Bab 51

111 15 5
                                    

Trisha bertamu ke kediaman Nika setelah sekian lama ia tidak bertemu dengan sahabatnya. Ia membawa banyak hadiah untuk William. 

"Sepertinya kedatanganku kurang tepat." Trisha melihat pelayan Nika membawa banyak koper turun ke bawah.

"Maaf aku lupa memberitahumu. Aku dan William diminta tinggal di kediaman Laksmana." Nika lupa menghubungi Trisha setelah Xander memintanya untuk segera ke kediaman Laksmana.

"Tidak apa-apa. Kalau begitu aku pulang." 

"Kenapa kamu tidak ikut bersama kami? Aku dan William akan tinggal di salah satu pavilion di kawasan kediaman Laksmana. Kita bisa mengobrol disana." Ajak Nika yang tidak ingin Trisha pulang. Ia juga rindu dengan Trisha yang sibuk bekerja. Hanya hari ini Trisha dapat meluangkan waktu untuk bertemu dengannya.

"Baiklah, kalau aku tidak menganggu." Trisha dengan senang hati menerima ajakan Nika. Ia dapat berbincang dengan Nika. Apalagi ia penasaran dengan kediaman Laksmana yang begitu luas. Ia pernah mendengar jika di kawasan kediaman Laksamana memiliki danau buatan yang besar dengan banyak angsa dan bebek berenang di sana. 

Semua koper Nika dan William dimasukan ke dalam bagasi. Nika, William dan Trisha masuk ke dalam mobil yang telah disiapkan. Ada 2 mobil yang menjaga keamanan mereka dari depan dan belakang. 

"Bagaimana keadaan Diva?" Tanya Trisha yang mendengar kabar menghebohkan jika Diva diserang oleh Nadia. 

Kabar itu sungguh mengejutkan Trisha. Saat kejadian, Nika ada bersama dengan Diva. Lega setelah mengetahui Nika tidak terluka sedikitpun. 

Ia  juga tidak menyangka jika Nadia begitu berani padahal ayah Diva sudah memperingatinya. Ia menghubungi Kenny yang sedang berada di luar negeri dan memberitahu kabar mengenai Nadia. Anehnya Kenny tidak bereaksi apapun. Ia bahkan tidak menemui Nadia yang ditahan. 

"Keadaannya sudah membaik. Siang ini ia keluar dari Rumah Sakit."  

"Apa kita menemui ka Diva?" Tanya William begitu mendengar nama Diva disebut. Mommynya menjaga Diva selama dua hari. Ia ingin ikut tetapi mommy dan daddynya selalu melarang. 

"Tidak, hari ini kita akan tinggal di rumah kakek Yasa. Kakek Yasa dan Nenek Ariani menunggu kedatangan kita. Apa William tidak kangen dengan kakek dan nenek?"

"William kangen." William menyukai kakek Yasa dan Nenek Ariani. Mereka begitu menyayangi William dan memanjakannya. 

"Sebentar lagi kita akan sampai." 

Di tengah perjalanan, Nika mendapat telepon. Ia melihat layar ponselnya yang hanya deretan angka. Nika mematikan sambungan. Ia tidak mau menerima telepon orang yang tidak ia kenal.

Kali ini bunyi pesan masuk. Nika membuka pesan dari pengirim yang menghubunginya. 

"Nika ini Juno. Ayah dalam kondisi kritis. Kamu harus segera ke rumah ayah. Kami mencoba membujuknya ke Rumah Sakit tetapi ayah tidak mau sampai kamu sendiri datang membawanya.  Alamatnya XX

Nika awalnya ragu terutama pesan itu dari Juno. Tetapi jika benar ayahnya dalam kondisi kritis, Nika harus segera mengantarkan ayah. Ia takut terjadi sesuatu dan menyesali dikemudian hari. 

"Tolong antarkan saya ke alamat XX." Perintah Nika pada supir di depan.

"Nyonya, Pak Xander minta kita langsung ke rumah Pak Laksmana." Ucap Juni mengingatkan Nika akan perintah atasannya. 

"Ayahku dalam keadaan kritis. Ia harus segera dibawa ke Rumah Sakit." Nika tidak bisa mengonfirmasi langsung ke ayahnya karena ayahnya sudah berganti nomor kontaknya. Jalan satu-satunya dengan mendatangi alamat yang diberikan Juno. 

EnvyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang