Bab 52

166 18 3
                                    

Bima masuk ke vila Bagas tanpa peduli pada pelayan yang menahannya. "Dimana Bagas?!" Bentaknya pada penjaga Bagas yang menghentikannya di ruang tengah.

"Ada apa?" Tanya Bagas dengan tenang berbeda dengan Bima yang raut wajahnya menyeramkan. Bagas duduk di tahtanya sebagai Kepala Keluarga Adikara. Ia bahkan tidak mengundang Bima untuk turut duduk. 

"Aku ingin meminta kamu menghukum Xander! Sebagai Kepala Keluarga kamu harus memberinya pelajaran tidak peduli ia anakmu!" 

"Apa alasannya?" Bagas berpura-pura tidak tahu apa yang telah Xander lakukan.

"Aku yakin kamu tahu kalau Xander memerintahkan anak buahnya untuk menabrak mobil anakku!" Bima hampir terkena serangan jantung saat mendapat kabar mobil yang ditumpangi Rangga dan Ibu Prince mengalami kecelakaan akibat ditabrak truk suruhan Xander.

"Benarkah? Bagaimana kondisi Rangga?" 

Bima ingin sekali menghajar Bagas. Ia yakin Bagas tahu apa yang anaknya perbuat. Mungkin Bagas sendiri yang memerintahkan Xander untuk mencelakai putra kesayangannya!

"Kamu ingin tahu keadaan Rangga? Ia sekarang belum sadarkan diri dan kedua kakinya patah! Apa kalian sudah puas?!" Beruntung Rangga selamat dari kecelakaan. Jika tidak, ia akan membunuh Xander sekarang juga!

Bagas membalas tatapan Bima dengan ekspresi datar. "Tidak, Aku masih belum puas yang dilakukan Xander. Sayang sekali Rangga selamat."

"Apa maksudmu?!" Bima maju berniat menyerang Bagas. Penjaga Bagas yang bertubuh besar menahannya. 

Perkelahian tidak dapat dihindarkan. Penjaga Bagas dan Bima saling menyerang melindungi tuannya.

Bagas tidak peduli dengan keributan di depannya. Ia berlagak seperti penonton dengan Gunar berdiri di sampingnya. 

Dalam waktu singkat, para penjaga Bima dikalahkan oleh penjaga Bagas. Mereka kalah kekuatan dan jumlah orang. 

"Bima, jangan meminta keadilan padaku kalau kamu sendiri yang memulai semuanya!" Bagas menatap tajam pada Bima yang ditahan oleh salah seorang penjaga Bagas. Penjaga itu menendang belakang lutut Bima hingga ia bertekuk lutut dihadapan Bagas. 

Suatu penghinaan yang tidak pernah Bima bayangkan! Penghinaan yang tidak akan pernah ia lupakan! Jika sorot matanya dapat membunuh, sudah berkali-kali Bagas mati akan tatapannya. 

"Pedro Dexler dan Ronan Willfred." Ucap Bagas mengejutkan Bima. Bagas tahu kalau ia bekerja sama dengan mereka? Lalu kenapa? Ia tidak takut jika Bagas akan menyerangnya. Ini negara hukum ! Ia akan menuntut Bagas dan Xander apabila mereka menyakitinya!

"Aku dengar kamu meminta bantuan mereka untuk menyingkirkanku dan seluruh anggota keluargaku. Sangat ironis begitu anakku membalas perbuatanmu, kamu menuntut keadilan padaku."

"Bima, sejak dulu sampai sekarang otakmu penuh dengan air. Tidak dapat berpikir dengan jernih dan begitu berambisi untuk menjadi Kepala Keluarga Adikara. Apa kamu lupa saat ayah hidup pun tidak pernah terlintas sedikitpun namamu dipertimbangkan untuk menjadi Kepala Keluarga Adikara!" 

Ucapan Bagas membuka luka yang tersimpan lama di hati Bima. Ayah mereka memang tidak berniat sama sekali menjadikannya penerus kepala keluarga Adikara. Ia menganggap Bima tidak kompeten jauh dibandingkan Bagas dan Cakra. 

Ucapan yang dilontarkan ayahnya menjadi dendam sampai sekarang. Bima bersumpah akan membuktikan jika ucapan ayahnya salah! Ia lebih pintar dibandingkan saudaranya. Ia lah yang pantas menjadi Kepala Keluarga Adikara dibandingkan mereka! 

"Kamu pikir kamu pantas?! Sejak kamu menjadi Kepala Keluarga, kamu sangat bias! Kamu lebih mementingkan anak dan cucumu! Kamu tidak pernah bersikap adil pada keluargaku dan Cakra!"

EnvyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang