Bagas mengusap dadanya yang hampir berhenti berdetak. Gavin sangat keterlaluan! Apa ia ingin dirinya mati terkena serangan jantung?!
Gavin menyodorkan gelas berisi air mineral pada Bagas. "Daddy harus tenangkan diri." Gavin sama sekali tidak merasa bersalah. Seakan bukan dirinya penyebab kondisi Bagas yang mengenaskan.
"Tenang?! Apa kamu tidak lihat yang kamu lakukan?!" Bagas menghentakan gelas ke atas meja nakas. "Semua orang membicarakan keluarga Adikara! Nama keluarga yang sudah dijaga hancur!"
Ia bisa membayangkan dirinya menjadi bahan tertawaan tidak hanya oleh para musuhnya akan tetapi juga koleganya. Semua orang menertawakannya! Tidak hanya anak luar nikah yang ia miliki tetapi juga seorang mantan narapidana!
"Daddy, kita tidak bisa menyembunyikan masa laluku. Paman pasti akan menyebarkannya besok jika semua orang tahu langsung dari mulutku."
Ucapan Gavin ada benarnya. Dua saudaranya sangat licik! Mereka selalu menyerangnya! Geram Bagas yang sangat marah besar mengingat dua saudaranya.
Sayang ia sudah berjanji pada ayahnya untuk mengampuni kesalahan saudaranya apapun yang mereka lakukan. Jika ia tidak berjanji, sudah dari dulu ia habisi mereka!
"Lagipula ada orang yang mendukung alasanku menjadi seorang pembunuh."
"Jangan katakan itu!" Bagas tidak suka mendengar Gavin menyebut dirinya seorang pembunuh!
Seandainya begitu Gavin tahu wanita murahan itu selingkuh, ia seharusnya memberitahu Bagas! Bagas akan menyingkirkan orang yang Gavin inginkan dengan cara bersih! Ia menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi dua orang yang Gavin benci.
"Daddy, masa laluku tidak dapat ku ubah." Gavin duduk di tepi ranjang di samping Bagas. "Ini juga menjadi kesempatanku untuk memberitahu semua orang jika aku bukan orang yang kejam dan tidak mudah diinjak seperti yang diinginkan daddy dulu."
Sikap Gavin semakin berubah semenjak ia berada di penjara. Banyak orang bayaran kedua pamannya berniat menghabisinya. Ia yang dilindungi Bagas dalam tahanan, akhirnya menyadari ia tidak bisa selalu berlindung. Ia harus melawan. Menjadi orang yang kejam dan ditakuti oleh tahanan lainnya.
Tentu saja Bagas yang menerima laporan sangat senang akan perubahan Gavin. Dari dulu ia memang ingin Gavin berubah agar menjadi orang yang kejam. Tidak memiliki rasa belas kasih. Ia ingin Gavin menjadi seorang yang tangguh dan cerdik sehingga ia tidak mudah dimanipulasi terutama oleh dua saudaranya yang mengincar Gavin.
Sayangnya Gavin pada waktu itu memberontak darinya. Ia merasa Bagas tidak memiliki hak untuk mengaturnya. Sampai akhirnya Gavin sadar jika apa yang dikatakan Bagas benar. Gavin terlalu baik sehingga mudah masuk dalam jebakan orang lain.
Bagas menyesalkan sikap Gavin yang dulu menurun pada cucu kesayangannya. Akan tetapi Bagas tidak ingin menuntut Diva seperti saat dulu ia lakukan pada Gavin. Ia hanya bisa melindungi Diva dari siapapun yang berani memanipulasi, menyakiti bahkan membuat cucunya sedih.
"Tetapi apa harus kamu memberitahu semua orang jika kamu ayah kandung Diva?"
"Semua orang bisa melihat jika aku mirip dengan Diva. Dibandingkan rahasia terbongkar oleh orang lain, bukankah kita harus mengatakannya lebih dahulu?"
"Tapi..." Bagas tahu yang dikatakan Gavin selalu benar. Tindakannya tepat tapi juga salah. Cucunya sekarang pasti sedang sangat syok ditambah orang-orang membicarakannya.
"Daddy, dibandingkan memikirkan hal yang sudah terjadi, bukan kah daddy seharusnya memutuskan untuk membatalkan perjanjian daddy dan Xander?"
"Membatalkan?" Janji Xander ia penuhi. JIka semua orang tahu ia membuat janji itu, malah semua orang semakin menunjukan jari padanya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Envy
RomanceHal yang paling dibenci oleh Nika terlahir miskin. Ia selalu iri pada teman-temannya yang kaya raya terutama Diva Adikara. Diva terlahir di Keluarga nomor satu di kotanya memiliki semua yang diinginkan oleh Nika. Ia berharap mendapatkan semua yang D...