Bab 7

136 27 0
                                    

Nika gelisah menunggu apa yang akan Kenny lakukan padanya atas perintah Diva. Tetapi sudah dua hari, Kenny tidak melakukan apapun. Nika hanya dapat bernafas lega sesaat baik dari Kenny ataupun Diva. 

Sayangnya, di hari ke tiga Diva malah menghubunginya. Memintanya datang ke rumahnya. Apalagi jika tidak menginginkan Nika membantunya mengerjakan skripsi. 

Jika dulu saat Nika diundang, dia sangat senang, sekarang sebaliknya. Ia benci ke rumah Diva. Bertemu dengan Diva yang bermuka dua dan teman-temannya yang sama sifatnya.

Ingin rasanya menolak, tetapi ia tidak ingin Diva curiga karena ia sama sekali belum pernah menolak permintaan Diva. Terpaksa Nika datang ke rumah Diva. 

Sesampai di sana, perlakuan yang sama selalu diberikan pelayan Diva padanya. Ia tidak bisa langsung masuk ke dalam.

"Aku ada janji dengan Diva." Ucap Nika dibalik pintu yang tertutup rapat. 

"Tunggu sebentar. Saya akan menanyakannya pada nona Diva." Balas pelayan yang biasanya sinis kepada Nika. 

"Tidak perlu." Balas Nika dengan suara tenang. "Kalau Diva sangat sibuk sampai tidak memberitahu kedatanganku, aku akan pergi. Aku masih ada keperluan lain." Lanjut Nika tidak peduli lagi.

"Katakan pada Diva jika ia sibuk, besok saja kami bertemu." Ucap Nika sebelum membalikkan tubuhnya. Persetan dengan orang di rumah ini!

"Tunggu!" Teriak pelayan sambil membukakan pintu rumah. Ia berlari mengejar Nika yang sudah menuruni tangga.

"Nona Diva sudah menunggu kamu." Teriak pelayan itu panik sebelum Nika benar-benar pergi. Ia takut jika nona Diva marah padanya. 

Nika tersenyum sinis sebelum membalikan tubuhnya memasang wajah tenang. "Bukannya Diva belum beritahu kedatanganku?"

"Salah seorang pelayan lupa memberitahu." Jawab pelayan itu sambil tersenyum tetapi NIka bisa melihat kekesalan di matanya. 

Ia membenci Nika yang dari kalangan rendah bisa berteman dengan tuannya. Oleh karena itu ia sengaja membuat Nika menunggu lama di luar. Mempermalukannya sekaligus menyadarkan jika ia tidak pantas masuk di rumah ini.

Sialnya, kali ini Nika malah tidak seperti biasanya menunggu sampai dibukakan pintu! 

"Tunjukan jalannya. Aku tidak mau dianggap lancang masuk ke dalam rumah."

Pelayan itu berjalan lebih dahulu dengan raut wajah kesal. Nika dengan tenang mengikutinya dari belakang. Mereka berjalan ke tempat biasa Diva berkumpul bersama teman-temannya.

"Nona, nona Nika sudah datang." Ucap pelayan itu memberitahu Diva yang langsung berdiri menyambut Nika.

"Nika.." Diva memegang tangan Nika. Sentuhan yang tiba-tiba mengejutkan Nika. Rasanya sentuhan Diva seperti belati tajam yang menusuknya. Mengirisnya pelan-pelan.

"Aku dengar kamus sebentar lagi mau sidang skripsi. Kamu tega tinggalkan kita dan duluan" Ucap Diva sukses membuat Lancy, Valen dan Cherly marah padanya.

"Katanya kita berteman, kenapa kamu diam-diam duluan selesai!" Valen menatap tajam Nika yang duduk di sebelahnya dan Diva.

"Teman apa seperti itu!" Kesal Lancy yang ingin menghajar Nika jika tidak ada Diva. Baginya Nika pengkhianat. 

"Kamu tega, Nika. Kita kerjakan skripsi sama-sama tapi kamu seperti biasa mau unggul sendiri!" Cherly yang biasa tidak menyudutkan Nika, kali ini marah besar. Ia merasa Nika ingin terlihat lebih pintar dari mereka. Ingin meninggalkan mereka yang masih menyelesaikan skripsi. 

"Sudah, mungkin saja Nika mau lebih dahulu selesai. Kita yang memperlambat dia selama ini." Lerai Diva seakan ingin menenangkan amarah teman-temannya. 

EnvyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang