Bab 34

112 20 2
                                    

Diva menangis seharian dan mengunci diri dalam kamar. Keadaannya mengkhawatirkan Bagas yang mendapat laporan dari pelayan Diva. Bagas segera datang ke rumah Diva, Baginya cucu kesayangannya sangat penting dibandingkan memikirkan desas desus di luar sana.

"Diva, ini kakek. Apa boleh kakek masuk?" Tanya Bagas di luar pintu kamar Diva. 

Tak lama suara kunci di dalam diputar. Diva dengan matanya yang sembab dan wajahnya yang pucat pasi memeluk kakeknya. Menangis keras hingga Bagas ikut sedih sekaligus murka siapa yang membuat cucu kesayangannya menangis seperti sekarang.

"Ada apa? Cerita dengan kakek." Bujuk Bagas sambil membawa Diva masuk ke dalam kamar. Ia memerintahkah pelayan Diva untuk menyiapkan minuman  dan makanan hangat. Hanya Bagas, Diva dan Gunar yang ada di dalam kamar.

"David." Lirih Diva disela tangisnya. 

"Kenapa David?"

"Ia minta putus. Ia minta tunangan kami dibatalkan!" Tangis Diva kembali pecah. Bagas panik menenangkan Diva. 

"Kamu jangan menangis. Kakek akan beri David pelajaran! Berani sekali ia putus dari kamu!"

"Jangan!" Teriak Diva begitu mendengar kakeknya ingin menyakiti David. "Jangan apa-apakan David, Kek." 

Bagas menghela nafas. Diva terlalu baik hati sehingga tidak mau David terluka. Padahal laki-laki itu tidak pantas untuk cucunya! Ia yang menaikan derajat sosial agar pantas menjadi pendamping Diva, sekarang mengkhianti semua yang ia lakukan untuk keluarga laki-laki itu!

"Gunar," Panggil Bagas tidak dapat lagi menahan amarahnya. "Hubungi Aris Wistara. Aku mau ia dan anaknya datang sekarang!"

"Baik, Pak." Gunar keluar kamar. Ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi nomor Aris. 

"Kakek tidak akan melakukan apapun pada David dan Keluarganya, kan?"

"Diva." Bagas bersikap tegas pada cucunya. Kali ini saja. Sudah saatnya  cucunya membunuh sikap lemah lembut seperti Gavin yang dulu. Ia ingin Diva menjadi kuat dan kejam seperti keluarga Adikara yang seharusnya.

"Tidak ada maaf pada orang yang tidak tahu berterima kasih! Jika kamu ingin menikah dengan David, kakek akan minta David dan orang tuanya untuk melanjutkan hubungan kalian. Jika perlu kalian menikah secepatnya."

"Tetapi jika mereka menolak, mereka harus mengembalikan semua yang sudah mereka dapatkan dari Keluarga Adikara beserta bunganya!" 

Diva yang awalnya ingin melindungi David sadar jika yang diucapkan kakeknya benar. Kenapa ia harus lemah saat berhadapan dengan David? Apa karena ia sudah terbiasa bersikap seperti itu karena ia begitu mencintai David?

Ia selama ini membohongi dirinya sendiri jika David mencintainya. Padahal ia tahu David setuju menjadi kekasihnya karena dipaksa oleh orang tua David. Agar bisnis keluarga David dapat sesukses sekarang. Ia tahu itu semua. 

Sekarang ia sadar. Jika ia menginginkan David, ia harus kejam sama seperti dulu. Ia akan melakukan apapun agar David menjadi miliknya. Menikahinya!

"Bagaimana?" Tanya Bagas pada Diva yang terdiam. "Apa kamu mau menikah dengan David atau tidak?"

"Kek, Diva mau menikah dengan David." Ia harus menikahi David! Apapun yang terjadi ia tidak akan membiarkan miliknya juga pergi meninggalkannya!

"Kita tunggu mereka datang. Sekarang kamu makan. Kakek dengar kamu belum makan seharian." Bagas meminta pelayan yang datang membawa makanan dan minuman meletakannya di meja dekat jendela. 

Diva menuruti keinginan kakeknya. Walaupun ia tidak nafsu makan, ia tetap menyuapkan makanan ke mulutnya. Sesekali ia melirik pintu. Menunggu kabar dari asisten kepercayaan kakek menyelesaikan tugas yang diberikan kakek. 

EnvyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang