Ardika yang lebih dulu kembali ke pesta tidak ingin berhenti menyapa teman-temannya. Pantas saja saat ia keluar dari mobil pandangan orang padanya terasa berbeda. Ia pikir orang-orang membicarakan ia yang kejam ingin menculik sepupunya dan diberi pelajaran oleh Xander. Sehingga ia memilih untuk menenangkan dirinya sampai acara dimulai. Ternyata ia salah.
Orang-orang tidak akan berani terang-terangan memberikan tatapan yang membuatnya tidak nyaman. Itu karena ia sudah dibuang dan tidak dilindungi oleh kakeknya. Ia sudah digantikan oleh orang yang sangat ia benci!
Sekarang, Ia tidak peduli pandangan orang-orang yang tahu jika ia sudah dibuang. Tidak peduli mereka membicarakannya. Tidak peduli dengan ambisi yang membelengu sepanjang hidupnya! Ia hanya ingin bertemu dengan Xander.
"Om, apa bisa aku minta waktu bicara sebentar?" Tanya Ardika mendekati Xander. Tidak ada rasa takut ataupun segan yang biasa ia rasakan saat berhadapan dengan Xander. Hatinya seakan mati.
"Bicara saja disini." Xander tidak ingin melihat Ardika. Melihat wajahnya mengingatkan betapa takutnya Nika dan anaknya.
"Ini mengenai penyerangan waktu itu." Ucap Ardika dengan suara kecil. Ia tidak ingin ada orang yang mendengar.
"Bukankah sudah selesai?"
"Tidak. Om harus tahu siapa dalang sebenarnya."
Xander meneliti ekspresi dan sorot mata Ardika yang serius. Seakan ada hal yang penting yang harus ia katakan. Tidak seperti Ardika yang biasanya berpura-pura terlihat tenang jika berbicara padanya.
"Aku beri waktu 5 menit." Xander memberi Ardika kesempatan. Ia mengajak Ardika ke salah satu ruangan diikuti Edrik yang bersiaga didekat Xander.
"Bicara sekarang."
"Bukan aku pelaku yang menyuruh orang-orang itu untuk menyerang William. Aku benar-benar ingin bertemu dengan tante dan sepupuku." Jelas Ardika tidak ingin menyia-nyiakan waktu yang diberikan Xander.
"Ardika, aku tidak ingin membuang waktuku mendengar alasanmu!"
"Prince dan Ren, asistenku pelakunya." Ucap Ardika sebelum Xander marah dan tidak mau mendengarnya. "Mereka bersekongkol untuk menyingkirkanku dengan menyewa preman itu."
"Mereka bodyguard baru yang dipekerjakan ayahku."
Xander melirik Edrik memberi tanda untuk memeriksa perkataan Ardika. Apabila yang dikatakan Ardika itu benar, tidak hanya ia menghukum orang yang salah. Tetapi juga membiarkan orang lain menjadikan keluarganya sebagai batu loncatan! Akibat perbuatan orang itu Nika mengalami serangan panik dan ia harus mengantarkan anaknya ke psikolog agar tidak trauma!
"Apa kamu mau minta keadilan?" Tanya Xander yang pasti akan memberikan kompensasi pada Ardika.
"Tidak. Aku sudah dibuang oleh Kakekku. Aku hanya minta Om beri aku kesempatan untuk bekerja dari bawah disalah satu anak perusahaan Bayanaka."
Ia sudah muak menjadi alat oleh kakeknya. Menjadi alat oleh ibu dan keluarga Ibunya! Ia ingin bebas dengan menjauh dari mereka. Memulai semua dari awal.
"Kenapa kamu pilih bekerja di sana?" Xander pikir Ardika ingin kembali bekerja ke Perusahaan Bayanaka Group dan merebut kembali posisinya.
"Ada yang bilang otakku tidak cukup pintar jadi aku harus mulai dari awal dan belajar lagi untuk jadi sekuat om."
Apapun yang Kenny katakan memang benar. Ia tidak cukup pintar hingga bisa dimanipulasi dan dimanfaatkan orang lain.
"Baik. Kamu akan bekerja di anak perusahaan di luar kota. Apa kamu terima?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Envy
RomanceHal yang paling dibenci oleh Nika terlahir miskin. Ia selalu iri pada teman-temannya yang kaya raya terutama Diva Adikara. Diva terlahir di Keluarga nomor satu di kotanya memiliki semua yang diinginkan oleh Nika. Ia berharap mendapatkan semua yang D...