Pesta pernikahan adat Diva dan David berlangsung meriah. Banyak tamu undangan yang hadir memadati ballroom yang dihias begitu indah sesuai dengan adat keluarga Adikara.
Sayangnya kemeriahan pesta tidak dirasakan Diva. Diva menunggu dengan gelisah. Sesekali ia menatap ponselnya.
"Apa kamu sudah menemukan siapa yang mengirim video ini?" Tanya Diva pada Maora yang terdiam tidak berani menjawab. Ia meminta Maora untuk mencari tahu pemilik nomor yang mengancamnya sejak minggu lalu!
"Maaf, saya sudah berusaha tetapi tidak menemukannya. Nomor itu tidak dapat dilacak." Jawab Maora tidak menatap Diva. Bahkan disaat wajah Diva yang diriasi begitu cantik tidak dapat menutupi aura amarahnya.
Beruntung hanya mereka berdua yang ada di kamar. Setelah selesai berias dan berganti pakaian, Diva meminta semua orang keluar menyisakan Maora sendiri bersamanya.
"Tidak bisa?!" Sangat tidak mungkin! Siapa yang berani mengancamnya?!
"Aku tidak mau tahu! Kamu harus menemukan orang itu!" Bentak Diva pada Maora yang ketakutan. Kenapa ia punya asisten yang tidak bisa kerja!
"Baik, Nona." Maora langsung keluar. Ia tidak mau berlama satu ruangan dengan Diva. Bahkan di hari pernikahannya saja wanita itu tetap menakutkan! Apa ia tidak khawatir orang-orang tahu sifat aslinya?!
"Ada apa?" Tanya Valen mendekati Maora yang kaget akan kehadiran Valen.
"Bukan apa-apa." Maora mengusap dadanya.
Tentu saja Valen tidak percaya. Ia sangat mengenal asisten Diva yang selalu ketakutan dan mudah terkejut jika gagal memenuhi perintah Diva.
"Cerita saja. Siapa tahu aku bisa membantumu."
Maora ragu. Tetapi ia tidak punya pilihan lain. Lagipula Valen teman Diva sekaligus pesuruh Diva. Ia pasti dapat membantunya.
"Aku tidak bisa mengatakannya disini." Bisik Maora tidak ingin ada yang tahu apa yang sedang dihadapi Diva.
"Kita bisa bicara di kamarku." Tawar Valen yang disetujui Maora. Asisten Diva sangat mudah dibujuk. Ckckck! Kenapa orang seperti ini dipekerjakan di Keluarga Adikara terutama ditempatkan menjadi asisten Diva?
Valen membawa Maora ke dalam kamar tempat ia menginap. Hanya mereka berdua yang ada di dalam.
"Sekarang hanya ada kita berdua." Valen meminta Maora duduk di sofa.
Maora terharu. Ternyata Valen lebih baik daripada Diva. Ia bahkan memintanya duduk tanpa memandang jika ia hanya seorang asisten. Tidak seperti Diva!
"Nona Diva mendapat pesan ancaman." Maora membuka rahasia yang selama ini disimpan Diva.
"Pesan ancaman? Dari siapa?" Tanya Valen seakan terkejut mendengar ucapan dari Maora.
Benar. Ternyata bukan hanya dirinya yang terkejut begitu Nona Diva memintanya mencari tahu pemilik orang yang mengancamnya. Bahkan Valen pun juga tidak akan percaya seorang Diva Adikara diancam!
"Itu.. saya masih belum menemukannya. Orang itu mengunakan nomor sekali pakai dan tidak dapat dilacak."
Tidak dapat dilacak? Untuk seorang Adikara sangat tidak mungkin tidak bisa melacak orang yang berani mengancam mereka. Kecuali jika orang itu juga salah satu Keluarga elit. Tetapi siapa? Siapa yang begitu membenci Diva? Apa itu Nika?
"Aku akan membantumu." Valen ingin tahu siapa yang sebenarnya pelakunya. Jika benar itu Nika, tentu saja ia senang. Ia dan Diva akan saling menghancurkan satu sama lain.
Tetapi jika bukan, ia akan menyimpan rapat. Ia ingin Diva hancur oleh orang itu.
"Terima kasih, Nona Valen." Maora lega. Valen pasti akan membantunya. Apalagi Valen berasal dari keluarga kaya raya yang memiliki banyak relasi. Ia pasti bisa mencari tahu orang itu. Lalu tugasnya akan selesai dan ia tidak akan dimarahi Nona Diva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Envy
RomanceHal yang paling dibenci oleh Nika terlahir miskin. Ia selalu iri pada teman-temannya yang kaya raya terutama Diva Adikara. Diva terlahir di Keluarga nomor satu di kotanya memiliki semua yang diinginkan oleh Nika. Ia berharap mendapatkan semua yang D...