Bab 18

147 28 2
                                    

Nika benar-benar menyesal. Awalnya ia sangat senang menerima tawaran pekerjaan pelayan di pesta ulang tahun oleh Resa temannya dulu bekerja di cafe dan pernah merekomendasikannya kerja di hotel. Ia sangat membutuhkan banyak uang untuk membayar utangnya ke Trisha. Ia bahkan tidak peduli dengan kondisi tubuh dan hormonnya semakin kacau karena hamil muda. Baginya selama ia masih bisa berdiri, ia akan terus kerja mencari uang.

Akan tetapi setelah ia tahu siapa tuan rumah yang berulang tahun, ia berharap pergi dari tempat itu juga. Sayangnya jika ia mengundurkan diri sekarang, ia pasti tidak akan diizinkan karena tamu sudah berdatangan.  Apalagi ia merasa tidak enak pada Resa yang memberinya pekerjaan. 

"Ada apa?" Tanya Resa berdiri di belakang Nika dengan membawa nampan berisi dessert yang akan diantarkan ke meja.

"Tidak apa-apa." Bohong Nika ketahuan bersembunyi dari tamu yang hadir. 

"Apa kamu mau aku bantu?" Tanya Nika melihat nampan di tangan Resa. Ia tahu tidak bisa terus-terusan sembunyi dan menghindar. Lambat laun mereka pasti melihatnya.

"Tidak usah." Tolak Resa sambil melirik tamu undangan. "Kenapa aku pernah melihat mereka?" Tanya Resa baru sadar jika ia sering melihat para tamu yang hadir. 

"Bukannya itu laki-laki yang buat kamu dipecat?" Tanya Resa sambil menunjuk ke arah Kenny yang baru datang bersama teman-temannya.

"Mereka semua teman kampus kamu?" Resa ingat sekarang jika semua tamu yang hadir teman kampus Nika. Ia menatap Nika khawatir dan merasa bersalah. 

Awalnya ia takjub dan merasa iri Nika bisa masuk ke Universitas elit tetapi setelah melihat perlakuan orang-orang itu pada Nika, Resa merasa kasian pada Nika. Ia juga salut dengan mental Nika yang meski digunjing bahkan dijahati tetap kuat. Jika ia yang ada diposisi Nika sudah pasti dari dulu ia depresi dan menyerah.

"Maaf Nika. Aku tidak tahu kalau pesta ini diadakan oleh teman kampusmu." Ia benar-benar tidak tahu. Ia ditawari pekerjaan jika ada orang kaya yang ingin mengadakan pesta di kawasan elit. Hanya orang yang sangat kaya raya dan berpengaruh yang dapat membeli rumah dan tinggal di sana. 

Tentu saja gaji yang diberikan untuk kerja hanya beberapa jam sangat besar. Ia tergiur akan gaji yang ditawarkan. Saat tahu jika masih kekurangan pelayan, ia menghubungi Nika.

Ia tahu dari Omnya kalau Nika dipecat karena ada orang yang berpengaruh memerintahkan untuk memberhentikannya. Bahkan Om Resa menyayangkan pemecatan Nika karena ia cepat tanggap dan beradaptasi selama bekerja.

"Tidak apa-apa. Ayo kita kerja." Nika melirik atasan mereka yang mengawasi Nika dan Resa berbicara sedari tadi. Jelas atasan mereka tidak suka mereka terlihat santai padahal banyak tamu mulai berdatangan.

Nika dan Resa langsung melanjutkan tugasnya. Resa mengantarkan dessert ke atas meja khusus pastry. Sedangkan Nika bertugas mengantarkan tamu ke meja yang sudah ditentukan.

Pesta diadakan dengan jamuan makan lalu setelahnya private party dengan musik yang sudah disiapkan setelah selesai acara formal bersama keluarga besar tuan rumah. Tentu saja pesta itu akan menjadi neraka bagi Nika. Ia sudah membayangkan orang-orang yang tahu ia jadi pelayan mempermalukannya. 

Nika menarik nafas dan menghembuskan pelan. Lalu memasang wajah ramah pada tamu yang baru datang.

"Selamat malam." Sapa Nika pada salah grup tamu berjumlah tiga orang. Mereka terkejut melihat Nika. Memandang pakaian yang Nika kenakan sama dengan pelayan yang melayani tamu di dalam.

"Mari saya antarkan ke meja anda." 

Nika menunjukan arah tempat pesta yang ada di halaman belakang yang luas dengan banyak hiasan bunga dan kolam renang yang sudah dihias agar semakin memperindah dekorasi pesta. Meja-meja tamu undangan terletak dekat bangunan rumah sedangkan untuk private party disiapkan dekat kolam renang.

EnvyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang