Bab 21

135 27 1
                                    

Setelah Nika selesai periksa di rumah sakit milik Xander, hasil pemeriksaannya langsung dikirim ke Xander.  Tak lama berselang, ia diminta untuk menemui Xander. 

Ia pikir mereka akan berbicara di perusahaan Xander atau di private restoran. Ternyata pikiran Nika salah. Ia dibawa pergi ke salah satu tempat yang jauh di pinggiran kota. Baik asisten ataupun supir yang bersamanya tidak memberitahunya kemana mereka membawanya.

Mobil masuk ke sebuah rumah yang sangat megah. Lebih megah dibandingkan rumah milik Diva. Dari gerbang menuju ke depan rumah sejauh 1 kilometer. 

 Asisten yang bernama Faro membukakan pintu mobil untuk Nika. Mempersilakannya  turun dari mobil. Ia hanya mengantarkan Nika sampai di depan pintu.

"Silakan masuk ke dalam. Pak Xander sudah menunggu nona." Seorang pelayan berusia paruh baya menyambut Nika di depan pintu rumah. 

Ia menunjukan arah ke ruang kerja yang ada di lantai satu tempat Xander menunggunya. Mengetuk pintu sebelum membukanya. 

"Silakan, Nona." Pelayan itu mempersilakan Nika lalu menutup pintu setelah Nika masuk ke dalam.  

Xander tidak sendiri di dalam ruang kerja. Ia bersama seorang notaris dan pengacara yang terkenal Nika lihat di televisi dan sosial media. Mereka ditemani asisten yang sangat mereka percayai. 

Nika mengambil tempat duduk di seberang pengacara setelah diminta. Ia menekan rasa gugup berada di suasana yang begitu serius. 

Seharusnya ia meminta Trisha datang bersamanya saat Trisah menanyakan keberadaannya yang tidak pulang. Sekarang ia ada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. 

"Selamat siang, nona Arnika. Saya, Pandya Parabawa. Pengacara pribadi Pak Xander." 

Mereka mencari tahu informasi dirinya. Nika hanya bisa menerima Xander mengorek latar belakangnya. Ia tidak mau mempermasalahkan lebih lanjut karena Xander pasti mencari tahu siapa wanita yang ingin ia nikahi. 

Pak Pandya menjelaskan tujuan mereka hadir. Lalu memberikan map berisi surat yang sudah ia cetak sesuai permintaan Xander. 

Nika membaca teliti setiap paragraf terutama poin-poin yang tertuang dalam surat. Ia tidak menyukai sedikitpun semua permintaan Xander. Semua keuntungan terlalu berpihak pada Xander.

Poin pertama, pernikahan mereka tidak boleh diketahui umum. 

Poin kedua, Anak yang dikandung Nika harus dirahasiakan sampai waktu tidak ditentukan. 

Poin ketiga, Nika akan mendapatkan haknya sebagai seorang istri dan ibu selama pernikahan.  

Poin keempat, jika mereka bercerai maka anaknya akan hak asuh di bawah Xander. Ia hanya mendapatkan harta selama ia menjadi istri dan tidak boleh menuntut harta milik Xander. Ia juga tidak diperbolehkan bertemu anaknya sampai anaknya berusia 15 tahun.

Poin kelima, Selama pernikahan, Xander dapat berhubungan dengan wanita manapun sedangkan jika ia melakukannya maka ia akan langsung diceraikan tanpa sepeserpun.

Poin terakhir, Xander bebas menceraikannya jika ia merasa pernikahan mereka tidak berhasil.

Nika menarik nafas. Yang membuat Nika geram bukan hanya poin ia akan dipisahkan dengan anaknya tetapi juga dua poin terakhir. 

"Saya tidak setuju dengan 3 poin terakhir.  Apa bisa poin ini dihilangkan?" Tanya Nika yang ditujukan pada Xander.

Ia tidak masalah jika Xander ingin melindungi harta darinya. Ataupun merahasiakan siapa ayah anaknya. Tetapi 3 poin itu, ia tidak akan pernah setuju!

"Semua yang tertuang di dalam surat tidak dapat diubah apalagi dihilangkan." 

"Jika kamu ingin kita menikah, kamu harus setuju dengan semua poin di surat itu." 

EnvyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang