Nika pulang dalam keadaan lelah setelah berjalan jauh keluar dari perumahan elit yang memiliki aturan yang sangat ketat. Taksi biasa ataupun taksi online tidak boleh masuk ke dalam perumahan. Ditambah suasana hatinya pun sedang tidak baik setelah mendapat penghinaan yang sudah tidak dapat ia hitung.
Nika membuka pintu yang dikunci. Sedikit merasa lebih baik karena hanya ia sendiri yang ada di rumah. Ia tidak perlu bertemu dengan anggota keluarganya yang hanya membuat suasana hatinya semakin buruk.
Nika membuka pintu kamarnya. Terkejut melihat kamarnya berantakan. Barang-barang miliknya disusun sembarangan. Tidak pada tempatnya.
"Sial!" Maki Nika yang sudah tidak bisa membendung rasa amarahnya yang sedari tadi ia tahan. Bukan hanya kali ini ada yang mengacak kamarnya!
"Pasti Juno pelakunya!" Geram Nika sambil melempar buku yang hanya diletakan di atas meja tanpa dikembalikan ke rak.
Juno selalu mengacak dan mengeledah kamarnya jika ia tidak mempunyai uang untuk membelikan apa yang ia inginkan.
Sudah beberapa kali Nika memarahi bahkan mengeluhkan sikap buruk Juno ke Ibu. Bukannya melarang Juno agar mengubah sikapnya, Ibu malah balik memarahi Nika. Mengatakan jika Juno berhak mengacak bahkan mengambil apapun di kamar Nika.
Nika meletakan ranselnya di atas meja belajar. Ia mengangkat kasur tempat ia menyimpan uang. Berharap jika Juno tidak bisa menemukan tempat persembunyian baru uangnya.
Hilang? Nika mengangkat kasurnya lebar-lebar. Amplop berisi uang yang ia tabung hilang diambil pencuri sialan!
Nika mengedarkan pandangannya. Juno tidak mungkin mengambil semua uang simpanannya, kan?
Nika mengambil kursi. Menyeretnya ke depan lemari. Naik ke atas kursi dan memeriksa uang simpanan yang ia letakan di bawah tas travel yang terbuat dari kain.
Tidak mungkin! Nika melempar tas travel ke bawah. Meraba atas lemari. Tetapi uang yang ia simpan benar-benar tidak ada.
"Juno sialan!" Maki Nika tidak peduli dengan suaranya terdengar sampai keluar rumah.
"Siapa yang kamu bilang sialan?!" Bentak Ibu dengan wajah marah mendengar teriakan Nika dari luar. Ia langsung masuk ke dalam rumah. Ingin memberikan Nika pelajaran karena sudah memaki anak kesayangannya.
"Juno kan yang curi uangku!" Nika tidak peduli dengan Ibu yang membela anak kesayangannya. Amarah Nika keluar begitu melihat Ibu masuk ke dalam kamar.
"Siapa yang kamu bilang pencuri?!" Ibu menarik Nika turun dengan kasar hampir membuat Nika jatuh. Dengan tubuhnya yang besar, tenaga Ibu lebih kuat dari Nika.
"Memang dia pencuri!" Nika tidak ingin mengalah kali ini. Uang itu untuk biaya skripsinya. Selain itu untuk membeli pakaian saat ia wisuda nanti!
Plak!!! Ibu menampar pipi Nika hingga tampak cap tangannya di pipi Nika yang memerah. Nika terhuyung akan kuatnya tamparan Ibu. "Jaga ucapanmu!"
"Juno itu adik kamu! Semua uang kamu itu miliknya!" Entah berapa kali Ibu mengucapkan kalimat itu pada Nika! Kenapa Nika tidak pernah mengerti?! Juno berhak di rumah ini dan sebagai kakak ia harusnya mengalah!
Apalagi soal uang! Seorang kakak harusnya membantu orang tua untuk memberikan uang dan memanjakan adiknya! Kenapa Nika tidak mengerti hal semudah itu!
Ibu mencap hati Nika terlalu jahat sampai ia tidak suka melihat adiknya senang!
"Itu uangku! Aku kerja keras kumpulkan uang itu untuk biaya skripsiku!" Balas Nika yang tidak mau kalah. Ia berhak penuh atas uang hasil kerja kerasnya.
Tidak ada seorang pun yang berhak memutuskan untuk apa uang miliknya! Terutama Bapak Ibu yang tidak pernah sepeserpun memberinya uang bahkan untuk uang jajan sekalipun!
"Kamu berani bentak Ibu?!" Ibu tidak percaya Nika membentaknya. Melawannya. Biasanya Nika hanya membalas ucapannya dengan ketus atau diam saja jika dimarahi.
"Kenapa memangnya?! Aku sudah muak selalu disisihkan di keluarga ini!"
"Nika! Kurang ajar kamu sama orang tua!" Bentak Bapak yang dari tadi diam mendengar pertengkaran Nika dan Ibu dari luar. Bapak masuk ke dalam kamar hampir menampar Nika jika Nika tidak menahan tangan Bapak.
