Bab 10

174 24 0
                                    

Nika terbangun dengan rasa sakit disekujur tubuhnya. Terutama bagian sensitifnya yang tadi malam kehilangan keperawanan dan dipaksa melayani Xander entah berapa kali. Nika bahkan tidak dapat berdiri. Ia terjatuh begitu mencoba turun dari ranjang.

Nika yang terduduk di lantai menyadari jika ia sendirian. Ia mengira bangun dengan Xander di sampingnya di tempat tidur atau ditinggal Xander ke kamar mandi. Lalu ia menginterogasinya. Mempertanyakan identitasnya. Mempertanyakan kenapa ia tidur bersamanya.

Ia bahkan siap menghadapi amarah Xander. Bersiap menjelaskan semua pada Xander. Yakin jika Xander tahu nanti kalau ia tidak menjebaknya, Xander akan bersikap baik padanya.

Ternyata Itu semua hanya khayalannya!

Jangankan menghadapi amarah, bahkan ia ditinggal sendirian di kamar. Hanya secarik kertas di meja nakas yang ditinggalkan untuknya. Cek kosong yang dibubuhi tanda tangan Xander.

Sial! Ia pikir aku 'wanita panggilan'! Maki Nika sambil mencoba kembali berdiri sambil menahan tubuhnya di meja nakas. Berjalan walau kakinya gementar.

Nika bersusah payah menunduk mengambil pakaiannya yang dilempar di lantai oleh Xander. Mandi di kamar mandi sampai bersih dan memasang pakaiannya. Lalu keluar dari kamar mandi dan mengambil cek kosong yang ditinggalkan oleh Xander. Melipat cek kosong dan memasukannya dalam sakunya.

Setelahnya, ia pergi dari kamar sebelum melirik seprei dengan bercak darah. Nanti ia akan kembali dan membersihkannya. Ia tidak ingin ketahuan berada di kamar ini.

Nika membuka pintu kamar dan mengintip seperti pencuri. Mengedarkan pandangannya di koridor. Saat semua aman tidak ada seorangpun, ia keluar. Mengunci pintu kamar dan mengantongi kartu dalam saku seragamnya.

Baru beberapa langkah Nika keluar dari kamar, ia mendengar jeritan dari kamar yang ia kenal. Kamar yang ada di ujung lain. Tempat wanita yang menunggu Xander semalam. Ia pikir wanita itu akan pergi setelah lama menunggu Xander yang tidak datang.

Tamu-tamu yang menginap ikut keluar mendengar teriakan Jessy. Terutama tamu yang menginap di dekat kamar Jessy.

Tentu Nika yang pekerja hotel tidak bisa kabur. Ia harus memeriksa tamu yang masih berteriak ketakutan. Ia berusaha berjalan seperti biasa menahan rasa sakit di area bawahnya. Melewati tamu-tamu yang berkerumun di dekat kamar Jessy.

Belum sempat Nika mengetuk, pintu terbuka lebar. Pria setengah baya bertubuh besar keluar hanya memakai celana dalam sambil memegang pakaian menutup tubuhnya.

Nika yang terkejut dengan penampakan yang tiba-tiba berteriak. Begitu juga tamu wanita yang penasaran keluar kamar berteriak melihat pria itu.

"Ada apa ini?!" Tanya seorang pria yang Nika kenal suaranya. Ia yang merencanakan menjebak Xander, Om Jessy.

"Pak Yuda?" Pria itu menatap pria berbadan besar yang menutup tubuhnya. "Kenapa Bapak di kamar ini?"

"Kenapa?! Aku dibawa pelayan ke sini!" Bentak Pria yang dipanggil Pak Yuda ingin membersihkan nama baiknya.

Ia yang tiba-tiba mabuk dibawa oleh seorang pelayan ke kamar ini. Ia tidak ingat apa yang terjadi tadi malam. Saat ia bangun, ia mendapati wanita di tempat tidurnya.

Ia pikir itu wanita disiapkan untuknya tetapi ternyata wanita itu malah berteriak dan memukulnya! Mengatakan jika ia memperkosanya?! Hah! Bahkan wanita yang lebih cantik dan muda dari wanita itu banyak yang rela tidur dengannya!

"Mana pelayan itu?! Aku tidak mau tahu, kalian harus membawanya kehadapanku!" Teriaknya pada Nika yang memakai seragam hotel. Baginya semua pegawai di hotel ini sama! Mereka berkomplotan menjebaknya!

EnvyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang