Bab 9 (NSFW)

191 21 0
                                    

Khusus Usia 25+

Malam terasa sangat panjang. Nika memiliki kunci duplikat kamar yang jauh dari kamar tempat wanita bernama Jessy menunggu Xander.

Ding! Akhirnya yang ditunggu Nika tiba. Xander berjalan sempoyongan dengan kartu kamar di tangannya. Nika berjalan cepat menghampiri Xander. Sengaja menyenggolnya hingga kartu yang ada di tangan Xander jatuh.

"Maaf, Pak" Nika mengambil kartu yang terjatuh dan menukarnya dengan kartu kamar di tangannya.

"Ini kartu Bapak" Ucap Nika menyerahkan kartu pada papi Diva. "Apa Bapak tidak apa-apa?"

Xander menatap kartu di tangannya. Lalu menatap Nika dihadapannya. "Dimana kamar ini?"

"Ah, mari saya antarkan. " Nika berjalan lebih dahulu. Langkahnya terhenti saat menoleh ke belakang. Papi Diva berjalan sempoyongan hampir menabrak dinding koridor. Wajahnya memerah. Ia bahkan melonggarkan dasinya dan membuka kancing di kerahnya.

"Permisi" Nika melingkarkan lengan papi Diva di pundaknya. Membantu pria yang lebih tinggi darinya berjalan menyusuri koridor menuju kamar yang sudah Nika sediakan. Yang ada dipikiran Nika segera membawa Xander ke kamar dan memberinya pertolongan.

Sesampai di depan pintu kamar, Nika mengambil kartu di tangan papi Diva. Membuka pintu dan membantu papi Diva menuju ruang tidur. Membaringkannya di atas ranjang.

"Apa Bapak perlu saya panggilkan dokter?" Tanya Nika menunduk di atas tubuh Xander.

Ia mendengar jika Papi Diva diberi obat. Nika membayangkan jika obat yang dimaksud mungkin obat terlarang. Xander harus segera diobati.

"Tidak" Papi Diva menarik Nika hingga jatuh ke atas ranjang. Ia bangun dan memerangkap Nika di bawah tubuhnya.

Nika terlalu terkejut dengan serangan tiba-tiba Xander. Ia hanya bisa terpaku. Otaknya seakan berhenti berpikir untuk sesaat.

"Aku cuma perlu pelampiasan." Ucap Xander sebelum mencium Nika. Reaksi dari obat yang tidak sengaja ia minum menghilangkan akal sehatnya.

Ia menahan dagu gadis di bawahnya agar berhenti bergerak. Agar ia dapat menikmati bibir penuh yang memabukannya.

Awalnya Nika menolak. Ia berusaha memberontak. Memukul pundak Xander agar ia bisa melarikan diri dari tempat ini.

Ia belum pernah berciuman apalagi dekat dengan lawan jenis. Wwalaupun ia tahu sedikit mengenai hubungan intim dari cerita orang sekitarnya, ini kali pertama ia alami!

"Bukannya ini yang kamu mau?" Xander tersenyum sinis setelah puas menciumnya.

"A, apa?" Xander kira ia menjebaknya? "Tunggu, Bapak salah pa.. Hmmphh!"

Xander kembali menciumnya. Memasukan lidahnya ke dalam mulut Nika.

Nika terus berusaha memberontak. Tapi tenaga Xander begitu kuat. Sangat kuat seperti melawan baja.

Xander melepas seragam Nika dan melemparkannya. Menyisakan bra dan celana dalam dikenakannya. Tubuh Nika tidak gemuk dan tidak kurus seperti wanita yang ia biasa tiduri. Bahkan dadanya berisi dengan pinggul yang besar.

Entah karena efek obat perangsang ia minum atau karena ia memang tertarik dengan tubuh gadis di bawahnya, Xander tidak dapat menahan dirinya. Terutama menatap Nika yang malu berusaha menutup tubuhnya.

Ini bukan kali pertamanya ia dijebak oleh rekan dan lawan bisnisnya. Sengaja memasukan obat perangsang di minumannya agar meniduri wanita yang sudah mereka siapkan. Entah sengaja untuk menghancurkannya atau mengandung anaknya. Tetapi ia dapat menahan diri dan mengusir wanita keluar bahkan dengan menggunakan kekerasan sebelum wanita itu mendekatinya. 

EnvyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang