Setelah selesai mengubungi Nattan. Ia melihat lelaki yang tadi selesai mandi. Lelaki itu terlihat begitu lucu karena baju yang ia pakai begitu besar. Seperti dilahap.
"Sepertinya aku salah ukuran." Hyejin menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Tidak papa. Pergilah kekasur dan istirahatkan tubuhmu, aku akan memasak makan malam." sambungnya.
Lelaki itu menurut. Ia pergi ke kasur membalut tubuhnya dengan selimut berwarna putih, sembari menunggu Hyejin.
Hyejin membuka kulkas, mengambil beberapa bahan makanan. Ia berencana membuat sup tahu dan tonkatsu (ayam goreng). Hyejin membersihkan ayam, memotong bawang dan tahu.
Sembari menunggu matang. Hyejin menyiapkan piring dan mangkuk dimeja makan. Ia juga memanggil lelaki tadi karena makanan sudah hampir siap.
Hyejin memindahkan masakan kewadah yang ukuranya lebih kecil, lalu menyusunya diatas meja makan. Aroma dari makanan menyebar keseluruh ruangan.
"Silahkan dimakan." ucap Hyejin hangat.
Tetapi lelaki itu terdiam sembari melihat kearah makanan yang menggugah selera.
"Jika kau tidak memakannya, aku akan menggorok lehermu." sambung Hyejin tersenyum.
Lelaki itu menelan ludah dan akhirnya mengambil sendok dan mulai memakan masakan dimeja.
Satu sendok kuah sup berhasil lolos melalui mulutnya, lelaki itu kaget karena makanannya begitu enak.
"Sudah berapa hari kau tidak makan?" tanya Hyejin disela-sela makan.
Lelaki itu menyelesaikan mengunyah makanan terlebih dahulu. "lima hari."
Hyejin tersentak, "Lalu bagaimana kau bertahan hidup?"
"Diruangan gelap itu ada pipa yang bocor dan mengeluarkan sedikit air, aku selalu minum dari sana." ucapnya sembari melanjutkan makan.
Hyejin terdiam, ia kembali terkejut. Ternyata orang dihadapanya mengalami hal yang lebih sulit darinya. "Lalu... Siapa namamu?"
"Jungwoon... Namaku Jungwoon."
"Jungwoon? Nama yang indah. Tapi dimana orang tuamu?"
Jungwoon menundukan kepalanya. "Yang terkahir aku ingat... Aku berada dipanti asuhan, beberapa orang mencoba untuk mengadopsiku tapi..."
Hyejin sadar lalu menyuruhnya untuk melanjutkan makan. "Sudah sudah. Habiskan makananya, enak kan?"
Semangatnya kembali, ia menggangguk dan kembali makan dengan lahap. Hyejin tersenyum dan mulai mengambil sendok.
Mendengar semua penjelasan dari Jungwoon, hati Hyejin benar-benar sakit mendengarnya. Sekilas dibenaknya untuk menjadikan Jungwoon sebagai adiknya, tapi resikonya bagaimana jika nanti dia kabur dan memberitahu semua orang? Apakah dia hanya berpura-pura lemah?
Tapi ketika melihat Jungwoon begitu lahap makan, Hyejin merasa bahagia. "Kau ingin menjadi adiku?" tanyanya.
Mendengar apa yang dikatakan Hyejin. Jungwoon menaruh sendok makanya. Ia mengangguk pelan.
Melihat jawaban yang diberikan Hyejin tersenyum kecil, "Baiklah. Mulai detik ini kau adalah adik dari seorang pembunuh." goda Hyejin.
∞•Ω•∞
Alarm berbunyi pertanda waktu pagi telah tiba. Hyejin mengucek matanya sekilas lalu mencari keberadaan dari alarm yang berdering. Tangannya yang lain menekan alarm agar mati, lalu tak lama melihat kearah jam.
Pukul 05:00
Hyejin langsung beranjak dari kasur pergi kekamar mandi. Setelah mandi, ia membuat sarapan sekaligus makan siang untuk adik kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE BLOOD
Teen FictionSeorang gadis kecil yang seharusnya tumbuh dengan belaian kasih sayang dan didikan baik dari orang tua. Kini ia harus menerima takdir dari kehilangan ibunda tercinta. Tumbuh menjadi wanita berdarah dingin, hanya sekedar untuk membalaskan dendam. A...