"Orang tua?! Bapak Ibu tidak pernah anggap aku anak kalian!" Nika mengeluarkan semua amarah yang ia tahan selama bertahun-tahun.
"Kamu kurang ajar! Kamu pikir siapa yang melahirkan dan membesarkan kamu?!"
"Kalau Ibu yang melahirkan aku kenapa Ibu tidak anggap aku anak?!" Ia bukan anak mereka! ia dilahirkan untuk menjadi pembantu gratis mereka! Untuk membiayai hidup anak kesayangan mereka yang tidak berguna!
"Kalau kalian membesarkan aku, kenapa kalian dulu menyuruh aku tidak perlu melanjutkan kuliah?! Kalian menyuruh aku bekerja untuk membantu kalian membiayai pencuri itu!" Nika masih dendam saat Bapak Ibu tidak ingin ia melanjutkan pendidikan setelah lulus SMA. Mereka beralasan tidak memiliki uang dan keadaan mereka susah.
Nika diminta mengerti akan keadaan mereka dan membantu mereka dengan mencari pekerjaan agar dapat membiayai Juno lulus sekolah dan masuk ke perguruan tinggi yang terkenal.
"Selama ini aku yang membesarkan diri aku sendiri!" Teriak Nika membuat orang tuanya terkejut dan ketakutan melihat Nika histeris.
"Makan hanya makanan sisa kalian! Pakaian pun bekas milik anak tetangga yang tidak di pakai! Kasur, meja, kursi dan lemari semua bekas milik kalian!" Nika menendang kursi yang ada di dekatnya.
"Sekolah gratis karena beasiswa! Laptop yang aku punya dari uang menang juara dan kerja!" Nika maju mendekati Bapak dan Ibu yang ketakutan.
"Yang mana kalian membesarkan aku?!" Tanya Nika pada Bapak dan Ibu yang hanya bisa diam tidak berani membantah ucapan Nika. Ini pertama kalinya mereka melihat Nika histeris seperti hilang akal sehat. Mengerikan!
"Pokoknya aku tidak mau tahu, kembalikan semua uangku yang Juno curi! Kalau tidak aku akan jual motornya!" Nika melewati Bapak dan Ibu dengan penuh amarah. Mengambil ransel yang ada di atas mejanya dan keluar dari kamar.
Ia berhenti menatap Juno yang mengintip di balik pintu. Juno yang ketahuan langsung menutup dan mengunci pintu kamarnya.
Nika berjalan mendekati kamar Juno. Dukkk!!!! Nika menendang keras pintu kamar Juno.
"Kembalikan semua uangku yang kamu curi! Kalau kamu tidak kembalikan, aku tidak hanya menjual motormu tapi aku akan sebarkan ke semua orang di sekolahmu kalau kamu pencuri!" Ancam Nika yang berhasil membuat Juno ketakutan dan panik di dalam kamarnya.
Tidak! Nika tidak boleh menjual motornya apalagi menyebutnya pencuri ke semua orang! Ia akan digunjing dan tidak bisa menaruh mukanya jika itu menyebar! Ia harus membujuk Ibu dan Bapak untuk mengganti uang Nika. Toh, sisa uang Nika setelah membeli ponsel ada sama Ibu!
Nika keluar dari rumahnya. Tidak peduli dengan tetangga yang bergerombol dan berpura-pura tidak mendengar keributan yang dibuat oleh Nika.
Ia terus berjalan keluar gang dan mengeluarkan ponsel di ranselnya. Menghubungi seseorang yang bisa menampungnya untuk sementara waktu. Ia tidak ingin tinggal di rumah sampai mereka mengembalikan uang Nika.
"Halo, ada apa?" Suara perempuan di seberang telepon terdengar datar. Ia tahu Nika menghubunginya hanya jika ada hal yang perlu.
"Aku mau menginap di rumah kamu."
"Berapa lama?"
"Tidak tahu." Bapak Ibu tidak akan mengembalikan uangnya dalam waktu dekat. Mereka pasti bimbang akan mengganti dengan menjual kembali ponsel yang dibeli atau menggunakan tabungan mereka.
"Oke, tapi jangan lupa belanja bahan makanan. Kamu masak untuk malam ini."
"Aku tidak punya uang."
Terdengar makian dari seberang. "Nanti aku kirim!" Gadis di seberang langsung memutuskan sambungan telepon.
Tak lama terdengar suara notifikasi di ponsel Nika. Notifikasi uang masuk di rekeningnya.
Tidak sia-sia berteman dengan anak orang kaya. Nika tersenyum sinis sambil kembali berjalan.
*******
KAMU SEDANG MEMBACA
Envy
RomanceHal yang paling dibenci oleh Nika terlahir miskin. Ia selalu iri pada teman-temannya yang kaya raya terutama Diva Adikara. Diva terlahir di Keluarga nomor satu di kotanya memiliki semua yang diinginkan oleh Nika. Ia berharap mendapatkan semua yang D...