Bab 47

108 16 3
                                    

Diva berdiam diri di dalam rumah setelah pernikahannya batal dan tidak ingin keluar bahkan berinteraksi dengan teman-temannya. Hanya saja kabar mengejutkan dari Maora membuatnya hampir tidak percaya. David akan menikah? Setelah mereka baru saja mengabarkan pernikahan mereka!

David memang brengsek! Rasa cinta Diva lenyap tidak tersisa. Tidak ada rasa cemburu hanya perasaan amarah telah jatuh cinta pada orang yang salah. Ia mengorbankan banyak hal untuk David. Ia bahkan tidak sengaja melakukan tindakan kriminal karena bertengkar merebutkan David.

Diva memaki dirinya sendiri. Lihat! Pria yang dianggapnya seperti pangeran ternyata hanya sampah yang meraup keuntungan demi dirinya sendiri.

Tentu saja ia mendengar bagaimana kakeknya membuat keluarga Wistara diambang bangkrut. Mendengar David mencari bantuan yang berakhir dengan penolakan dan penghinaan. Akan tetapi pria secerdas David pasti akan menemukan cara yang lebih baik dengan otaknya untuk mengembalikan keadaan.

Sayangnya, kecerdasannya malah digunakan untuk menikah dengan gadis yang bahkan membuat Diva merasa jijik. Ia bahkan tidak menyangka jika gadis itu berani menikah dengan David padahal ia mengatakan pada Diva jika mereka berteman.

Berteman? Ia selalu meragukan loyalitas gadis itu dan ternyata benar. Entah darimana keberaniannya dan keluarganya meminta David menjadi bagian keluarga mereka. Bahkan terang-terangan membantu keluarga Wistara tanpa takut ancaman dari Adikara.

Hah! Apa peduliku! Kesal Diva jika mengingat dua orang yang ia benci sekarang. Diva memutuskan untuk menyenangkan dirinya dengan berbelanja. Mencari hiburan dan menyenangkan hatinya. Tidak khawatir jika ia menjadi gunjingan jika bertemu dengan orang-orang yang ia kenal.

Daddynya benar. Ia tidak perlu takut ataupun khawatir orang-orang tahu sifat aslinya. Ia hidup bukan untuk menyenangkan dan memenangkan hati semua orang. Ia hidup untuk dirinya. Bebas mengungkapkan perasaannya tanpa perlu khawatir orang-orang akan menjauhinya. Khawatir orang-orang akan memusuhinya.

Diva yang menikmati berbelanja seorang diri tanpa pengawal. Maora yang seharusnya menemaninya selama berbelanja, mendapat telepon jika Ibunya sakit dan meninggalkan Diva di Mall seorang diri. Diva yang merasa jika ia aman di Mall milik keluarganya tidak menelepon pengawal untuk mendampinginya. Ia memasuki toko tempat ia biasa membeli gaun yang ia suka. Ia mendapat pemberitahuan dari staf butik jika ada gaun terbaru keluar hari ini.

"Apa aku terlihat cantik?" Tanya suara yang sangat ia kenal. Gadis itu memakai gaun yang diinginkan Diva.

"Iya, gaun ini sangat cocok untukmu." Jawab pria yang tersenyum menyenangkan gadis itu.

Wajah Diva muram. Bukan karena melihat dua orang yang beberapa hari ini membuatnya muak. Tetapi gadis itu memakai gaun yang ingin ia beli!

"Ah, Diva," Panggil gadis itu melihat Diva yang menatap kesal padanya. Dalam hati ia takut pada Diva. Di sisi lain ia malah bangga. Ia ingin tahu apa reaksi Diva setelah tahu dan melihat ia memiliki yang Diva punya.

David yang mendengar nama Diva langsung membalikan tubuhnya menghadap Diva. Ia memasang wajah tenang walaupun ia kecewa dan marah pada mantan tunangannya. Kecewa kenapa Diva tidak melarang kakeknya untuk menghentikan amarah kakeknya pada perusahaan Wistara. Marah karena Diva tidak membantunya disaat ia sangat butuh bantuan. Sangat marah karena Diva membuatnya menjadi bahan ejekan semua orang!

Diva tidak ingin melihat dua orang itu. Ia membalikan tubuhnya ke arah staf butik yang melayaninya.

"Maaf, Nona Diva. Pesanan Nona Diva.." Staf butik melirik ke arah gadis yang memakai gaun pesanan Diva.

Ini semua salah karyawati baru yang langsung menunjukan gaun yang baru datang termasuk milik Diva. Gadis yang ia kenal berteman dengan Diva tentu saja diberi pelayanan istimewa. Karyawati itu tidak memberitahu jika gaun itu sudah dipesan dan langsung melayani gadis itu mencoba gaun.

EnvyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang