Bab 16

152 29 3
                                    

Nika tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Pikirannya terbagi akan nasib masa depannya, anak yang ia kandung dan hutang yang sangat besar jumlahnya.

Nika merasa bertemu dengan Xander dan meminta pertanggung jawabannya akan menyelesaikan segalanya. Tetapi beberapa hari mendatangi perusahaan Xander, tidak satupun membuahkan hasil. Malah ia ditandai oleh penjaga keamanan begitu melihatnya menunggu di depan perusahaan. 

Nika merasa putus asa. Ia tidak akan bisa dengan mudah bertemu Xander selain di rumah Diva. Apa memang ia tidak ditakdirkan untuk memiliki semua yang Diva punya? Moodnya semakin mudah berubah menjadi pesimis. Pikirannya kalut. 

Ditambah Nika harus segera  membayar utang Juno. Ibu beberapa kali menagih untuk segera membayar lunas sesuai janji Nika. Apalagi besok para penagih utang akan datang ke rumah.

Tidak ada cara lain. Nika memberanikan dirinya meminta bantuan Trisha. Walaupun ia akan mendengar ceramah sahabatnya, setidaknya ia tidak mendengar kata-kata yang menyakitkan dari orang tuanya. 

"Trisha, apa boleh aku minta tolong?" Nika berdiri di depan pintu kamar Trisha setelah mengetuk pintu yang terbuka.

"Minta tolong apa?" Tanya Trisha meletakan tablet ke atas meja. Pasti ada sesuatu yang tidak bisa Nika atasi jika ia sampai meminta tolong.

Nika masuk ke dalam dan duduk di sofa yang ada di kamar Trisha. "Apa boleh aku pinjam uang?"

"Berapa?" Nika tidak pernah meminjam uang sebelumnya. Bahkan saat ia kekurangan sekalipun, ia akan mencari pekerjaan dan berusaha menghasilkan uang sendiri. 

"100 juta" Ucap Nika dengan suara kecil. Ia malu meminjam uang pada sahabatnya. 

"Berapa?" Apa ia salah dengar? 

"100 juta" Kali ini suara Nika lebih keras. 

"100 juta?! Untuk apa?" Kali ini Trisha sampai duduk di sebelah Nika. Di otaknya memikirkan berbagai kemungkinan buruk alasan Nika sampai meminjam uang sebanyak itu.

Apa ia terlibat penipuan? Apa itu harga agar pria yang menghamilinya mau menikahinya? Jangan-jangan ia mau membayar laki-laki random untuk jadi ayah anaknya? Atau biaya menggugurkan kandungannya?

"Untuk membayar utang Juno." NIka terpaksa harus menyebutkan alasannya karena uang itu memang untuk melunasi utang anak menyebalkan itu!

"Utang siapa? Juno?" Wajah Trisha berubah sinis. "Kenapa kamu yang membayarnya?"

Ia tidak habis pikir. Bukannya Nika tidak suka dengan sifat adiknya yang manja dan hanya bisa membuat masalah? Kenapa ia sampai membayar utang yang begitu besar? Apa lagi untuk anak yang tidak tahu diri!

"Aku ingin memutuskan hubunganku dengan keluargaku. Jadi, aku harus membayar utang Juno sebagai gantinya." Ia tidak mau memberitahu Trisha jika uang itu harga ia dilahirkan dari rahim Ibu kandungnya. 

Mendengar jawaban Nika, Trisha sangat mendukungnya. "Bagus! Jangankan 100 juta, dua kali lipatnya pun akan aku pinjamkan."

"Makasih, Trisha. Aku pasti akan mengganti uangmu." Entah berapa lama ia akan membayarnya, ia yakin pasti akan melunasinya. 

"Sama-sama. Apa kamu mau uangnya ditransfer atau tunai?"

"Apa bisa tunai? Aku perlu uangnya besok."

"Tunggu sebentar." Trisha melirik jam masih pukul 8 pagi. Ia menghubungi bank dan memberitahu kalau ia ingin menarik uang. 

"Ayo, kita pergi." Ucap Trisha mempersiapkan buku tabungan dan dompet dalam tasnya. 

"Tunggu sebentar. Aku siap-siap dulu." Nika kembali ke kamarnya. Mengganti pakaiannya dan merias diri. Memakai jaket dan tas ransel yang biasa ia taruh notebook. Tas itu nanti untuk menaruh uang yang ia pinjam. Setelah bersiap, ia dan Trisha pergi ke bank. 

EnvyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang