Nika tidak pernah segugup ini di rumah Diva. Ia yang tidak ingin bertemu Diva ataupun teman-temannya terutama Xander, malah menelpon Diva untuk membantu menyelesaikan revisi skripsi Diva.
Tentu saja ia punya rencana sendiri menawarkan diri lebih dahulu ke Diva. Ia ingin bertemu dengan Xander. Ia ingin meminta pertanggung jawabannya.
Setelah tadi pagi ia mengecek sampai 2 kali, hasilnya tetap sama. Ia hamil. Perasaannya campur aduk. Awalnya ia pikir semua berakhir. Masa depan yang ia rencanakan sudah musnah.
Tetapi begitu mengingat ucapan om Jessy di hotel waktu itu kalau keluarga Adikara pasti menerima keturunan mereka. Mungkin saja Xander akan bertanggung jawab. Jika tidak berhasil, ia akan berusaha menghubungi kakek Diva. Kakek Diva tidak akan menolak cucunya!
"Akhirnya selesai." Ucap Diva mengejutkan Nika. Ia berusaha untuk mengulur waktu sampai Diva akhirnya mengambil alih dan merevisi sisa yang Nika kerjakan.
"Punyaku masih belum." Ucap Lancy yang masih pusing mengerjakan miliknya. Begitu juga Cherly yang masih mencari referensi dari jurnal dan buku.
"Bagaimana punyaku?" Tanya Valen pada Nika yang membantunya.
"Tunggu, tinggal sedikit lagi." Jika ia terus berusaha mengulur waktu, Diva pasti akan curiga.
"Aku ke kamar kecil sebentar, ya." Ini terakhir kalinya ia menggunakan kamar kecil sebagai alasan ingin mencari tahu Xander pulang atau tidak. Nika berdiri dan meninggalkan teman-temannya yang diam menatapnya.
"Ada yang aneh dengan anak itu." Ucap Lancy sambil menatap Nika masuk ke dalam. "Sudah tiga kali ia ke kamar kecil."
"Benar. Aku juga merasa sangat aneh. Tingkahnya mencurigakan." Balas Cherly menimpali Lancy walaupun ia sendiri tidak tahu kenapa Lancy curiga pada sikap Nika. Bukannya Nika hanya sakit perut makanya bolak balik ke kamar kecil?
"Aku sependapat dengan kalian. Selama ini kan kita yang menghubunginya untuk membantu kita. Kenapa kali ini ia minta lebih dahulu?" Valen melirik Diva. Sengaja mengatakannya agar Diva waspada dengan tujuan Nika. Sikap Nika untuk orang sepertinya hanya tindakan amatiran. Entah ia ingin mengicar Diva atau orang yang ada di rumah ini.
Nika yang tidak tahu kalau ia sudah ketahuan, pergi ke kamar kecil. Berpura-pura menggunakannya sambil mengintip apa Xander hari ini pulang.
"Selamat datang, tuan." Terdengar suara pelayan menyambut kehadiran pemilik rumah, jelas membuat Nika senang.
Akhirnya yang ia tunggu datang juga. Apapun itu, harapannya terkabulkan. Sekarang bagaimana caranya ia memberitahu Xander?
Nika keluar dari kamar kecil. Berpura-pura seakan tidak sengaja berpapasan dengan Xander. Begitu melihat Xander yang masuk ke ruang tengah, ia diam berdiri menatap Xander. Berharap Xander menyadari kehadirannya dan berbicara padanya.
"Papi," Panggil Diva menyambut Xander seperti biasanya. Jelas kehadiran Diva menggagalkan rencana yang Nika persiapkan.
"Diva senang akhirnya papi pulang dari perjalanan bisnis." Diva memeluk lengan Xander. Memasang wajah bahagia sebelum menyadari kehadiran Nika yang terdiam menatap papinya.
Ekspresi wajah Diva jelas tidak senang. Kenapa gadis miskin itu menatap papinya? Apa ia sengaja datang ke rumah ini karena ingin bertemu dengan papinya? Apa ia menyukai papi?
Diva sangat membenci ada wanita mengincar papinya. Sangat membencinya! Dari sekian wanita yang tertarik pada papinya, baru kali ini kebenciannya meluap dan itu pada Nika. Orang yang sudah ia benci merebut sosok nomor 1 terpintar di kampus dan sekarang ia ingin mengincar papinya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Envy
RomanceHal yang paling dibenci oleh Nika terlahir miskin. Ia selalu iri pada teman-temannya yang kaya raya terutama Diva Adikara. Diva terlahir di Keluarga nomor satu di kotanya memiliki semua yang diinginkan oleh Nika. Ia berharap mendapatkan semua yang D...