mereka.

Nika menoleh ke belakang. Terkejut saat ia mengintip Diva yang datang bukan bersama David, kekasihnya. Akan tetapi Diva bersama laki-laki yang tidak pernah ia sangka akan jalan bersama Diva. Laki-laki yang sangat dikenal Nika.

Laki-laki yang terkenal sebagai perundung di kampus mereka dan Nika salah satu korban perundungannya. Sejak berteman dengan Diva, laki-laki itu tidak pernah lagi merundung secara fisik walau tetap mengejeknya.

Kenapa Diva bisa bersama Kenny? Bukannya Diva tidak menyukai Kenny yang selalu jahat ke orang lain?

Diva dan Kenny berjalan ke arah Nika. Mereka mengambil duduk tepat di meja sebelah Nika. Mereka tidak melihat Nika yang duduk membelakangi mereka.

"Aku tidak punya banyak waktu.Kalau kakek tahu aku bertemu dengan kamu, kakek akan marah besar." Diva terdengar tidak sabar untuk mengakhiri pertemuannya dengan Kenny. Ia tidak ingin orang-orang melihatnya dengan Kenny.

"Opa perlu suntikan dana." Jawab Kenny sambil membuka buku menu dan memesan yang ia inginkan.

Diva tidak ingin memesan apapun. Ia terlalu kesal dengan Kenny yang seenaknya menghubunginya saat ia berbelanja di toko langganannya bersebelahan dengan café. Jika bukan karena Kenny mengatakan Opa ingin bertemu dengan kakek Diva, ia tidak akan mau menemuinya!

Tahu jika Diva tidak ingin memesan, Kenny mengibas tangannya mengusir pelayan café. Ia hanya perlu menyampaikan perintah Opa. Ia juga tidak ingin berlama-lama bersama Diva.

"Suntikan dana?" Tanya Diva menahan berteriak di depan umum. "Bukannya aku baru memberikannya?"

"Opa perlu melobby agar proyeknya lancar."

EnvyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang